webnovel

Kafe dan Cerita Malam Ini

Setelah kemarin gagal untuk mengerjakan tugas kelompok mereka, akhirnya hari ini mereka berkumpul bersama untuk mengerjakannya. Mereka telah berada di tempat sedari pukul tujuh tadi, dan sudah satu jam berlalu tapi mereka masih belum mengerjakannya sama sekali. Hal ini disebabkan karena mereka asyik bercerita, atau lebih tepatnya mendengarkan cerita Risa yang tengah berantem dengan pacarnya itu.

Rizel, Kalila dan Sekar tentu saja mendengarkan temannya yang saat ini tengah berada dalam suasana hati yang buruk atau temannya yang saat ini tertimpa hal yang tidak menyenangkan itu. Tadinya Rizel berharap mereka akan mengerjakannya karena ia sudah jauh-jauh datang ke sini, tapi sepertinya ia akan menjadi orang yang egois dan tidak bersimpati jika ia harus berbicara tentang tugas kelompok saat ini.

Rizel sebenarnya sedikit takjub dengan Risa, karena ia dengan berani menceritakan apa yang terjadi dengan sendirinya. Rizel pikir mereka adalah orang yang mengetahui diri mereka sendiri, mereka tahu kalau mereka membutuhkan pertolongan dari orang lain, jadi mereka yang mencari pertolongan itu. Tidak seperti Rizel yang memilih untuk memendam hingga benar-benar sangat menyakitkan, ia juga ingin ada orang yang mendengarkannya namun ia tidak berani mencari pertolongan itu.

Bukan karena Rizel merasa kuat menanggung beban itu sendiri, hanya saja ia pernah menceritakan masalahnya tapi justru ia mendapatkan penghakiman dari orang yang ia percayai itu. Mereka menjadi menilai apa yang Rizel lakukan, mereka menyalahkan Rizel dan hanya menganggap Rizel bodoh. Padahal itu adalah orang yang sangat ia percayai dan mereka sudah cukup lama saling mengenal, karena itulah Rizel memutuskan untuk menjadi kuat dan memendam semuanya sendirian.

Rizel pernah merasakan tidak enaknya disalahkan, karena itu kini ia hanya mendengarkan cerita Risa. Rizel hanya menanggapinya seolah-olah ia adalah Risa, tapi jika ada yang tidak berkenan untuknya ia juga tidak mendukung Risa, ia memilih untuk tidak menanggapi hal itu.

"Terus sekarang kamu izinnya ke mana?"tanya Sekar kepada Risa, Sekar mengerti apa yang dirasakan Risa karena ia juga pernah merasakannya.

"Aku bilang sih kalau kita akan mengerjakan tugas kelompok, aku juga jujur dan menyebut nama kalian satu-satu. Aku enggak pernah bohong sama dia."ucap Risa kemudian.

"Benar, kalau kita bohong yang ada masalahnya justru semakin panjang."jawab Sekar setuju.

"Berarti kita harus pintar berbohong tanpa benar-benar ketahuan."Kalila berusaha menghibur Risa,

"Enggak bisa Kal, pacar aku tu kalau nanya detil banget. Saat itu bahkan aku sudah mencari alasan yang menurut aku dia enggak bakal tahu, tapi setelah berbulan-bulan aku ketahuan hanya karena satu pertanyaannya saja."ucap Risa lagi.

"Berarti jalan amannya memang enggak boleh bohong,"jawab Kalila santai.

"Jika kita jujur emang enggak akan ada masalah, terus kenapa harus bohong?"tanya Rizel yang tidak mengerti.

"Kamu enggak tahu gimana pacar aku, bahkan jika aku jujur, ada beberapa hal yang kalau dia enggak suka maka aku enggak boleh melakukan itu."ucap Rizel.

"Contohnya?"tanya Rizel yang masih tidak mengerti.

"Misalnya nih, pacar aku dan teman-temannya itu, perkumpulan ya ... tajir gitu."ucap Risa memulai ceritanya lagi.

"Waktu itu aku beli sepatu kw yang mirip banget sama yang asli, yakan kita mikir-mikir kalau mau beli barang branded gitu. Apalagi kita masih mendapatkan uang jajan dari orang tua, kan enggak tega juga mintanya untuk beli yang mewah-mewah gitu."ucap Risa menjelaskan.

