Keduanya berjalan bersama ke tempat wudlu. Setelah itu berpisah, karena beda kamar mandi antara pria dan wanita. Dan kembali bertemu untuk solat jama'ah. Inilah kali pertamananya Ainun menjadi makmum dari suaminya.
Sofil pun masih belum melihat wajah Ainun. Karena di tempat umum Ainun hanya melepas di tempat whudlu lalu kembali memakai cadarnya.
Setelah shalat dhuhur keduanya tetap menanti bis. Sofil berjalan dan bertanya. Karena tempatnya menunggu tadi rame dan sekarang sepi.
Dia melihati jalanan yang teramat sepi. Dan langitpun semakin gelap karena mendung. Namun tetap tidak terlihat, dengan wajah kusut dia menghampiri Ainun.
Keduanya duduk bersama.
"Kamu lapar? Aku tadi tanya seseorang. Katanya bisnya baru saja lewat. Kita terlambat, karena shalat."
"Tidak papa. Di nikmati saja, mari makan, pasti Mas lapar." Ainun sama sekali tidak mengeluh dia mengeluarkan roti dari ranselnya.
Sofil memperhatikan kaki Ainun yang mulai bengkak.
"Afwan."
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com