webnovel

Peti Matinya Hilang!

.

.

.

.

.

Didalam sebuah ruang yang begitu megah. Terdapat banyak foto foto terpajang dengan rapi. Disana terdapat dua orang yang sedang mendebatkan sesuatu, Clara dan Dion.

"Apa yang akan kita lakukan Dion" Ucap Clara ditengah obrolan itu.

"Entah lah, yang pasti kita harus membantu yang mulia" Dion menegaskan.

"Tapi, bagaimana hah...Bagaimana..?" Ucap Clara dengan nada tinggi pada Dion.

Karena mereka sudah sering membahas tuan mereka namun tetap saja hasilnya nihil. Sudah 100 tahun lebih berlalu tetap saja tidak ada orang yang dicurigai mereka sebagai pelaku nya.

Mereka terus mencari pelaku itu karena, jika pelaku sebenarnya bukan yang mulia Zevan melainkan orang lain dan orang itu masih hidup.

Kemungkinan orang itu akan mengahancurkan kaum vampire untuk kedua kalinya. Kehancuran kekaisaran vampire dulu saja masih membuat sebagian besar kaum vampire menyembunyikan identitas mereka.

Dan apabila orang itu muncul kembali dan tidak ada orang yang bisa menyeimbangkan kekuatan dengannya akan berakibat fatal. Entah apa tujuan dibalik itu semua yang pasti mereka harus mencari siapa dia.

"Memang tidak ada jalan keluar.., kecuali..." ucap Dion tiba tiba sembari memberi kode pada Clara.

Clara yang mengetahui kode dibalik tatapan Dion hanya mengangguk kecil. Karena, sudah berapa lama mereka membahas ini Clara tetap menolak .

Namun, kali ini Clara mencoba setuju dengan ide Dion untuk yang mulia.

.....***...

.

.

.

Di sebuah makam tempat dulu peti mati milik Kaisar Zevan dimakamkan. Dua pengikut sumpah yang mulia berdiri didepan makam itu.

Mereka berdua berencana membongkar peti mati milik yang mulia Zevan. Dan ingin membukanya meski mereka tahu bahwa peti mati milik yang mulia tidak bisa dibuka ataupun dihancurkan.

Dalam salah satu kitab yang dibaca mereka bahwa keabadian yang mulia membuat mayatnya tetap utuh dalam peti mati itu dan tidak bisa dibuka kecuali oleh garis keturunannya.

Dion menggunakan kekuatannya untuk membongkar makam yang mulia. Tanah disekitar makam retak dan meninggalkaan celah yang semakin besar.

Clara tiba tiba menatap Dion dengan pandangan bingung dan berpikir setelah dia melihat kearah celah yang dibuat Dion.

Seharusnya dalam celah itu terdapat sebuah peti mati milik yang mulia. Namun, Clara melihat tidak ada sama sekali peti mati hanya ada celah yang dibuat Dion.

"Sial...peti matinya hilang..." Ucap Clara.

Entah apa yang akan dilakukan mereka selanjutnya setelah mengetahui bahwa peti mati milik Kaisar mereka hilang.

••¤¤••

Ditaman dekat rumahnya, seorang pemuda sedang memandang kosong kearah depan dimana terlihat seorang anak kecil yang bermain dengan ayahnya.

Pemuda tampan dengan tatapan tajamnya, yang bernama Alexander Raven Leonardo duduk sendirian disebuah bangku kosong. Sepasang ayah dan anak itu terlihat begitu bahagia dimata Alex, seperti kebahagiannya bersama ayahnya dulu.

Dua tahun lalu, ayahnya pergi meninggalkanya dan menitipkannya pada bibinya. Bibi dan ayahnya sama seperti dirinya, namun berbeda satu hal bahwa Alex lebih kuat dibanding mereka.

Ayahnya pergi untuk apa dan entah kemana, yang pasti Alex percaya bahwa kepergian ayah adalah yang terbaik.

Terbaik, bukan berarti Alex menginginkan ayahnya pergi. Tapi Alex percaya bahwa kepergian ayahnya mempunyai tujuan tersendiri yang tidak bisa diketahui oleh Alex. 