"Nah dia marahin aku karena itu, katanya aku enggak menghargai karya orang lain padahal harusnya aku harus mulai terbuka tentang hal itu. Aku harus belajar menghargai karya orang lain. Tapi memang sih enggak ada salahnya juga dia marah karena itu, karena memang itu salahnya aku."ucap Risa.

"Memang sih enggak ada pembenaran untuk mendukung yang namanya plagiat karya orang lain, tapi kalau kita enggak mampu gimana?"tanya Rizel yang menurutnya tidak ada salahnya juga, saat mereka sudah mempunyai uang nanti pasti mereka akan membeli yang asli apalagi kalau mereka sudah sesayang itu sama brandnya.

"Kalau menurut dia, aku jangan maksa buat beli."ucap Risa lagi,

"Apa kabarnya aku yang sering beli barang kw, sepertinya aku harus berhati-hati saat ketemu pacar kamu."ucap Kalila yang memang hobi belanja itu.

"Kamu bakal diceramahin tujuh hari tujuh malam."jawab Sekar sembari tertawa.

"Jadi kamu udah enggak pernah membeli barang-barang kw lagi?"tanya Rizel tertarik, Risa menggangguk.

"Kalau masalah seperti ini aku juga bingung, gimana sama aku yang enggak pernah lihat brandnya apa kalau membeli sesuatu. Aku biasanya cuma beli harga yang murah dan terjangkau."ucap Rizel yang juga tidak mengerti tentang hal itu.

"Sepertinya kamu harus mulai mengenal brand-brand itu, supaya kamu tidak lagi tertipu ketika membeli barang murah, dan supaya kamu tidak membeli barang-barang tiruan lagi."Risa memperingati Rizel.

"Sepertinya harus gitu."jawab Sekar yang juga tidak pernah memperhatikan hal itu.

"Jadi gimana nih tugas kita, malah ngobrol aja sedari tadi."ucap Sekar mengingatkan,

"Gimana kalau kita pembagian tugas aja, ntar satu orang yang finishing."usul Risa.

Setelah menghabiskan waktu bercerita, mereka akhirnya mulai mendiskusikan tugas mereka itu. Rizel mencatat hal-hal penting yang menjadi hasil diskusi mereka ini, dan cukup membutuhkan waktu untuk mereka mendiskusikan hal ini.

"Bisa enggak kita untuk menyelesaikannya sampai di sini? Pacar aku udah mau jemput."potong Sekar saat mereka tengah berdiskusi.

"Kenapa dijemput sekarang, kita kan belum selesai?"tanya Risa.

"Aku juga udah bilang sama dia, tapi dia ngotot pengen ketemu sekarang."jawab Sekar.

"Kalian udah pacaran?"tanya Rizel memastikan, yang Rizel ketahui kalau Sekar kemarin tengah dalam proses pendekatan, tapi tak berselang satu hari ia sudah menyebutnya dengan kata pacar.

"Hooh, udah."ucap Sekar sembari tersenyum senang.

"Ya udah aku duluan ya, maaf semuanya."ucap Sekar sembari meninggalkan mereka.

"Rizel terlihat kaget banget mendengar jawaban Sekar tadi."ucap Risa yang tertawa ketika melihat ekspresi Rizel saat ini.

"Aku hanya kaget aja, secepat itu, padahal kamu bilangnya kemarin gebetan."jawab Rizel dengan polosnya.

"Iya sih, kalau dihitung dari kita masuk ke sini berarti itu cepat banget, belum ada satu bulanan."ucap Kalila yang juga merasa itu sangat cepat untuk membuka hati untuk orang lain.

"Ya mau gimana lagi, kalau udah sayang. Kalian enggak tahu apa, Sekar itu kalau udah jatuh cinta parah banget, dia juga cepat banget suka sama orang."ucap Risa yang telah mengenal Sekar terlebih dahulu.

Rizel tidak mengerti tentang hal itu, karena dia sendiri tipikal orang yang susah jatuh cinta dan juga susah untuk move on. Mungkin untuk situasinya saat ini bisa dibilang kalau dia juga bucin parah, mencintai seseorang yang tidak pernah lagi menghubunginya dan juga tak pernah lagi ia temui.