webnovel

Kisah Putri SANG KIAI

Season 1. Muhammad Barrak, pergi dari rumah karena merasa malu, sebagai putra Kiai dia tidak berguna dan hanya membuat kedua orang tuanya malu. Dia pergi dari rumah dengan dua tujuan, satu memperbaiki diri, dua supaya perjodohannya gagal. Apakah rencananya berhasil? Season 2. Chafiya Afrin Zahraya, adalah putri dari Barrak dengan istrinya tercinta, nama yang memiliki arti orang yang diperhatikan serta ramah, berani dan memiliki karakter yang kokoh. Gadis bercadar ini adalah motivator para pencari Tuhan juga penulis novel Religi. Suatu ketika dia terpesona oleh pemuda bernama Adib, yang tidak lain adalah santri dari Abah yang sudah menjadi Ustadz. Selain itu, editor Faris Hamzah juga sangat ambisius untuk mendapatnya. Namun, pemuda yang memikatnya adalah santri dari sang Abah. Gadis bercadar ini harus meredam perasaannya dalam-dalam, karena sang Abah memilih putra sahabatnya, pemuda yang tidak lain adalah dokter muda, anak dari seorang dokter ternama di Jakarta. Putra dokter itu bernama Muhammad Alif Raffa, pemuda tampan namun juga terkenal sering keluar masuk penjara akibat narkotika, walaupun dia seorang dokter. 'Aku meredam perasaanku, karena Abah. Semoga Allah memberikan jalan terbaik ketika aku memantapkan hati dan bersedia menikah dengan Mas Alif, karena aku ingat kisah cinta Abah dan Umi.' Bagaimana kisah putri Kiai ini? Apakah dia bisa jatuh cinta kepada Alif, yang memiliki kebiasaan buruk? Semoga menikmati cerita ini. Hanya di Kisah Putri Sang Kiai.

Ririnby · Histoire
Pas assez d’évaluations
228 Chs

Ya Allah ...

Putra Kiai duduk di serambi Masjid lalu membaca terjemah yang belum sempat ia baca bab selanjutnya.

"Bab 4 penciptaan malaikat maut.

Di dalam sebuah khabar dari Nabi SAW, ketika Allah menciptakan Malaikat Maut, Dia menutupinya dari para makhluk dengan sejuta penutup. Besar Malaikat Maut lebih besar daripada langit dan bumi. Dan jika dituangkan semua air lautan dan sungai, maka tidak akan jatuh darinya air setetespun ke bumi.

Ujung timur dan ujung barat dunia ada di hadapannya. Seperti meja makan yang mana segala macam makanan diletakkan di atasnya dan diletakkan di hadapan seseorang agar dia memakannya, lalu dia memakan darinya apa yang dia inginkan. Maka seperti itulah Malaikat Maut, dia membolak-balikkan dunia sebagaimana manusia membolak-balikkan sekeping dirham di hadapannya.

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com