webnovel

Di Pertengahan, Sudah Mau Pingsan

Éditeur: Wave Literature

Yun Jianyue menggigit ujung hidung Gu Zhishen dengan ringan. Setelah itu, ia pun melepaskan ujung hidungnya dengan puas. Kemudian ia menjauhkan kepalanya dan diam-diam hatinya merasa bangga. Ternyata dalam sekejap mata Gu Zhishen yang awalnya masih tertutup erat tiba-tiba terbuka, matanya yang jernih dan dalam menatap lurus kepadanya seperti mau segera melahap ke perutnya.

Yun Jianyue pun dengan kuat menarik napasnya dan berhenti untuk beberapa detik, kemudian ia pun kembali bereaksi dan segera mau melarikan diri dari Gu Zhishen. Namun kecepatan Gu Zhishen jauh lebih cepat lagi, ia segera menangkap pergelangan tangannya dan menarik tubuhnya ke dadanya.

Yun Jianyue pun tiba-tiba berbaring berhadapan pada dada luasnya yang berotot, hidungnya hampir bengkok karena tabrakan ini.

"Mau lari kemana? Tadi bukannya masih bermain dengan senang?" Gu Zhishen menatapnya dengan tatapan rendah, suaranya yang rendah juga seakan ingin menggodanya.

Yun Jianyue sekarang sangat menyesal. Bila mengetahui bahwa Gu Zhishen punya kepekaan seperti ini, seharusnya ia tidak bermain terlalu lama.

Yun Jianyue mengangkat kepalanya, matanya yang jernih cerah juga menatap padanya. Sekarang ia memaksakan sebuah senyuman yang polos, "Sebenarnya aku cuma kadang-kadang saja suka sedikit nakal..."

"Sedikit?" Gu Zhishen jelas-jelas tidak mempercayai kata-katanya, matanya dipenuhi dengan kecurigaan.

Yun Jianyue mengungkapkan dengan jari tangannya, "Sedikit lebih banyak dari sedikit!"

Sambil mengatakannya, Yun Jianyue juga perlahan ikut mundur menjauhi tubuh Gu Zhishen. Namun baru mundur sedikit saja, telapak tangan Gu Zhishen yang besar dan panas sudah menangkap pantatnya dan mengangkat seluruh badannya ke atas.

Yun Jianyue sekarang benar-benar terbaring berhadapan di badannya itu, kedua kakinya terbuka, seperti mengendarai badannya.

Posisi ini... aneh sekali!

"Kata gayung itu, bagaimana kamu menjelaskannya?" Gu Zhishen ingin tahu apa yang dipikirkan otak kecil ini, kenapa ia bisa menjelaskan bulu matanya seperti gayung?

Yun Jianyue tertegun, matanya yang cantik membuka lebar dan melototnya, "Kamu dari awal sudah bangun, kamu pura-pura tidur, ya!"

Gu Zhishen, dasar brengsek yang pura-pura tidur!

Gu Zhishen seperti bisa membaca isi otaknya yang sedang memarahinya, telapak tangannya pun menampar pantatnya. Ia mengerutkan alisnya dan berkata, "Jangan kamu ganti topiknya. Lagi pula kamu yang sudah menggangguku, tapi kenapa masih ingin dianggap benar?"

Kalau dirinya tidak pura-pura tidur, bagaimana ia bisa tahu Yun Jianyue begitu suka dengan bulu matanya? Dan juga bagaimana ia bisa tahu kalau Yun Jianyue begitu suka menciumnya?

Dasar perempuan kecil yang mesum.

Yun Jianyue tahu dirinya bersalah, ia juga tidak mau berdebat dengannya. Ia cemberut dan berkata dengan buram tidak jelas, "Karena bulu matamu sangat panjang dan lengkung, seperti gayung bisa menampung air."

Gu Zhishen mendengar penjelasannya ini, ia pun tertawa di dalam hatinya. Wajahnya malah tidak menunjukkan ekspresinya.

