Sementara itu di suatu tempat tertentu. Lion terdiam memperhatikan jasad yang hendak di makamkan itu. Kenangan masa lalu terngiang di hati nya seakan membangkitkan satu rasa yang sudah lama mati.
"Aku tidak menyangka kalau kamu akan pergi secepat ini Leen. Bukan karena penyakit ganas itu, melainkan karena engkau ingin menolong kami. Mayleen Terimakasih untuk semua yang sudah kamu lakukan! Aku tidak akan melupakan pengorbananmu sebagaimana aku masih mengingat setiap detik bersamamu pas kita remaja. Meskipun waktu itu kau memilih cinta yang lain. Dan untuk cintamu itu, kau korbankan dirimu. Betapa beruntungnya Park Jeha karena bisa mendapatkan cinta tulus darimu.' Batin Lion seraya menahan tangisnya. Sebab, belakangan ini dia sudah sering menangis.
Waktu berlalu begitu saja. Jasad Mayleen sudah selesai di makamkan. Para pelayat pun sudah meninggalkan area pemakaman satu persatu.
"Jeha ... Ayo ikut kami!" Seru Lion seraya memegang pundak Jeha.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com