Mendengar jawaban ketus Lion, Nana tidak tertarik lagi melanjutkan obrolan dengan Lion, dia juga merasa lelah untuk meladeni Lion hari ini.
Lion mengemudikan mobilnya cukup tenang dan nyaman, sesekali dia melirik Nana yang tampak tidak bersemangat.
»Waktu Senja«
Matahari terlihat bersiap siaga untuk tenggelam di tempatnya. Namun Lion dan Nana masih tenggelam di kesunyian bersama riuh suara mesin mobil dan deburan ombak yang tidak jauh dari jalan raya.
"Lion kenapa aku merasa kita sudah berjalan terlalu jauh ? sebenarnya kemana kamu mau membawaku? " tanya Nana dengan cemas setelah mengamati jalan sepi dari balik kaca mobil.
'Bukan kah itu suara ombak?. Oh astaga si bebek gila mau bawa aku ke mana ? apa jangan-jangan dia ingin melakukan kejahatan padaku? atau dia akan memutasiku ?, apakah itu mungkin atau cuman aku yang berlebihan?' Batin Nana.
"Jangan berfikir buruk terus, aku tidak sejahat itu" ucap Lion setelah melirik Nana yang terlihat berfikir dengan ekspresi jelek.
Nana menatap tajam ke arah Lion sambil membatin. 'Kenapa dia bisa menebak fikiranku? apa dia mendengar suara batinku?.'
"Tuan Lion sebenarnya ada mau bawa saya ke mana? apa anda ingin menculik saya?" tanya Nana. Lion menarik nafas sambil menyeringai kearah Nana. " Kamu tidak layak untuk di culik".
Mendengar perkataan Lion. Ekspresi Nana berubah gelap. "Apa kamu bilang? jadi kamu fikir kalau aku bukan gadis yang berharga sehingga tidak pantas di culik?"
" - " Lion kehilangan kata-kata mendengar rengekan Nana. Lion berfikir kenapa gadis di sampingnya begitu aneh dan selalu berfikir buruk?.
Setelah bergulat dengan fikiranya, Lion tersenyum kemudian mempercepat laju mobilnya, terang saja Nana langsung histeris sambil berpegangan dengan erat dan berteriak sekencang-kencangnya dengan ekspresi ketakutan. "Aaaaa, Lion kamu membuatku takut, tolong pelankan mobilnya".
Lion tersenyum licik melirik ekspresi Nana yang ketakutan.
'Rasain kamu gadis ular ha ha'. Batin Lion.
»Pantai Eurwangni«
Beberapa saat kemudian mobil Lion sampai di pantai Eurwangni yang tidak jauh dari Seoul. Lion melirik Nana yang tampak kusut dan pucat, "Kita sudah sampai sekarang buka matamu!".
"Lion kamu memang..... " belum sempat Nana menyelesaikan kata-katanya, dia mendadak terdiam ketika matanya di suguhkan dengan keindahan sunset di pantai yang terkenal dengan pemandangannya yang indah dan pasir putihnya yang bersih.
'Subhanalloh ini indah banget'. Batin Nana. Nana benar-benar di buat takjub dengan pemandangan di depannya.
"Apa kamu senang? " tanya Lion sambil membuka tutup mobilnya, setelah terbuka semilir angin pantai menyapa lembut pipi dan rambut Nana.
Nana melirik Lion sambil tersenyum dan mengangguk. "Aku sangat senang karena aku sangat menyukai pantai".
Ada rasa puas di hati Lion ketika melihat Nana tersenyum bahagia, dan itu pertama kalinya Nana tersenyum bahagia di depannya, dia tidak merasa menyesal telah membawa Nana ketempat ini.
Namun tiba-tiba saja dia berfikir dan merasa heran pada dirinya sendiri.
'Kenapa aku melakukan semua ini? bukankah tujuanku untuk membuatnya tersiksa?, lalu apa yang terjadi sekarang?, aku malah membuatnya bahagia?' Batin Lion.
Tanpa memperdulikan Lion, Nana bergegas keluar dari mobil, setelah itu dia melepas sepatunya dan berlari menuju pantai.
Lion yang memperhatikan tingkah Nana tidak menyangka kalau gadis ular yang di depannya bisa berubah menjadi kelinci kecil yang lucu.
Nana melompat-lompat di pinggir pantai, sesekali dia berlari dan bermain dengan ombak, bosan bermain sendiri dia berbalik melihat Lion yang masih berdiri di depan mobilnya.
"Ayo main !" Ajak Nana dengan senyum indah terlukis di wajahnya begitulah cara Lion melihatnya hari ini.
Ekspresi Lion menjadi rumit, secara dia tidak terlalu suka dengan pantai karena dia punya troma sendiri pada lautan.
"Kamu main sendiri, aku tetap di sini"
Nana tersenyum licik, dia menyipitkan matanya seraya berkata, "Kalau begitu aku harus memaksamu"
Nana langsung menggelitik Lion, terang saja Lion langsung merasa geli "Nana hentikan apa yang kamu lakukan geli tau!"
"Pokoknya aku akan berhenti apabila kamu mau menemaniku main" kata Nana, Lion mulai geram, dia menggunakan kekuatannya untuk mendorong Nana.
"Aau.." Nana meringis karena terjatuh di pasir akibat di dorong oleh Lion.
Melihat Nana jatuh Lion mendadak salah tingkah, karena sebenarnya dia tidak bermaksud mendorong Nana dengan keras.
Dia membawa Nana ke pantai karena ingin menghibur Nana yang tampak sedih, walaupun itu bukan gaya Lion. Akan tetapi dia malah merusak suasana dengan mendorong Nana yang bermaksud baik mengajaknya main.
"Aku akan kembali ke mobil" kata Lion sambil berbalik menuju mobil tanpa memperdulikan Nana yang masih duduk di pasir.
Nana menggigit bibirnya menahan malu. Tidakkah Lion begitu kejam padanya? apa maksudnya membawanya ke pantai jika akhirnya dia merusak suasana?.
Nana segera berdiri dan menenteng sepatunya dengan kesal dia berjalan mengikuti Lion.
"Kenapa kamu mengikutiku? " tanya Lion.
"Saya mau pulang karena di sini suasananya sudah tidak enak." jawab Nana sambil memasang sepatunya dan bergegas ke mobil.
Lion mengehelai nafas panjang dan mengikuti Nana untuk kembali ke mobil. Sepanjang perjalan pulang Nana dan Lion hanya terdiam tak ada yang membuka suara.
Nana sibuk menatap jalan di malam hari lewat jendela mobil sedang Lion fokus menyetir.
'Rasanya ada yang kurang dengan suasana ini, kenapa aku merasa kesepian melihat dia diam? rasanya ini aneh.' Batin Lion.
Sesekali Lion melirik Nana yang terlihat asyik dengan dunianya sendiri, setelah itu dia menghelai nafas panjang dan kembali fokus menyetir.