webnovel

Kimetsu no Yaiba : The Cold Wanderer [ Indonesia ]

Sebuah kisah petualangan dari seorang anak yang tidak biasa, dia lahir dengan sebuah kondisi khusus, ia dibuang oleh ibunya yang sama sekali tidak pernah ia lihat sejak kecil, di dunia yang penuh hal mengerikan ini, bagaimana ia bertahan? Ini bukanlah kisah dari seorang pahlawan ataupun seorang bijak, ini adalah kisah seorang Pemuda yang bersumpah atas hidupnya untuk memusnahkan seluruh Oni di Dunia. Inilah Kisah dari Tetsuya Yashuhiro.

AlexanderArnold · Anime et bandes dessinées
Pas assez d’évaluations
20 Chs

Malam tanpa Lilin

Di sebuah jalan setapak menuju Hutan, terlihat seorang Anak muda yang sedang berjalan dengan sebuah Katana Putih dipinggangnya, Haori Biru dan syal putih yang ia pakai berkibar di Udara saat Cahaya Matahari Senja telah menyinarinya dari Ufuk Barat.

Sejauh mata memandang ke kanan hanya ada Sawah yang digunakan penduduk setempat untuk bertani Padi, itu adalah pemandangan yang sangat indah, Anak muda itu adalah Tetsuya yang saat ini sedang dalam perjalanan ke tempat dimana Ujian Akhir pemburu Iblis berada.

Dan menurut Shishio, Tetsuya harus menempuh perjalanan selama satu Hari satu malam untuk sampai ke Tempat Ujian Akhir dari Desa Kanegawa, dan karena Ujian Akhirnya baru akan digelar besok malam, malam ini Tetsuya masih memiliki waktu untuk beristirahat.

Tetsuya kemudian sedikit melihat Peta yang ada ditangannya, ia kemudian bergumam.

" Seharusnya ada desa kecil didekat sini, akan terlalu berbahaya jika melanjutkan perjalanan di hutan pada malam hari, dan aku tidak ingin tidurku terganggu oleh Oni. "

Setelah itu, Tetsuya kembali berjalan, dan tepat saat Matahari telah benar-benar menghilang dari Ufuk barat, Tetsuya akhirnya melihat gerbang Desa yang ia cari, dari kejauhan, Tetsuya dapat melihat sebuah Lampu Terang yang ada digerbang itu, dan ia juga merasakan dua kehadiran disana.

Saat Tetsuya semakin mendekat dan mendekat, kedua orang itu sedikit waspada, namun saat wujud Tetsuya terlihat sepenuhnya, mereka sedikit lega karena bukan Oni yang datang. Kedua orang itu adalah Pria Paruh Baya yang sepertinya akan melakukan tugas patroli malam.

Salah satu dari kedua orang itu kemudian mendekati Tetsuya, dan berbicara kepadanya dengan ekspresi yang sangat waspada.

" Berhenti disitu, Nak! "

Ucap Pria itu dengan dingin, dilihat dari sorot matanya, ia menilai inci demi inci dari tubuh Tetsuya, dengan sangat telita dan penuh kewaspadaan. Tentu saja Tetsuya berhenti, lagipula dia menginginkan tempat tinggal dari para Penduduk desa untuk malam ini, jadi bagaimana ia bisa mendapatkan tempat Tinggal jika hubungannya dengan para penduduk desa sudah rusak sejak awal?

" Hmm... Kurasa kau bukan Oni, tapi... "

Orang itu melirik Katana di pinggang Tetsuya, dan kemudian berkata dengan ekspresi menuntut.

" Katana dipingganmu... untuk apa itu. "

Menyadari bahwa ia telah membawa sebuah senjata dengan begitu terangan-terangan, Tetsuya menyadari betapa ceroboh dirinya, namun ia tetap tenang dan menjawab pertanyaan Pria itu dengan lancar.

" Yah kau tahu, Di dunia yang penuh makhluk menjijikan seperti Oni, tidak ada salahnya untuk mempersiapkan diri jika terjadi sesuatu. "

Ucap Tetsuya dengan ekspresi datarnya, orang itu diam setelah mendengar jawaban Tetsuya, dan kembali menilai Tetsuya, sebelum akhirnya ia tidak merasakan sedikitpun aura jahat dari Tetsuya dan mendesah lelah sambil menggaruk kepalanya.

"*sigh* Sepertinya aku terlalu Paranoid akhir-akhir ini, mungkin karena hal itu ya... "

Gumam Pria itu dengan pelan yang sepertinya tidak mengharapkan Tetsuya dapat mendengar ucapannya dengan jelas. Kemudian pria itu tersenyum kepada Tetsuya sambil menyodorkan tangannya kepada Tetsuya.

" Maaf karena telah memeriksamu, dan Namaku adalah Inoda Sousuke, aku adalah ketua Desa ini. "

Mendengar sapaan ramah dari Pria yang memperkenalkan dirinya sebagai Inoda itu, Tetsuya tentu membalas jabatan tangannya sambil berkata dengan datar.

" Tetsuya Yashuhiro, seorang Pengembara. "

Inoda sangat terkejut saat menyentuh tangan Dingin Tetsuya, ia berpikir dengan sangat kaget, dan tidak sengaja menunjukannya diwajahnya dan hampir mencoba secara reflek melepas jabat tangannya dengan Tetsuya, namun ia menyadari bahwa itu akan sangat tidak sopan, jadinya ia hanya dapat menahan rasa Dingin yang menyakitkan itu.

Setelah itu, Inoda dengan senyum pahit berkata kepada Tetsuya.

