webnovel

Ku lepas kau dengan bismillah

Miranda amat sangat menentang poligami, tetapi pada akhirnya dia sendiri yang meminta suaminya Damar untuk menikahi Kinanti. Tidak ada alasan lain kecuali uang! Miranda mencintai suaminya, namun uang tidak lebih dari separuh hidupnya. Hingga dia rela mengizinkan suaminya berpoligami dan menikahi wanita kaya. Bagaimana kehidupan Miranda atas keputusan terbesarnya membiarkan Damar jatuh pada gadis kaya dan berhati lembut seperti Kinanti ? akankah dia bisa hidup bersama madunya sendiri?? Simak kisahnya ya dan terus dukung saya untuk terus berkarya ^^

A_blue · Urbain
Pas assez d’évaluations
29 Chs

Chapter 10

Tok!tok! tok!

Seorang sekretaris mengetuk pintu ruangan owner. Kinanti menghentikan pekerjaannya lalu mempersilahkan Nania sang sekretaris masuk .

"maaf Bu,, ada tamu menunggu ibu diruang tamu.." ucapnya sopan

"siapa?"

"maaf Bu orang itu tidak mau menyebutkan nama, beliau bilang ingin bertemu ibu..."

Kinanti mengerutkan dahi "laki-laki atau perempuan?"

"laki-laki Bu...,"

"baik lah beritahu sebentar lagi saya kesana" titah wanita itu masih bingung.

"baik Bu,, permisi.." Nania pamit undur diri segera menyampaikan titah dari atasannya kepada tamu yang enggan disebutkan namanya, sebenarnya Nania tahu namun si empu bilang dia ingin memberikan kejutan untuk bossnya itu.

.

Dalam sekejap Kinanti tiba diruang tamu kantor yang berjarak tidak jauh dari ruangan nya sendiri.

Tampak seorang pria menggenggam buket bunga ditangan. Kinanti ternganga, dia mengenal pria yang kini berada dihadapannya.

"kak Radit??" tanyanya nyaris tidak percaya.

Pria yang baru saja disebut namanya tersenyum simpul.

Dia Radit Mahendra!! seorang pengusaha dan juga teman Fabian kakaknya Kinanti. Mereka berkenalan beberapa tahun belakangan. Fabian malah ingin menjodohkan mereka berdua. Namun Kinanti tidak menunjuk kan sinyal bahwa dia bisa membuka hati untuk pria tampan teman kakaknya itu.

Radit baru saja pulang dari Swiss untuk urusan bisnis. Lama mereka tidak bertemu baru kali ini pria yang mengenakan Coat hitam itu memberanikan diri untuk datang ke perusahaan Kinanti.

"kejutannnn..." seru pria berlesung pipi diatas kulit putih bersih, senyumnya sangat memesona, bahkan bisa meluluhkan gunung es sekalipun, banyak gadis yang ingin berkencan dengannya, kecuali Kinanti!

Kejutan?? yah ini kejutan bagi Kinanti!

"assalamualaikum kak... apa kabar mu?" Kinanti memberikan salam, tidak ada raut wajah gugup terlukis di wajah cantik itu, seperti biasa,, reaksinya akan terlihat datar.

"wa'alikumsallam kabarku baik .." ujar Radit kembali tersenyum lalu menyodorkan buket bunga ditangan. "Maaf ya aku terpaksa kekantor karena beberapa hari ini aku ke apartemen tapi disana kosong...,"

Kinanti menggigit bibir bawahnya.

"aku sudah tidak tinggal diapartemen lagi kak.."

"benarkah? jadi kamu sudah pindah?"

"ya.." angguk Kinanti

"kebetulan sekali, aku kesini mau mengajak kamu makan malam, nanti sekalian aku antar biar aku tahu kamu pindah kemana.."

Gleeekkk!

Kinanti menelan Salivanya. Radit mungkin belum mendengar dari Fabian tentang pernikahannya dengan Damar!

"bisa kan?" pertanyaan Radit membuat gadis yang menata rambut sedikit curyl dibagian bawah itu terhenyak.

"ah.. ya maaf kak... aku mungkin tidak bisa.." tolak Kinanti berusaha selembut mungkin agar teman kakaknya tidak tersinggung.

Biasanya jika Radit mengajak Kinanti sekedar makan malam atupun menemani kesuatu acara Kinanti selalu tidak enak hati untuk menolak, tapi kali ini keadaan sudah berbeda, kinanti seperti menyimpan sesuatu.

Radit bergeming dengan penolakan barusan.

"kamu sibuk?"

"hmmm... bukan.. cuma..."

ah... Kinanti bingung harus memulai darimana, tapi pria yang sudah secara terang-terangan menyatakan perasaannya itu harus tahu tentang status dirinya saat ini.

"aku baru tiba dari Swiss kemarin lusa,, dan aku akan kembali ke sana beberapa hari kedepan,, mungkin kita bisa ..." ujar Radit coba menjelaskan maksud dan tujuan kedatangan dirinya.

"aku sudah menikah kak..." sela Kinanti tanpa jeda menunggu pria berambut kecoklatan itu menyelesaikan ucapannya.

