webnovel

Ketika Dia Pergi Sebentar

Ini bukan kisah laki-laki yang tampan dan juga kaya raya. Dengan wajah yang jelek, dan tidak mempunyai banyak uang tetapi Prasetyo juga ingin merasakan rasanya di cintai dan mencintai seseorang, bagaimana Prasetyo mendapatkan cewek yang bisa menerima wajah buruk rupanya? Prasetyo merupakan seseorang yang sudah bekerja di sebuah Perusahaan yang cukup besar, ia di sana juga sudah bekerja cukup lama. Bekerja dengan sistem shift cukup menguntungkan bagi Prsetyo sendiri. Uang demi uang ia sisihkan untuk biaya pernikahannya yang akan terjadi sekitar beberapa tahun lagi. Namun, ketika mendekati acara pernikahannya, ia bertemu dengan seorang perempuan yang bekerja dengannya atau bisa di sebut partner kerjanya. Mengerjakan pekerjaan bersama, istirahat bersama, dan sudah sering menghabiskan waktu bersama juga dalam waktu yang cukup lama. Sampai pada akhirnya sempat di tegur oleh bosnya, apa yang akan di lakukan mereka berdua? Apakah yang harus di lakukan Prasetyo dalam masalah ini? Apakah akan tetap melaksanakan pernikahannya yang sudah di rencanakan jauh-jauh hari dengan kekasihnya yang bernama Devi atau malah memilih bersenang-senang dengan partner kerjanya yang bernama Mei? Ini juga bukan tentang kisah percintaan saja, tapi juga memberikan pembelajaran tentang dunia kerja yang sangat keras dan licik.

Ervantr · Politique et sciences sociales
Pas assez d’évaluations
279 Chs

Ingkar

Pagi ini mentari menyambut dengan terik, membuat gadis kecil di bawah selimut itu menggeliat kecil. Matanya mengerjap lucu menyesuaikan cahaya matahari yang menyorot terang. Dia menengok ke samping ketika ada yang mengusap palanya.

"Papah," gumamnya kecil. Alex tersenyum lega akhirnya anaknya mau berbicara lagi.

"Pagi sayang," ucap Alex lalu mengangkat Cia dalam pangkuannya. "Bilang sama Papah, siapa yang kemarin makan permen?" tanya Alex lembut.

Cia tersenyum lebar membuat matanya menyipit lucu. "Jangan marah yah, itu dari temen Cia Papah," jawab Cia.

"Temen?"

Cia mengangguk sambil berkata, "Dia lucu Papah, badannya besar pipinya kaya roti yang suka Cia makan." Dia memiringkan palanya mengetuk-ngetuk dagu dengan jari mungilnya. "Emm namanya apa yah Papah?" tanya gadis itu bingung.

"Bakpao?"

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com