Jeha terkekeh melihat wajah sendu Nana yang menurutnya itu menggemaskan.
"He he kenapa kamu terlihat sedih begitu? baiklah aku akan meminjamkannya padamu, tapi kamu harus membayarku dengan senyumanmu bagaimana? "
Mendengar perkataan Jeha, Nana mendongak dan lansgung tersenyum. "Tentu, gak apa-apa deh wajahku keram karena harus tersenyum terus di hadapanmu. "
"Ha ha ha, aku gak minta kamu begitu, bisa rugi bandar jika karena aku wajahmu keram, itu artinya aku harus bayar rumah sakit untuk menyembuhkanmu" kata Jeha sambil terkekeh.
"Ihh, dasar cowok perhitungan dan pelit" ucap Nana sambil cemberut.
"Kenapa gak sekalian kamu bilang aku rentenir? Ha ha " Jeha benar-benar puas membuat ekspresi Nana menjadi jelek.
"Ehh? " Nana tidak bisa menahan tawanya mendengar lelucon garing Jeha.
"Dasar aneh" ucap Nana sambil terkekeh.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com