»Rumah Keluarga Kim«
Nana sampai di rumah tepat pada jam 9 malam, untungnya Jeha mengantarnya sampai depan rumah walaupun Nana sudah menolaknya berkali-kali.
"Terimakasih sudah mengantarku" ucap Nana.
"Terimakasih melulu he" Jeha tersenyum jahil kearah Nana.
"Iya, iya, oh ya apa kamu mau mampir dulu? " tanya Nana sambil menunjuk ke rumah yang dia tempati.
Jeha menggeleng, "Lain kali saja karena sekarang aku harus segera pulang takut di cari Oumma he he"
Mendengar perkataan Jeha, Nana tidak bisa menahan tawanya, menurutnya Jeha itu baik selain itu dia juga asyik , lucu dan enak di ajak bicara.
"Terus kamu pulang pakai apa? halte dari sini itu lumayan jauh kan?" tanya Nana dengan sedikit cemas.
"Mmm nanti ada yang akan menjemputku" ucap Jeha.
Sebenarnya Jeha sudah menelpon seseorang untuk menjemputnya jadi tidak perlu khawatir.
"Oh begitu, ya sudah aku masuk dulu ya" ucap Nana.
"Oke, sampai ketemu lagi" setelah mengatakan kalimat perpisahan Jeha langsung berbalik menuju halte yang lumayan jauh.
'Gadis itu benar-benar menggemaskan'. Batin Jeha sambil tersenyum menikmati jalan di bawah kelap kelip bintang di malam hari.
Sedang Nana langsung membuka gerbang dan masuk ketika Jeha sudah terlihat cukup jauh.
Setibanya di depan pintu utama, Nana membuka pintu dan melihat Zera duduk di ruang tamu.
"Kak Nana" melihat Nana muncul dari balik pintu, Zera langsung memanggil Nana dan berlari untuk memeluknya.
Nana tersenyum dan langsung membalas pelukan Zera. "Nampaknya kamu lagi senang?"
Zera melepas pelukannya sambil tersenyum dia berkata, "Ini karena untuk pertama kalinya aku mendapatkan nilai bagus di rapot. Semua karena kesabaran kak Nana yang telah membimbingku belajar. Tapi, rapot itu harus di ambil oleh waliku dan aku ingin kak Nana dan kakak ku yang mengambilnya bagaimana?"
Nana tersenyum dan mencubit pipi tembem Zera. "Itu gampang, kamu atur aja!"
"Nana sudah pulang, ayo makan malam dulu, tante sudah siapkan" kata Ny Tresia dengan lembut, dia sangat senang melihat Zera begitu menyayangi Nana.
Nana mengangguk namun sebelum itu dia masuk ke kamarnya dan bersih-bersih.
Setelah rapi dan bersih Nana langsung keluar dan menikmati makan malam bersama dengan Keluarga Kim.
Seusai makan, Nana merasa jenuh di kamar sementara itu Yuri belum pulang dari kantor.
Tiba-tiba Nana teringat Zera dan dengan antusias dia langsung keluar kamar menuju kamar Zera.
tok tok tok...
"Apa kakak boleh masuk?" Tanya Nana dari luar pintu.
"Masuk saja kak, pintunya tidak di kunci kok" jawab Zera.
Nana membuka pintu dan menemukan Zera lagi membuat panggilan.
Zera melirik ke arah Nana "Kakak duduk dulu ya, aku akan menelpon kakakku sebentar !"
Mendengar perkataan Zera, Nana duduk dengan patuh di tempat tidur sambil mengamati kamar Zera yang sedikit berantakan.
Setelah lama menunggu akhirnya seseorang mengangkat telpon. Dari seberang telpon terdengar suara lembut seorang pemuda.
"Hallo kelinci kecil"
"Hallo kakak kesayanganku"
"Ada apa? "
"Aku ingin mengadakan pesta besok malam di rumah jadi kakak harus pulang"
" Dalam rangka apa? "
"Aku mendapat nilai bagus di rapot untuk pertama kalinya, dan aku mau kakak yang mengambilnya ke sekolah, sekarang aku hebat kan kak?"
"Sangat hebat, kakak akan meluangkan waktu kakak untuk ke sekolahmu dan menghadiri pestamu"
"benarkah? "
"Kakak adalah lelaki dengan kata-katanya"
Setelah menutup telpon, Zera berjingkrak kegirangan karena dia merasa bangga dapat pujian dari kakaknya.
Nana merasa heran dan penasaran dengan kakaknya Zera, dia terlihat sangat mencintai adiknya dan suaranyapun terdengar sangat lembut.
Zera melirik Nana. "Nanti aku kenalin sama kakakku ya?, aku yakin kak Nana akan terpesona dengan ketampanannya"
Nana tersenyum. "Oh ya, memangnya dia seperti apa? "
Dengan senyum bangga Zera berkata, "Dia adalah lelaki paling baik di dunia ini, dia sangat mencintai keluarganya, selain tampan dia juga hebat, dan aku ingin suatu hari nanti punya suami yang bisa mencintaiku, melindungiku serta tidak pernah menyakitiku seperti kakak ku, tapi.. "
"Tapi kenapa? " tanya Nana dengan heran ketika melihat Zera menunduk.
"Tapi kakak belum mau menikah, padahal Oumma dan Appa sudah melakukan banyak hal agar dia mau menikah tapi tidak berhasil, dan tidak ada satupun wanita yang bisa mengambil hatinya, aku jadi berpikir apakah kakak ku menyukai sesama jenis?" lanjut Zera dengan ekspresi sedih.
Nana merasa simpati melihat ekspresi Zera, dengan lembut Nana memeluk Zera sambil berkata, "Zera harus percaya kalau kakak Zera adalah lelaki yang baik dan jika sudah waktunya dia pasti menemukan pasangan yang baik juga, sekarang lebih baik kita do'akan saja ya semoga kakakmu cepat ketemu jodohnya !"
"Iya kak" kata Zera sambil mengeratkan pelukannya pada Nana, ditemani senyum di sudut bibirnya.
Mengingat cerita Zera, aku jadi penasaran seperti apa sih kakaknya ? benar-benar membuatku penasaran. Batin Nana.
Setelah obrolan itu, Nana kembali ke kamarnya dan berbaring di tempat tidurnya seraya menatap langit-langit kamar. Tiba-tiba senyum Jeha teringat di benak Nana.
Ohh astaga, kenapa aku teringat senyum Jeha? Tanpa sadar Nana tersenyum kala bayangan Jeha melintas.
Merasa tidak nyaman, Nana berusaha melupakan banyangan Jeha dan kejadian yang terjadi diantara dia dan Lion, sesaat kemudian dia berhasil tertidur dan memasuki alam mimpi.
»Keesokan paginya «
Seusai shalat subuh, Nana langsung bersiap-siap dan keluar dari kamarnya untuk memasak di saat keluarga Kim termasuk Yuri masih tertidur pulas.
Itu sekitar jam 7:30 semua orang satu persatu keluar dari kamarnya dan langsung menuju meja makan, mereka terkejut ketika menemukan banyak hidangan khas Indoneaia tersaji di meja makan.