webnovel

Ketika Dia Pergi Sebentar

Ini bukan kisah laki-laki yang tampan dan juga kaya raya. Dengan wajah yang jelek, dan tidak mempunyai banyak uang tetapi Prasetyo juga ingin merasakan rasanya di cintai dan mencintai seseorang, bagaimana Prasetyo mendapatkan cewek yang bisa menerima wajah buruk rupanya? Prasetyo merupakan seseorang yang sudah bekerja di sebuah Perusahaan yang cukup besar, ia di sana juga sudah bekerja cukup lama. Bekerja dengan sistem shift cukup menguntungkan bagi Prsetyo sendiri. Uang demi uang ia sisihkan untuk biaya pernikahannya yang akan terjadi sekitar beberapa tahun lagi. Namun, ketika mendekati acara pernikahannya, ia bertemu dengan seorang perempuan yang bekerja dengannya atau bisa di sebut partner kerjanya. Mengerjakan pekerjaan bersama, istirahat bersama, dan sudah sering menghabiskan waktu bersama juga dalam waktu yang cukup lama. Sampai pada akhirnya sempat di tegur oleh bosnya, apa yang akan di lakukan mereka berdua? Apakah yang harus di lakukan Prasetyo dalam masalah ini? Apakah akan tetap melaksanakan pernikahannya yang sudah di rencanakan jauh-jauh hari dengan kekasihnya yang bernama Devi atau malah memilih bersenang-senang dengan partner kerjanya yang bernama Mei? Ini juga bukan tentang kisah percintaan saja, tapi juga memberikan pembelajaran tentang dunia kerja yang sangat keras dan licik.

Ervantr · Politique et sciences sociales
Pas assez d’évaluations
279 Chs

Cincin

"Mas, Zelsa belum tahu jika Avin yang akan menjadi tunangannya nanti malam. Saat nanti tahu lalu Zelsa menolak bagimana mas?" tanya Zahra dengan khawatir.

"Bunda tenang saja, dan jangan berpikir yang tidak-tidak. Rafael sudah mengatur semuanya yah," ucap Senno berusaha menenangkan istrinya.

"Apa gak sebaiknya kita kasih tahu sebelum acara di mulai yah?" usul Zahra.

"Tidak bund. Semua akan menjadi kejutan. Dan Zelsa akan tahu siapa yang menjadi tunangannya saat acara di laksanakan," jelas Senno seraya tersenyum pada Zahra.

Zahra hanya menghela napasnya pasrah, ia tahu jika Rafael ingin memberi kejutan pada putrinya. Namun yang Zahra pikirkan, apakah Zelsa akan menerima Avin atau menolaknya, mau bagaimana pun ia belum mengetahui bagaimana perasaan Zelsa terhadap Avin. Dengan sebisa mungkin Zahra membuang pikiran negatifnya dan mencoba untuk tetap tenang.

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com