webnovel

Ketika Dia Pergi Sebentar

Ini bukan kisah laki-laki yang tampan dan juga kaya raya. Dengan wajah yang jelek, dan tidak mempunyai banyak uang tetapi Prasetyo juga ingin merasakan rasanya di cintai dan mencintai seseorang, bagaimana Prasetyo mendapatkan cewek yang bisa menerima wajah buruk rupanya? Prasetyo merupakan seseorang yang sudah bekerja di sebuah Perusahaan yang cukup besar, ia di sana juga sudah bekerja cukup lama. Bekerja dengan sistem shift cukup menguntungkan bagi Prsetyo sendiri. Uang demi uang ia sisihkan untuk biaya pernikahannya yang akan terjadi sekitar beberapa tahun lagi. Namun, ketika mendekati acara pernikahannya, ia bertemu dengan seorang perempuan yang bekerja dengannya atau bisa di sebut partner kerjanya. Mengerjakan pekerjaan bersama, istirahat bersama, dan sudah sering menghabiskan waktu bersama juga dalam waktu yang cukup lama. Sampai pada akhirnya sempat di tegur oleh bosnya, apa yang akan di lakukan mereka berdua? Apakah yang harus di lakukan Prasetyo dalam masalah ini? Apakah akan tetap melaksanakan pernikahannya yang sudah di rencanakan jauh-jauh hari dengan kekasihnya yang bernama Devi atau malah memilih bersenang-senang dengan partner kerjanya yang bernama Mei? Ini juga bukan tentang kisah percintaan saja, tapi juga memberikan pembelajaran tentang dunia kerja yang sangat keras dan licik.

Ervantr · Politique et sciences sociales
Pas assez d’évaluations
279 Chs

Incaran

Rian menyalahkan Mail, "Lu sih, ikut-ikutan gaya gue segala"

Mail membantahnya, "Eh anjing. Gue sebenarnya bisa cuman sepatu gue gak mendukung"

Lalu Sindi berusaha menenangkan hatinya, "Udah il, sabar. Lu lagi apes kali"

Dengan tenangnya Abay menyalip jalanku yang berada di paling depan bersama Dona, "Perhatian kalian semua, Abay mau mengucapkan sesuatu serius"

Mendengarkan itu semua anggota OBB langsung memberhentikan langkah kakinya, "Apa sih lu? Mau aktraksi apalagi?" Tukas Dona.

"Jadi gini, berhubung kita akan ujian akhir di sekolah ini. Kita tidak akan bisa bercanda seperti ini lagi, gue bakalan kangen moment-moment yang bodoh seperti ini. Jadi, apakah sehabis lulus kita semua masih bisa berkumpul lagi?" Ucap Abay dengan nada yang pelan berhasil membuat kami semua terdiam, bahkan ini lebih pelan daripada perkataan guru yang sudah lansia. Tapi anehnya kami semua mendengarkan dengan seksama.

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com