webnovel

Ketika Dia Pergi Sebentar

Ini bukan kisah laki-laki yang tampan dan juga kaya raya. Dengan wajah yang jelek, dan tidak mempunyai banyak uang tetapi Prasetyo juga ingin merasakan rasanya di cintai dan mencintai seseorang, bagaimana Prasetyo mendapatkan cewek yang bisa menerima wajah buruk rupanya? Prasetyo merupakan seseorang yang sudah bekerja di sebuah Perusahaan yang cukup besar, ia di sana juga sudah bekerja cukup lama. Bekerja dengan sistem shift cukup menguntungkan bagi Prsetyo sendiri. Uang demi uang ia sisihkan untuk biaya pernikahannya yang akan terjadi sekitar beberapa tahun lagi. Namun, ketika mendekati acara pernikahannya, ia bertemu dengan seorang perempuan yang bekerja dengannya atau bisa di sebut partner kerjanya. Mengerjakan pekerjaan bersama, istirahat bersama, dan sudah sering menghabiskan waktu bersama juga dalam waktu yang cukup lama. Sampai pada akhirnya sempat di tegur oleh bosnya, apa yang akan di lakukan mereka berdua? Apakah yang harus di lakukan Prasetyo dalam masalah ini? Apakah akan tetap melaksanakan pernikahannya yang sudah di rencanakan jauh-jauh hari dengan kekasihnya yang bernama Devi atau malah memilih bersenang-senang dengan partner kerjanya yang bernama Mei? Ini juga bukan tentang kisah percintaan saja, tapi juga memberikan pembelajaran tentang dunia kerja yang sangat keras dan licik.

Ervantr · Politique et sciences sociales
Pas assez d’évaluations
279 Chs

Kondisi

Dirga langsung memasukkan mobil Jeffri ke dalam garasi. Dia mematikan mesin mobil itu dengan tenang. Rendra masih tidur. Dirga tidak tega membangunkan Rendra yang tertidur lelap. Tidurnya sangat tenang dan damai. Hari ini pasti hari yang berat buat Rendra. Hari ini pasti sangat menguras emosi dan tenaganya.

Dirga menempelkan punggung tangannya ke dahi Rendra. Panas. Dirga tanpa sadar mengelus rambut Rendra lembut. Hatinya luluh melihat kerapuhan dan ketegaran Rendra.

"Ren....bangun dulu ya?" Dirga membangunkan Rendra pelan. Tidak ada respon dari Rendra. Dia masih tidur pulas, bahkan napasnya terdengar sangat teratur. Berbeda saat dia terjaga, bahkan untuk napas pun dia harus memaksakan seluruh organnya untuk bekerja.

Rendra membuka matanya pelan dan berat. Dia menyesuaikan pencahayaan minim yang masuk ke matanya.

"Udah sampai." Lapor Dirga, dia memperhatikan Rendra yang berusaha mengumpulkan nyawanya.

"Lo bisa jalan sendiri kan? Masih kuat gak?"

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com