webnovel

Ketika Dia Pergi Sebentar

Ini bukan kisah laki-laki yang tampan dan juga kaya raya. Dengan wajah yang jelek, dan tidak mempunyai banyak uang tetapi Prasetyo juga ingin merasakan rasanya di cintai dan mencintai seseorang, bagaimana Prasetyo mendapatkan cewek yang bisa menerima wajah buruk rupanya? Prasetyo merupakan seseorang yang sudah bekerja di sebuah Perusahaan yang cukup besar, ia di sana juga sudah bekerja cukup lama. Bekerja dengan sistem shift cukup menguntungkan bagi Prsetyo sendiri. Uang demi uang ia sisihkan untuk biaya pernikahannya yang akan terjadi sekitar beberapa tahun lagi. Namun, ketika mendekati acara pernikahannya, ia bertemu dengan seorang perempuan yang bekerja dengannya atau bisa di sebut partner kerjanya. Mengerjakan pekerjaan bersama, istirahat bersama, dan sudah sering menghabiskan waktu bersama juga dalam waktu yang cukup lama. Sampai pada akhirnya sempat di tegur oleh bosnya, apa yang akan di lakukan mereka berdua? Apakah yang harus di lakukan Prasetyo dalam masalah ini? Apakah akan tetap melaksanakan pernikahannya yang sudah di rencanakan jauh-jauh hari dengan kekasihnya yang bernama Devi atau malah memilih bersenang-senang dengan partner kerjanya yang bernama Mei? Ini juga bukan tentang kisah percintaan saja, tapi juga memberikan pembelajaran tentang dunia kerja yang sangat keras dan licik.

Ervantr · Politique et sciences sociales
Pas assez d’évaluations
279 Chs

Sial

Malam kali ini benar-benar gelap. Langit terasa sepi, tidak ada bintang bahkan bulan. Awan gelap itu hanya sesekali mengeluarkan setetes demi setetes air, tidak ada angin atau suara petir yang bersahutan, bahkan suara jangkrik dan yang lainnya pun tidak terdengar. Malam itu benar sepi, seperti hati lelaki yang kini terduduk dengan rokok terselip di sela jarinya.

Lelaki itu terkekeh kecil, dia mengepalkan tangannya kuat mengabaikan rokok menyala yang masuk dalam kepalan tangannya. "Aku bersumpah akan membunuh kalian," desisnya tajam. Siapa pun yang berada di dekat lelaki itu pasti merasakan aura tajam pembunuhan.

"Tuan, kita harus kembali dengan cepat." Lelaki itu mendongak menatap tangan kanannya yang berdiri tak jauh darinya. "Maaf, tapi Anda belum memindahkan semua data perusahaan yang ada di sana," lanjut orang itu tegas.

"Kamu tau aku tidak sebodoh itu, Max." Seringai tercetak jelas di bibir lelaki yang menatap tajam tangan kanannya.

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com