Sebelum ayah pergi, dia memberikan sebuah buku yang harus Alex baca. Buku itu adalah buku penting, yang tidak sembarang orang melihatnya. Buku itu muncul semenjak kelahiran Alex, karna didalam buku itu hanya tertulis takdir yang harus dilakukan mereka yang sama seperti dia.

Kaumnya biasanya tidak pernah ikut campur dalam masalah atau pun kebahagiaan yang dilakukan makhluk imortal lainnya. Mereka bersikap netral dan menyembunyikan diri dari yang lainnya.

Bersikap seperti manusia biasa, karena itulah manusia maupun makhluk immortal dinegeri ini menganggap bahwa mereka hanya mitos belaka.

Tapi tidak untuk kali ini, buku ini yang diberikan ayahnya pada Alex adalah harapan bagi kaumnya. Karena sang takdir telah tiba dan kaum mereka sebentar lagi akan bebas dari persembunyian.

Entah seperti apa yang takdir tuliskan untuk Alex, yang pasti ia harus melaksanakan takdir itu.

Saat ini Alex yang duduk ditaman itu, mengenakan pakaian yang tertutup dan mengenakan masker diwajahnya. Sehingga yang terlihat dari sosok Alex saat ini hanya matanya.

Meski hanya terlihat matanya, namun dari tatapan dan irisnya benar benar sempurna, dengan paduan baju yang dipakainya Alex benar benar tampak menawan.

Siapapun ingin memilikinya jika seseorang melihat wajah tampannya. Tapi entah kenapa wajah tampan itu benar benar tidak menarik bagi sekitarnya. Yah, mungkin karena Alex sendiri tidak ingin menunjukan auranya dan hanya bisa menyegel auranya. 

Sepasang anak dan ayah nya yang sedang bermain perlahan pergi. Alex sekarang memperhatikan seorang gadis kecil yang sedang mengejar seekor kupu kupu didekat bunga.

Gadis kecil itu tidak jauh dari tempat Alex tadi memperhatikan sepasang anak dan ayah. Gadis itu berusia hampir empat tahun dengan pipi chubby nya.

Saat gadis kecil itu asik mengejar seekor kupu kupu, dia tidak memperhatikan sekitarnya. Sehingga, gadis kecil itu beberapa kali terjatuh ketanah saat mengejar kupu kupu itu.

Gadis itu berlari kesana kemari, sampai gadis kecil itu tak sadar dirinya sudah ditengah tengah jalan.

Tiba tiba, dari arah samping sebuah mobil hampir menabrak gadis kecil itu. Namun, tiba tiba mobil itu berhenti dan angin disekitar taman itu serasa lebih kencang dibanding biasanya. Gadis kecil itu selamat dan dibawa terbang oleh kupu kupu kecil entah bagaimana.

Gadis kecil itu meski masih anak anak dia menyadari ada yang aneh, dia berbalik dan menatap Alex yang duduk sendirian.

Perlahan gadis kecil itu menghampiri Alex dan berdiri didepannya.

"Hai kak terimakasih"

Sekilas Alex menatap gadis itu dan menjawab.

"Untuk apa"

"Haha kak jangan membohongiku, kakak itu baik tapi... "

Gadis itu berbicara dengan wajah imutnya dan bersikap seolah memarahi Alex.

"Kakak lain kali jangan lupa senyum ya hehe dadah"

Setelah mengucapkan itu, gadis kecil itu berlari untuk pergi dari hadapan Alex. Sedangkan Alex sendiri juga tidak ada tujuan lain disini selain menenangkan diri jadi Alex pun pergi dari taman.

Melihat Alex yang pergi dari taman, gadis kecil yang ternyata masih berada disebuah toko yang tidak jauh dari sana menatap Alex dari kejauhan.

Kakak itu baik hati, dan dari matanya bisa dilihat bahwa wajahnya tampan. Selain itu, kakak itu juga terlihat misterius. Dengan wajah imutnya baru kali ini gadis kecil itu hampir diabaikan.

Bukannya marah, tapi tidak terima aja gitu. Dari Paman, Kakek, Ayah, Ibu, tidak pernah sekalipun tidak luluh dengan tingkahnya. 

Yah pada dasarnya, gadis kecil itu tau pasti Alex bukanlah orang biasa jadi dia hanya tersenyum dan kembali ketempatnya tinggal.

~¤~

"Takdir dan Cinta adalah dua hal yang berbeda tapi saling terikat"