Radit terbelalak, " hahahha...kamu mau bercanda??." cibirnya tertawa kecil. Sampai kemarin semua masih baik-baik saja, tidak ada kabar berita apapun tentang pernikahan yang orang-orangpun akan mengira pasti sebuah pesta besar, mengingat Kinanti bukan berasal dari keluarga sembarangan.

"apa.... aku terlihat sedang bercanda kak?" jawab Kinanti lugas.

deg!

Seorang Radit Mahardika kecolongan, dia pernah berniat untuk mengkhitbah putri bungsu keluarga Hendra Radjasa, adik dari temannya Fabian sepulang dari Swiss. Kali ini dia akan secara resmi meminang melalui ayahnya Kinanti., tapi apa yang dia dengar saat ini cukup untuk meruntuhkan semua niatan baiknya.

Keadaan jadi hening, sebelum Radit melanjut kan ucapannya dengan suara bergetar "ah.. tapi Fabian tidak memberi tahu kabar baik ini.."

"ya... semua terjadi terlalu cepat kak... maaf tidak memberi kabar lagi" ucap kinanti tenang

Radit terhenyak, dia menatap sekilas wajah yang dulu sangat ia inginkan saat dia terbangun dipagi hari wajah lembut yang akan dia lihat pertama kali. Bahkan pria itutelah menyiapkan cincin untuk melamar Kinanti saat makan malam mereka.

Meskipun terpaksa senyum sumringah tetap terlukis diwajah tampan pria yang lebih tua lima tahun dari Kinanti "baiklah... aku ucapkan selamat untuk kamu dan suami... "

"terimakasih kak..." sahutnya mengulas senyum simpul.

"siapa? apa aku boleh tahu siapa suami mu? mungkin aku mengenal nya.."

Kinanti tertunduk sejenak, hingga dia kembali bisa menatap kilatan mata penuh selidik dari pria dengan tinggi 175cm yang duduk dihadapannya.

"ya.. kalian saling mengenal..."

"benarkah..?dia pengusaha juga atau seorang dokter" selidik Radit karena yang dia tahu selain dirinya ada seorang dokter yang ia tebak juga menyukai gadis lembut namun misterius ini.

" dia sangat dekat dengan ku....."

deg!

deg!

.

Radit menyeret langkah cepat. Terngiang di telinganya sepenggal nama yang menggema didalam otaknya. Persis seperti lagu yang diputar berulang-ulang hingga membuat perasaannya menjadi muak!!

"aarggghhhh...." raungnya dibalik kemudi, dia melaju melesat cepat, satu nama yang tak akan pernah ia percayai seumur hidup telah berhasil mendapatkan gadis yang cukup sempurna seperti Kinanti!

Damar! seorang Damar yang tak lain dan tak bukan hanya seorang asisten pribadi, kini mendapat kedudukan menjadi suami dari pemilik perusahaan.

Memang bukan dosa besar, siapapun berhak mencintai dan dicintai, termasuk dalam hal mencari pendamping hidup, tetapi Damar bocah tengil sudah beristri dan punya anak, lalu sekarang bisa memiliki Kinanti!

Why?!!

Kenapa harus asisten itu??!!!

Radit mengambil gawainya lalu menelpon seseorang diseberang sana.

"batalkan acara makan malam ku..." Titah Radit pada seseorang yang dia hubungi.

Yeah! dia harus membatalkan rencana makan malam sekaligus rencananya untuk meminang wanita yang kini tidak sendiri lagi.

Radit menghembuskan nafas kasar, dia benar-benar sangat kesal. Saat ini dia belum bisa memikirkan apapun kecuali kemarahan yang begitu membuncah didalam dadanya.

.

Disisi lain Kinanti bersikap biasa saja seolah dia tidak tahu bahwa ada sepotong hati yang porak poranda karena harus menerima kenyataan bahwa dia sudah ada pemiliknya.

Sejak awal, dia memang kurang tertarik pada pria yang dikelilingi banyak gadis itu. Pernah

ingin mencoba membuka hati namun perasaannya terhadap Damar lebih besar dari apapun.

Kenapa harus Damar?

Dia pun bertanya dalam hati, sejak mereka dekat dimasa kuliah, hingga pria itu menyukai Miranda sampai mereka menikah, kinanti tetap menjadi orang ketiga yang menunggu Damar akan menjadi miliknya.

hufft! Radit nyaris jadi pelarian saat itu, jika saja kesempatan untuk mendapatkan Damar tidak pernah datang padanya.

Kinanti,... dia hanya cukup satu alasan untuk bertahan dan seribu alasan untuk pergi, tapi dia memilih satu alasan.

Dan alasan itu yang membuat gadis bermata coklat belum bisa melepaskan lelaki yang dia cintai dengan bismillah.

Dia masih ingin disisi Damar hingga nafas terakhir. Cintanya tidak akan pernah memaksa, dia hanya akan punya kesempatan untuk menunggu, dan suatu saat pria yang ia cintai tahu bahwa dialah wanita yang akan selalu menantinya hingga ujung waktu.

Tidak mudah membiarkan orang yang kita cintai bersama dengan orang yang dia cintai, itulah pengorbanan cinta yang sebenarnya.