"Lupa?"
Farhan mengangguk, sembari memberikan isyarat pada Morin untuk mengontrol perilaku sebab, ada yang memperhatikan mereka.
Namun, bukan Morin namanya jika gampang menyerah dengan apa yang diinginkannya, ia segera menyeret lengan Farhan dan melangkah mendekati Pak Hanzie yang saat itu masih memperhatikan dirinya.
"Pak, karena masalah di sini sudah selesai, apakah kami boleh pulang? Kami juga punya masalah yang harus kami selesaikan berdua!"
Morin bicara demikian, ketika sudah berada di hadapan Pak Hanzie.
"Oh, baiklah, kalian perlu bantuan?"
"Tidak, Pak! Kami, tidak perlu bantuan, sebab ini masalah masa depan kami berdua!" tolak Morin dengan nada suara yang tegas.
Farhan melotot ke arah Morin, karena merasa ucapan wanita itu berlebihan, tapi Morin tidak peduli, baginya apa yang sudah ia ucapkan itu adalah sesuatu yang memang sudah ia niatkan dalam hati.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com