"Kenapa kamu menggigit hidungku?" Gu Zhishen bertanya dengan wajah yang suram.

Yun Jianyue menjawab dengan suara kecil sambil menggigit bibir bawahnya, "Siapa suruh kamu selalu menciumku hingga sesak napas, sesak sekali!"

Gu Zhishen tertegun, tidak pernah tahu ternyata ini alasannya.

Gu Zhishen mengulurkan tangannya dan mencubit pipinya yang halus, nada yang malas-malasan menyebarkan rasa manjanya kepada Yun Jianyue, "Jangan menyalahkan orang lain karena kebodohan sendiri!"

Jelas-jelas Yun Jianyue sendiri yang bodoh, sudah berciuman banyak kali masih tidak bisa mengganti napas ketika berciuman, masih menyalahkannya!

"Kamu yang bodoh, sekeluargamu semua bodoh!" Yun Jianyue sejenak emosi, kata-kata yang dikatakan tidak diproses dulu di dalam otaknya, begitu mengatakannya ia pun segera menyesalinya.

Melihat wajah tampan Gu Zhishen yang menjadi suram, ia pun merinding. Ia pun berusaha menjelaskan bahwa tadi dirinya bukan sengaja mau memarahi keluarganya. Ia telah ditulari oleh Zhu Jingyi karena terlalu sering bersamanya. 

Namun penjelasan Yun Jianyue belum ada kesempatan keluar dari mulutnya, tiba tiba Gu Zhishen membalikkan badannya dan menekankan Yun Jianyue di bawah badannya.

Yun Jianyue panik dan segera minta maaf, "Maaf, aku bukan sengaja, aku sudah tahu salah, kamu jangan..."

"Jianyue..." Kata-kata Yun Jianyue dipotong oleh bibir Gu Zhishen yang tiba-tiba menempel ke daun telinganya, suara yang memanggil namanya perlahan terdengar di telinganya dengan hembusan udara yang panas, sedikit gatal membuatnya merinding.

Suara Gu Zhishen yang memikat bergema di telinganya, "Kamu tahu apa yang dimaksud dengan seorang perempuan menggigit hidung seorang pria?"

Mata Yun Jianyue yang jernih dan polos saat melihat ke wajahnya yang tampan tentu bisa membuat orang mimisan, dengan polos ia bertanya, "Apa maksudnya?"

Tatapan Gu Zhishen yang panas mengalirkan sebuah senyuman, sudut bibirnya mengait sedikit, dan membisikkan satu kalimat, "Saat seorang perempuan ingin bersama pria saja, maka mereka akan... bercinta."

Kata bercinta sengaja dikatakan oleh Gu Zhishen dengan jelas, seakan terdengar memiliki makna yang lain.

Yun Jianyue tertegun, wajah kecilnya memerah pekat dalam seketika. Merahnya menyebar hingga daun telinganya, "Aku bukan... Aku... Ugh..."

Kata-katanya sekali lagi dipotong, kali ini yang memotongnya adalah ciuman dari Gu Zhishen.

Yun Jianyue pun hampir pingsan dan meraung dengan keras di dalam hatinya, 'Aku tidak pernah memikirkan hal seperti ini! Aku hanya sekedar nakal saja, tidak bermaksud apa-apa! Kamu jangan begini! Aaaaaaaaaa! 

Meskipun kini Gu Zhishen masih tidak bermaksud mau bersetubuh dengannya, namun ia harus memberikannya latihan bagaimana untuk bernapas ketika berciuman.

Yun Jianyue tidak bisa menahan ciumannya yang panas mendidih itu, tidak lama kemudian otaknya pun mulai kekurangan oksigen dan dengan sekejap pun ia menutup matanya.

Suara buram yang dikeluarkan Gu Zhishen di antara bibir dan gigi mereka membuat Yun Jianyue tidak bisa mendengarkannya dengan jelas.

