webnovel

Ketika Dia Pergi Sebentar

Ini bukan kisah laki-laki yang tampan dan juga kaya raya. Dengan wajah yang jelek, dan tidak mempunyai banyak uang tetapi Prasetyo juga ingin merasakan rasanya di cintai dan mencintai seseorang, bagaimana Prasetyo mendapatkan cewek yang bisa menerima wajah buruk rupanya? Prasetyo merupakan seseorang yang sudah bekerja di sebuah Perusahaan yang cukup besar, ia di sana juga sudah bekerja cukup lama. Bekerja dengan sistem shift cukup menguntungkan bagi Prsetyo sendiri. Uang demi uang ia sisihkan untuk biaya pernikahannya yang akan terjadi sekitar beberapa tahun lagi. Namun, ketika mendekati acara pernikahannya, ia bertemu dengan seorang perempuan yang bekerja dengannya atau bisa di sebut partner kerjanya. Mengerjakan pekerjaan bersama, istirahat bersama, dan sudah sering menghabiskan waktu bersama juga dalam waktu yang cukup lama. Sampai pada akhirnya sempat di tegur oleh bosnya, apa yang akan di lakukan mereka berdua? Apakah yang harus di lakukan Prasetyo dalam masalah ini? Apakah akan tetap melaksanakan pernikahannya yang sudah di rencanakan jauh-jauh hari dengan kekasihnya yang bernama Devi atau malah memilih bersenang-senang dengan partner kerjanya yang bernama Mei? Ini juga bukan tentang kisah percintaan saja, tapi juga memberikan pembelajaran tentang dunia kerja yang sangat keras dan licik.

Ervantr · Politique et sciences sociales
Pas assez d’évaluations
279 Chs

Pingsan Lagi

"Kek mau pisah negara aja, padahal rumahnya Rendra juga dekat dari sini. Nih anak juga bisa main-main ke kosan," ucap Satria santai.

"Yah tapi kan gak bisa masuk dalam lagi," imbuh Haekal.

"Bisa, ntar gue bujuk Bu Jub biar gue diizinin." Rendra berucap meyakinkan.

Dirga membantu mengeluarkan barang-barang Rendra yang sudah siap dan memasukkannya ke dalam mobil. Ema juga bantuin.

"Gak mau pamit sama si Jeffri dulu? Dia di kamar deh keknya. Gorden jendela kamarnya aja masih ketutup, lampunya juga sejak pagi nyala." Dirga menawarkan adiknya itu untuk pamit sama Jeffri. Tuh anak satu beneran gak mau bicara sama Rendra hanya karena Rendra membicarakan kepindahannya kepada Jeffri sudah terakhir.

"Oh iya untung diingetin, hampir lupa." Rendra segera naik ke kamar Jeffri. Dia mengetuknya berulang kali sampai pintu itu terbuka, agak lama memang.

"Bang bukain pintunya dong, masa biarin gue berdiri lama begini. Pegel nih."

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com