webnovel

Ku Korbankan Cintaku

perjuangan cinta yang tak terbalas membuatnya harus menderita di atas cinta yang ia jalani. ia harus merelakan orang yang dia cintai demi melihat orang yang di cintainya bahagia. kisah cinta yang berujung manis menghampiri alice gadis sederhana dengan berbagai semangat untuk hidup. hingga akhirnya ia harus hamil dengan anak yang tidak pernah tahu ayahnya siapa. hanya sosok pria yang selalu mendampinginya dan membuat dia berjuang untuk terus hidup. siapakah nanti sosok pria yang ia cintai,?? apa dia kembali pada masa lalu?? atau dengan pria lain yang mampu membuat dia bahagia.??

Imas_gustina · Romance
Pas assez d’évaluations
30 Chs

Bab 29

Selesai makan alice dan karin bergegas membereskan semua piring di meja. Adrian terlihat sangat asyik bermain dengan briyan tanpa memandang alice berjalan melewatinya.

" nak adrian bisa antar ibu jalan jalan keluar sebentar ibu sangat bosan di rumah" kata ibu alice.

Adrian berhenti bermain memandang ibu alice. Ia beranjak berdiri berjalan mendekati ibu alice. " pasti aku akan antar ibu jalan jalan ke luar" ucap adrian tersenyum memandang ibu alice.

" briyan kamu mau ikut ibu atau bantu kakak kamu di dapur" tanya ibu alice pada briyan di depannya.

" lebih baik kita bertiga pergi keluar, gimana briyan" ucap adrian dengan nada gembiranya.

Adrian mendorong kursi roda ibu alice perlahan keluar rumah. Ibu alice melihat pemandangan sekitar rumah yang begitu familiar di ingatannya.

Rumah yang mengingatkan pada suami yang pernah menghianatinya. Ibu alice terus memandang rumahnya dari depan. Ia semakin teringat masa lalunya dan masa lalu alice. Pertama ia bawa alice pergi dari tempat lahirnya dan merantau di kota agar orang tua kandung alice tidak menemukannya.

" ibu kenapa diam apa ada masalah dengan rumah ini" kata adrian duduk jongkok di samping kursi roda ibu alice. Ibu alice tersenyum terus memandang rumahnya " tidak ada apa apa nak adrian, ibu hanya teringat masa lalu ibu" kata ibu alice dengan wajah terlihat tampak menahan kesedihannya.

" nak adrian tolong antar ibu ke taman" ucap ibu alice memandang adrian di sampingnya.

" baik, ayo briyan kita selanjutnya pergi ke taman" ucap adrian beranjak berderi dan mulai mendorong kursi roda ibu alice menuju taman. Langkahnya terdiam tepat di depan taman, ia teringat alice pasti kawatir ibunya pergi tanpa memberi tahunya.

" briyan kamu disini dulu ya, aku coba tepfon kakak kamu" ucap adrian mengambil ponsel di saku dan beranjak pergi.

" alice, kamu pasti nyari ibu kamu ya?" Ucap adrian mencoba menggoda alice di balik telfon.

" kamu bawa kemana ibu aku, dia lagi sakit tidak seharusnya kamu bawa ibu aku keluar" teriak alice dari balik ponsel itu.

Teriakan alice membuat adrian menjauhkan ponsel dari telingannya. " dasar cewek cerewet teriakannya kenceng banget bikin telingaku berdengung" ucap adrian dalam hati.

" hey kamu dengar gak apa yang aku bilang. Cepat bawa ibu pulang atau gak aku akan memukulmu kalau sampai aku menemukanmu" teriak alice. Adrian masih menjauhkan ponselnya dari telingannya.

" bawel, jangan kawatir aku pasti jaga ibu kamu" uteriak adrian dan langsung menutup telfonnya. Ia beranjak mendekati briyan dan ibu alice di belakangnya.

Briyan menarik jas adrian membuat adrian jongkok dengan satu akki di tekuk." kak apa kakak alice marah sama kak adrian ya. Memang kak alice begitu kak sangat bawel aku saja gak bisa berkutik sama sekali. Dan baru kali ini aku dan ibu bisa jalan jalan seperti ini rasanya bebas banget kak. Dulu kak alice pernah ngajak kami jalan jalan tapi semenjak kejadian ibu kecelakaan dan menderita lumpuh kak alice sudah tidak mengizinkanku dan ibu pergi keluar rumah lagi" ucap briyan.

Briyan merasa sangat lega akhirnya sejak 3 tahun tidak pernah keluar tumah sekarang dia bisa meraskan dunia luar kecuali dunia sekolah. Hari harinya penuh dengan sekolah dan di rumah.