" Kau pasti lelah sehabis perjalanan jauh dan memerlukan tempat tinggal kan? "

Tetsuya hanya mengangguk atas pertanyaan Inoda, yang membuatnya mengantikan senyum pahitnya menjadi senyum tulus.

" Kalau begitu tinggalah di desa ini untuk Malam ini, karena akan terlalu berbahaya untuk melakukan perjalanan di Malam Hari. "

Tetsuya yang mendengar tawaran ramah dari Inoda sedikit menunduk karena rasa terima kasih.

" Terima kasih. "

Mendengar ucapan terima kasih yang tulus dari Tetsuya, Inoda semakin menhilangkan perasaan curiganya terhadap Tetsuya, ia kemudian mengambil Lentera yang sebelumnya ia taruh di meja.

" Ayo ikuti aku, aku akan menunjukkan tempat tidurmu untuk malam ini, tapi sebelum itu... "

Inoda kemudian mendekati Pria yang sejak tadi mengawasi di belakang, dan sedikit berbincang, sebelum akhirnya Inoda kembali dan mengajak Tetsuya untuk pergi.

" Ayo kita pergi. "

" Um "

Tetsuya hanya mengangguk dan mengikuti Inoda dari belakang. Setelah masuk, Tetusya dapar elihat rumah-rumah yang berjejer dengan jarak yang cukup dekat, namun suasana desa tersa sangat sepi dan Gelap, yang membuat Tetsuya sedikit bergumam.

" Ini sangat sepi ya. "

Ucap Tetsuya yang membuat Inoda hanya dapat tersenyum pahit dan menggaruk kepalanya menggunakan tangan kirinya.

" Yah, maafkan aku karena tidak adanya sambutan dari para penduduk desa. "

Ucap Inoda, yang membuat Tetsuya kembali mengingat gumaman Inoda sebelumnya, awalanya Tetsuya ragu untuk mengangkat topik ini, namun ia cukup penasaran mengenai apa yang terjadi pada Desa ini.

" Apa itu ada hubungannya dengan Kejadian akhir-akhir ini yang kau maksud tadi? "

Mendengar ucapan Tetsuya, senyum diwajah Inoda langsung menghilang, ia kemudian membuka mulutnya dengan nada yang dingin, berbeda dengan nada lembutnya sebelumnya.

" Jadi kau mendengar ucapanku tadi, Tetsuya-kun. "

" Um, aku tidak sengaja mendengarnya. "

Mendengar konfirmasi dari Tetsuya, Inoda tidak marah kepada Tetsuya dan hanya diam. Yang membuat Tetsuya menyimpulkan bahwa ucapannya benar, ia kemudian kembali bertanya kepada Inoda.

" Apa itu ulah dari para Oni? "

Tanya Tetsuya, mendengar kata Oni, kemarahan dan kebencian langsung terpancar dari Inoda, yang kembali mengkonfirmasi hipotesis dari Tetsuya. Inoda diam sejenak, sebelum akhirnya aura kemarahan dan kebenciannya sedikit demi sedikit menghilang, dan digantikan dengan senyum di wajahnya.

Inoda kemudian sedikit menengok ke Tetsuya sambil berkata.

" Etoo~ Tetsuya-kun, bisakah kau tidak membahas hal itu lagi? "

Mendengar bahwa Inoda terganggu dengan ucapannya, Tetsuya diam dan menuruti ucapan Inoda. Dia juga diajari sopan santun dan tata krama sebelumnya, dari Nanami pada saat kecil maupun Hitomi saat ia tinggal di Desa Kanegawa.

Jika lawan bicaranya sudah tidak menginginkan pembicaraan dilanjutkan,maka diam adalah yang terbaik. Karena itu, sepanjang perjalanan, tidak ada lagi percakapan antara Tetsuya dengan Indoa.

...

" Kalau begitu, aku pergi dulu Tetsuya-kun, karena aku masih harus melakukan Patroli Malam, jika kau ingin menghidupkan lilin, itu ada di dalam. "

" Um. "

" Selamat malam. "

" Malam. "

Mereka berdua akhirnya telah sampai disebuah Gubuk yang akan menjadi tempat tidur Tetsuya malam ini, dan Inoda harus segera pergi untuk kembali berpatroli, meninggalkan Tetsuya sendiri. Tetsuya juga tanpa menunggu lagi, langsung masuk kedalam Gubuk kecilnya karena ia cukup lelah berjalan seharian.

Tetsuya melepas Haorinya dan kemudian mengantungnya di tembok, ia menaruh Katananya diatas Kasur dan kemudian menyalakan Lilin yang ada di tengah ruangan menggunakan Korek Api.

Setelah itu, Lilin perlahan menyala, dan Tetsuya siap untuk memeriksa peta di tasnya, sebelum hembusan angin tiba-tiba langsung memadamkan api lilin Tetsuya, sebuah pertanda buruk.

* Fwossh *

Tetsuya yang melihat itu, hanya dapat mendesah dan kemudian mengambil Katanannya yang ada diatas Kasur.

"*Sigh* Aku benci saat-saat istirahatku diganggu seperti ini. "

Tetsuya kemudian melirik kearah Jendela yang disana telah berdiri Seorang Oni dengan Air liur yang terus menetes dari mulutnya, ia tersenyum gila saat menatap Tetsuya. Namun, Tetsuya memandangnya dengan jijik, saat ia memakai Haori biru mudanya.

" Terutama oleh makhluk menjijikan seperti kalian... "

Tetsuya berkata dengan dingin sambil menaruh Katanannya dipinggang, sementara Oni yang ada di luar gubuknya mendekat kearahnya dengan wajah lapar.

" Gehehehe, Marechi! MARECHI!!! "

Dan kemudian, nada sedingin es pun keluar dari mulut Tetsuya.

" ... Oni. "