Gu Zhishen sekali lagi merasakan bahwa Yun Jianyue sudah tidak bisa tahan lagi. Ia pun langsung melepaskan bibirnya sedikit dari bibirnya. Dalam momen ini terasa sangat lucu, "Hanya ciuman seperti ini saja kamu tidak bisa tahan, nanti kedepannya ketika kita melakukan itu, kamu mau pingsan berapa kali?"

Yun Jianyue mengambil napas dalam-dalam, otaknya terasa pusing, sama sekali tidak merasa ada yang aneh dengan kata-kata Gu Zhishen.

Yun Jianyue merasa bahwa dalam hatinya memiliki satu ekor monster yang dengan gila ingin menghancurkan segalanya.

Gu Zhishen tidak mengharuskan Yun Jianyue untuk bisa mengganti napas sekarang, ia memeluknya naik dari tempat tidur, "Ganti baju, temani aku lari pagi."

"Aa?" Yun Jianyue curiga kalau dirinya telah salah mendengar, ia paling tidak suka olahraga. Bila dibolehkan untuk duduk, ia pasti tidak akan berdiri. Bahkan kalau bisa berbaring, ia pasti tidak akan duduk. Dan sekarang Gu Zhishen menyuruh dirinya pergi lari pagi?!

"Stamina kamu tidak bagus, perlu latihan!" Gu Zhishen sudah memutuskan agar Yun Jianyue untuk lari pagi bersamanya. "Aku tidak mau kamu tiba-tiba pingsan ketika kita sudah sampai pada puncak gairah." Bila hal itu terjadi, tentu lelaki mana yang tidak merasa kecewa.  

Untuk mencegah kejadian ini terjadi, ia merasa ada perlunya mempersiapkan terlebih dahulu dari awal.

Gu Zhishen mendorongnya ke depan kamar mandi dan menyuruhnya membersihkan wajah. Setelah itu dengan sigap memintanya segera mengganti bajunya dengan kaos yang ala kadarnya. Ketika Yun Jianyue telah selesai mengganti bajunya dan keluar, Zeng Pei sudah menunggu di luar sambil mengambil satu set baju olahraga putih.

"Nyonya, Tuan menyuruhku mengambilnya untukmu."

Yun Jianyue menerima baju olahraga itu dan mengatakan terima kasih kepada Zeng Pei. Ia langsung kembali ke kamar mandi menggantikan baju yang dipakainya tadi menjadi baju olah raga agar lebih nyaman ketika lari nanti.

Ketika ia turun ke lantai bawah, sosok Gu Zhishen yang mengenakan baju olahraga hitam sedang berdiri di sebelah jendela, sepertinya ia sedang menelpon seseorang.

Namun dari posisi ini, cahaya keemasan seakan bersinar dari kaca jendela dan melanda kepada Gu Zhishen bagaikan manusia dari surga.

Yun Jianyue membeku di tempat dan menatapnya dengan tenang bagaikan sedang mengagumi sebuah lukisan.

Gu Zhishen memutuskan panggilan teleponnya, menolehkan kepalanya dan menatap ke Yun Jianyue yang memandangnya dengan penuh pesona, sudut bibirnya pun mengait, "Sudah cukup lihatnya?"

Yun Jianyue terbangun dari suara Gu Zhishen, ia menundukkan kepalanya dan menghindari tatapan matanya itu. Sungguh memalukan, kenapa ia bisa melihatnya bagaikan seorang dewa!

Gu Zhishen meletakkan telepon selulernya, "Ayo!"

Yun Jianyue mengikutinya dari belakang, berjalan menuju luar rumah besarnya. Di taman Jia Yuan yang cantik dan indah, mereka memulai kegiatan lari pagi yang melelahkan ini.

Luas daerah Jia Yuan jauh lebih besar dari perkiraan Yun Jianyue. Proporsi lahan hijaunya sangat besar, ada berbagai tanaman hijau di sepanjang jalan, dan disertai dengan danau buatan.

Yun Jianyue sudah tidak bisa bernapas dalam waktu kurang dari sepuluh menit saat baru mulai berlari.