Nana bersyukur karena menemukan keluarga baru yang terlihat hangat dan saling menyayangi satu sama lain.
Seusai menghabiskan satu sarapannya, tuan Kim melirik Yuri sambil menyeka mulutnya dengan tisu.
"Yuri, bagaimana pekerjaanmu? apakah kamu masih betah bekerja di sana? atau mungkin kamu mau pindah bekerja di perusahaan kakakmu?"
"Pekerjaanku sangat baik, dan aku belum tertarik untuk bekerja di perusahaan kakak" jawab Yuri, sebenarnya dia merasa bosan mendengar pertanyaan yang berulang kali tuan Kim lontarkan padanya.
"Paman hanya ingin kamu membantunya saja" jelas tuan Kim.
"Yuri paham maksud paman, tapi Yuri sudah nyaman bekerja di Majalah Bintang, apa lagi sekarang ada Nana pasti aku akan lebih betah lagi, lagi pula kakak sudah sangat hebat jadi tidak butuh bantuanku " lanjut Yuri.
" - " tuan Kim merasa kehilangan kata-kata mendengar jawaban Yuri yang tetap sama.
Tapi dia cukup bangga dengan kemandirian Yuri yang tidak mau bergantung pada keluarganya. Meskipun dia memiliki warisan yang cukup banyak dari orang tuanya tapi dia tetap semangat bekerja untuk memenuhi kebutuhannya.
Nana dan Yuri memiliki hobi yang sama,mereka sama-sama senang menulis dan membaca Novel, itu sebabnya mereka merasa cocok bekerja di majalah bintang.
Sejak Yuri tau kalau Nana di pindah tugaskan dari kantor cabang di Indonesia ke kantor pusat di Korea, Yuri sangat bahagia, karena mereka akhirnya bisa bekerja di tempat yang sama lagi.
"Kak Nana cantik, aku suka melihat wajahmu yang asli Indonesia" perkataan Zera tiba-tiba membuat suasana terasa berbeda.
Kim Zera adalah putri dari Ny Tresia dan tuan Kim Souja yang di kenal manja dan suka bikin ulah meski begitu dia terlihat sangat imut dan menggemaskan.
Zera sangat menyukai Indonesia, karena dulu dia dan keluarganya pernah tinggal di Indonesia selama beberapa tahun yang bisa diingatnya sebab ibunya orang Indonesia.
Nana merasa tersanjung dengan pujian gadis muda itu. "Terimakasih, kamu juga cantik dan menggemaskan"
Mendengar pujian Nana, pipi Zera memerah menahan malu, sebab baru kali ini dia merasa ada yang memujinya dengan tulus.
"Iya sangat menggemaskan tapi merepotkan, ha ha ha " ucapan Yuri sukses membuat suasana hati Zera berubah.
Zera cemberut sambil menatap Yuri dengan sinis.
Zera adalah siswi sekolah menengah, dia ketua kelas yang di segani, sekaligus orang yang sering bikin ulah, menurut kakak laki-lakinya, Zera itu tidak nakal, dia hanya sedikit jahil dan suka mencari perhatian, oleh sebab itu jika dia merindukan sosok kakaknya, dia pasti akan membuat ulah karena dia tau betul kalau saat itulah kakaknya yang super sibuk pasti datang menemuinya untuk membereskan kekacauan yang dia buat.
"Oumma, kak Yuri mulai lagi" ucap Zera mencoba mencari dukungan ibunya.
"Yuri, jangan goda adikmu lagi bagaimanapun juga dia itu kelinci kecil kita yang imut dan lucu, dan satu-satunya orang yang bisa membuat seseorang yang super sibuk datang menemui kita, bukan begitu sayang? " kata Ny Tresia sambil mencubit pipi anak gadisnya.
"Betul itu" sahut Zera dengan senyum lebarnya.
Yuri tertawa melihat Zera cembrut dan merasa lucu dengan tingkah gadis muda itu yang manja, karena bagi Yuri hiburannya saat di rumah itu adalah menggoda Zera .
"Kak Yuri tertawa saja sepuasnya, oh ya, di sekolah aku di tunjuk sebagi ketua kelas loh" kata Zera dengan bangga di depan Nana, setelah menyelesaikan urusanya dengan Yuri.
"Nah cocok itu, kamu harus belajar sama kak Nana, karena dia dulunya ketua kelas yang hebat, tidak seperti kamu yang ketua kelas di pertanyakan, ha..ha.. "Yuri sekali lagi menggoda Zera.
"Kak Yuri kamu menyebalkan, apakah kamu tidak tau betapa populernya aku di sekolah? kak Nana juga harus tau kalau aku ini dikelilingi oleh banyak temanku dan para guru" kata Zera dengan bangga.
"Wao luar biasa, bagaimana kamu bisa sepopuler itu? aku saja tidak begitu populer dulu? " tanya Nana.
Mendengar pertanyaan Nana, semua orang di ruangan itu tertawa, dan itu membuat Nana kebingungan, apakah pertanyaan nya salah atau lucu.
Yuri memegang perutnya sambil tertawa, setelah itu dia menarik nafas dalam dan menatap Nana yang keheranan.
"Nih ya aku kasih tau, bocah ini bisa menjadi ketua kelas dan populer di sekolah itu semua karena pesona kakaknya, hampir semua gadis termasuk para guru adalah fans berat kakaknya" jelas Yuri.
Tuan dan Ny Kim tidak bisa membantu karena kenyataannya anak lelakinya selain hebat dalam bisnis dia juga pemuda yang sangat tampan dan cerdas, hanya saja dia terlalu dingin dan menutup diri semua karena troma di masa lalunya yang kelam.
"Bagaimana kalau begini saja, mulai sekarang Nana dan kakak akan menjadi wali Zera, Nana akan membantu Zera belajar dan memperbaiki kepribadianya, dan kakak akan bertanggung jawab mengurus ulahnya di sekolah, bagaimana setuju gak? " saran Yuri.
Nana terkejut mendengar saran Yuri, dia tidak habis fikir kenapa Yuri bisa punya ide gila seperti itu, bagaimana mungkin dia bertanggung jawab dengan gadis remaja seperti Zera meskipun di Indonesia dia punya adik lelaki yang seusia Zera.
"Waaahhh..... setuju itu" sahut Ny dan Tuan Kim berbarengan.
"Aku juga, aku juga setuju, jadi aku sekarang tidak perlu merepotkan dua orang tua di sampingku ini, dan aku bisa pamer kalau aku punya wali yang manis dan tampan" Zera sangat bahagia sampai tak sadar dia memukul meja dengan sangat keras dan menimbulkan suara berisik.
Mendengar perkataan Zera, semua orang pecah dalam tawa.
Begitulah keharmonisan keluarga besar Kim, Nana mulai merasakan kehangatan keluarga ini, dia nyaman tinggal di keluarga Kim meskipun itu cuman sementara, apalagi melihat Tuan dan Ny Kim yang memperlakukanya seperti anak sendiri membuatnya seperti ada di rumahnya.