Adrian membelai lembut rambut pendek briyan, " sekarang kakak akan selalu ngajak kamu jalan berdua sama ibu kamu, kakak janji akan selalu jaga kalian dan gak akan terjadi apa apa lagi pada kalian" ucap adrian membuat hati briyan merasa tenang.

" nak adrian ibu juga minta tolong jaga alice ya, jangan pernah buwat dia menangis karena ibu tidak pernah melihat dia kenangis karena cinta. Dia tidak pernah pacaran sebelumnya sedangkan pacaran kekasih saja dia tidak pernah punya. Jangan beri dia harapan jika harus menyakiti perasaanya . Tolong jaga dia nak adrian" ucap ibu alice memegang lengan pundak adrian di depannya.

Adrian tersenyum memegang tangan ibu alice. " ibu aku janji pasti jaga alice tenang saja. Aku gak akan menyakiti perasaannya jika suatu hari nanti dia suka sama seseorang pasti aku akan selalu membantunya dan menjaganya agar tidak di sakiti oleh pria manapun" ucap adrian membuat ibu alice tersenyum lebar.

Ibu alice terdiam memandang sekeliling taman ia melihat begitu banya bunga yang indah. Entah kenapa fikiran rasa bersalah itu datang di otaknya. Ia merasa sangat bersalah dengan alice dan keluarga kandungnya.

" ibu kita pulang, tadi alice sudah teriak teriak mencari ibu lewat telfon bikin telinga ku rasanya mau pecah mendengar omelannya" ucap adrian dengan nada mencoba bercanda pada ibu alice.

Ibu alice hanya tersenyum mendengar setiap kata adrian.

Adrian mendorong kursi rodanya perlahan pulang ke rumah. Terlihat karin dan alice sudah berdiri di depan pintu menunggu ia datang. " hai alice karin kalian lagi apa di depan pintu seperti itu pasti nunggu seseorang ya" tanya adrian mendekati mereka.

Belum sempat menjawab alice berjalan mendekati adrian memukul adrian dengan ke dua tangannya. Adrian hanya mengelak pukulannya. melindungi tubuhnya dengan ke dua tangannya. " jangan bawa adik dan ibuku keluar, kalau sampai dia terjadi apa apa kamu pasti akan ku pukul lebih dari ini. Gak cuma aku memukulmu aku juga pasti akan membencimu" kata alice terus memukul adrian.

Adrian menepis tangan alice dan memegang ke dua tangannya hingga ke tarik tepat di depan wajahnya. membuat alice berhenti memukul adrian dan terus memandang wajah adrian yang terlihat sangat dekat

" alice jangan marah lagi sama adrian aku yang ajak dia keluar, ibu dan briyan bosan di rumah terus jadi kita ajak adrian jalan jalan ke taman" ucap ibu alice memegang baju alice dari samping. Membuat ia tersadar dari tatapannya ke wajah adrian.

Ia menarik tangannya dari genggaman adrian. Ia menoleh ke arah ibunya " ibu tapi alice tidak mau ibu terluka lagi" ucap alice perlahan meneteskan air mata di pipinya.

Ibu alice mengusap air mata di pipi alice." jangan kawatir pasti nak adrian akan jaga ibu. Nak adrian sangat baik gak mungkin biarkan ibu celaka. Kamu percaya sama ibu. Tadi dia selalu menghibur ibu dan briyan. Ucap ibu alice

Alice mencoba tersenyum di hadapan ibunya, ia berfikir kalau dia terlalu egois sama ibu dan adiknya tidak pernah membiarkan mereka keluar dari rumah. Ia terlalu takut kejadian itu terulang lagi. Sekarang alice mencoba membuang rasa egois dari dalam hatinya. Briyan juga tidak pernah bermain dengan temannya semenjak ia pindahbdi kota itu " baik bu aku gak akan larang ibu dan briyan keluar, dan briyan sekarang juga bolrh pulamg sekolah bermain di luar asalkan jangan jauh jauh dari rumah" ucap alice.

" ya sudah alice besok kita berangkat pagi jadi aku sekalian tidur di sini boleh kan, aku bisa tidur sama briyan" kata adrian membuat alice dan karin terkejut. Namun btiyan terlihat sangat senang " yee. Aku punya teman tidur. Kakak boleh tidur sini sama briyan jangan hiraukan kata kakak alice. Lagian juga kakak tidur sama briyan bukan sama kak alice jadi hak perlu izin dia" ucap briyan tersenyum melirik ke arah kakaknya.