"Eum, eum, eum ..." gugup Arga.
"Mas Arga bohongin saya ya?" tebak Cinta.
"Ya ampun, ya nggak lah Mbak Cinta. Saya mana berani bohongin Mbak Cinta. Ya memang sih, jalanan di sini itu kadang rame kayak gini, kadang juga suka sepi seperti tadi pagi. Malah bisa lebih sepi lagi, dan bisa juga lebih rame lagi. Jadi saya ga tahu Mbak Cinta. Saya ga tahu akan serame ini," terang Arga.
"Hm ... mencurigakan," celetuk Cinta.
"Astaga, kok ngomongnya gitu sih, Mbak? Saya kan hanya niat menolong saja. Kok Mbak Cinta bisa-bisanya menuduh saya," ujar Arga.
"Menuduh? Siapa yang menuduh? Saya tidak menuduh. Mas Arga saja sendiri saja yang merasa seperti itu. Dan mungkin itu semua memang benar. Hayo, ngaku kamu, Mas Arga," ucap Cinta.
"Nggak lah, saya ga akan ngaku. Orang saya itu tidak merasa seperti itu kok," kekeh Arga.
"Hm ... terserah Mas Arga saja deh. Kalau gitu sekarang saya mau turun di sini saja. Cepat turunin saya," titah Cinta.
"Beneran Mbak Cinta mau turun di sini?" tanya Arga.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com