Alice berjalan menuju ke temannya itu dengan sepiring nasi di tangannya. Ia segera duduk di samping teman barunya itu.
Di lepasnya perlahan masker yang menutup mulutnya. Ia terus memandang ke arah adrian. Namun adrian tak memandang sedikit pun ke arah alice.
" oya nama kamu siapa" ucap teman barunya itu
" aku alice" ucap alice tersenyum ke arah temannya.
" aku zahra" ucap tamannya itu dengan tersenyum manis ke arah alice.
" oya nanti setelah makan kita harus segera menuju ke ruang rapat di lantai 2. Mereka akan segera mengadakan rapat lagi. Jadi sebelum mereka masuk ke ruang rapat kita harus sudah membereskan dan membersihkan semua di dalam ruang rapat itu" ucap zahra.
Alice hanya tersenyum ke arah zahra, ia segera memakan lahap makannya itu. Tiba tiba ia terhenti memakan membayangngkan adik dan ibunya yang masih belum makan di rumah. Sedangkan dia sendiri sudah makan enak disini.
" ayo kita segera pergi dari sini" ucap zahra. Ia menggandeng tangan alice dan beranjak pergi dari kantin. Di tinggalnya piring itu di atas meja.
Adrian dari tadi masih berbicara dengan rekan bisnisnya tersadar dan menoleh ke arah alice yang sudah berjalan pergi.ia mengingat seperti pernah bertemu dengan dia. Namun ia lupa dimana dan siapa dia.
Ia terus memikirkan wanita itu namun ia tak melihat dengan jelas wajah wanita itu.
~○~
Alice dan zahra mulai membersihkan ruang rapat mereka membagi tugas masing masing. Zahra membersihkan kaca sedangkan alice membersihkan meja di ruang rapat. Mereka dengan cepat mengerjakan tugasnya satu persatu tugas itu selesai dalam sekejap. Zahra melihat jam tangannya yang hanya kurang 5 menit lagi ia harus selesai membersihkan semuanya.
Mereka segera merapikan kursi dan barang barang di ruang rapat segera dan tepat waktu.
Gak lama kemudian seseorang membuka pintu ruang rapat itu dan mulai masuk.
Untunglah mereka sudah selesai membersihkan semua tepat waktu.
Terlihat sosok pria tampan berbadan tinggi dengan kulit putihnya dan jas hitam dasi abu abu di badannya terlihat sangat elegan dan sangat tampan.
Namun alice dan zahra hanya berdiri menundukkan kepalanya tanpa berani menatap ke arah pria itu.
Pria itu segera duduk di bangku rapat ia duduk dengan kaki menyilang. Tangan di atas bahu kursi. Dan tangan kiri melonggarkan dasi abu abunya itu.
Alice melirik ke arah pria itu sebentar, pria itu yang tersadar alice melihat ke arahnya ia memanggil alice. " hey kamu sini" ucap pria itu.
" zahra dan alice menatap ke arah pria itu.
" siapa pak, saya" ucap alice menunjuk dirinya .
" iya kamu sini" ucap pria itu yang masih duduk santai.
Alice segera mendekat ke arah pria itu. Ia berdiri di depannya tanpa berani melihat wajah pria itu, Ia hanya menundukkan kepalanya.
" gak usah nunduk, lihat ke arahku" ucap pria itu.
Sintya perlahan mengangkat kepalnya dan menatap pria itu. Ia sempat kagum melihat wajah tampan pria itu dengab mata hitam yang begitu indah di pandang.
"Nah gitu, sekarang kamu buwatin aku kopi" ucap pria itu.
" tapi pak tugas aku di sini cuma bersih bersih, bukan buwat kopi untuk tamu" ucap alice dengan nada polosnya.
Pria itu beranjak mendekatkan wajahnya ke muka alice yang berdiri di depannya.
" kamu berani nolak perintahku, aku bisa bilang ke bos kamu untuk pecat kamu" ucap pria itu dengan wajah tepat di muka alice. Alice yang malu di tundukkan kepalanya. Tanpa menjawab lagi ia segera beranjak pergi untuk membuat kopi pesanan pria itu.
Di setiap jalan ia terus bergumam tentang pria itu. " dasar pria aneh, udah tahu tugas aku apa malah suruh bikin kopi" ucap alice yang berjalan masuk ke dapur dan mulai membuat sebuah kopi untuknya.
Selesai membuat kopi ia segera pergi membawa kopi itu ke ruang rapat. Di bukanya perlahan pintu ruang rapat itu dengan tangan yang masih membawa nampan berisi secangkir kopi.
Ia tak menyadari di ruang rapat sudah ada berbagai orang pria hingga wanita yang sudah duduk di sana. Sedangkah zahra sudah pergi dari ruang rapat itu. Ia segera berjalan mendekati pria itu, tak sampai di depannya seorang membuka pintu dan berjalan terburu buru masuk ke dalam tanpa melihat di depannya. Ia menabarak alice hingga kopi itu tumpah mengenai baju seseorang itu. Semua orang melihat ke arah alice. Termasuk pria yang menyuruh dia bikin kopi. Ia hanya tersenyum memandang ke arah alice.
Alice hanya mendukkan kepala minta maaf, tapi seorang pria itu marah pada alice dengan mengambi tisu di meja ia mulai membersihkan bajunya.
Alice yang hanya membawa sapu tangan mencoba membersihkan baju pria itu. Di tepisnya tangan alice dari dadanya.
" jangan menyentuhku" ucap seseorang pria itu.
Alice mengangkat kepalanya mencoba melihat pria itu. Ia tak menyangka pria yang menabraknya tadi adalah adrian.alice menatap adrian ia berfikir kadang dia baik dan lembut tapi kenapa sekarang dia jadi kasar.
Adrian melihat ke arah alice, ia teringat wanita yang pernah menamparnya kemarin. Ia semakin marah ketika ia mengingat wanita itu adalah alice. wanita yang pernah menamparnya dulu
" kamu lagi??, ngapain kamu disini pergi dari sini aku gak mau melihat mukamu lagi di sini" teriak adrian dengan tangan menunjuk ke arah luar pintu di belakangnya.
Alice yang terkejut mendengar ucapan adrian ia meneteskan air mata dan berlari pergi dari ruang rapat itu . Semua mata masih memandang ke arah alice pergi.adrian yang menyadari alice menangis ia merasa sebentar merasa bersalah kata katanya yang begitu kasar ke alice. Namun ia tak perdulikan alice yang pergi begitu saja. dia masih tetap membersihkan jasnya yang kotor dengan tisu yang di ambilnya tadi.
Pria yang menyuruh alice bikinkan kopi tadi beranjak berdiri dan bergegas berjalan keluar dari ruang rapat itu. Ia mencoba mengejar alice pergi. dia terus berjalan mencari alice pergi. Hingga ia bertemu alice di luar kantor sedang duduk sendiri di halaman kantor, meratapi kejadian tadi. wajahnya terlihat sangat sedih sepertinya ia sangat terpukul akibat perkataan adrian tadi. ia mencoba berjalan perlahan mendekati alice .
~○~
Alice yang mengingat ibu dan adiknya di rumah terus menangis ia gak mau kehilangan pekerjaan lagi. Ibu dan adiknya butuh makan.Pria itu mencoba berjalan mendekati alice.
" kamu gak papa" ucap pria itu.
Alice terus menangis. pria itu bingung melihat alice terus menangis.
"Apa aku salah, kenapa aku selalu di pecat dari kerjaanku" ucap alice.