Berbeda dengan Kaira yang nampak menikmati waktu demi waktu, Arka malah sudah siap dengan jas nya. Padahal baru saja jam lima lewat lima puluh lima. Sepertinya laki-laki itu sangat berniat untuk pernikahan ini.
Kini ia duduk di depan kaca, terlihat begitu jelas wajah ganteng nya itu. Di lihat-lihatnya lagi wajah tampan dirinya di depan kaca itu.
"Ah nona Kaira, kamu sangat beruntung karena memiliki aku sebagai suami mu. Harusnya kamu bersyukur untuk itu nona. Apalagi kekayaan ku begitu banyak hingga keluar negeri. Sungguh disayangkan bukan kalau kamu tidak menikah dengan ku?" Ucap Arka, ia bermonolog seorang diri di depan kaca.
"Ku jadikan kau nona muda di rumah ku yang besar ini, apakah itu kurang cukup kah untuk mu nona? Bahkan di luar sana masih banyak orang yang mengantri untuk berada di posisi mu ini. Tapi kenapa kamu malah mengabaikan permintaan ku ini?" Lanjut Arka lagi.
Ia menggeleng kan kepalanya karena tak habis pikir dengan apa yang ada di pikiran Kaira itu.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com