webnovel

Kerajaan Valerian

“Tapi dia pria yang baik,” dia membantah dan melihat matanya menyipit karena perkataannya. “Dan aku bisa saja seorang pria yang jahat,” dia memperingatkan, “Sampai kamu berada di bawah perlindunganku, aku harap kamu jaga sikapmu dan patuh akan perintahku. Jangan biarkan seorang pria manapun menciummu, Katherine. Kami tidak ingin kamu jatuh ke tangan yang salah seperti sebelumnya, jadi ikuti saja perkataanku.” “Aku bukan milikmu, jadi aku tidak harus mendengar perkataanmu,” dia keceplosan dan merasa wajahnya memerah karena malu untuk yang kedua kalinya di malam itu, “Maksudku, kamu tidak bisa.” “Dasar bandel,” dia bergumam sebelum tangannya bergerak dari pinggangnya ke punggungnya, menariknya mendekat dan berbisik, “Apa kamu ingin menjadi milikku?” Tahun 1834 Sebuah masa kegelapan dimana mahluk-mahluk bayangan turun ke tanah manusia yang damai dan secara perlahan menunjukkan keberadaan mereka. Waktu dimana kerajaan-kerajaan diatur oleh persekongkolan, penghianatan, dan kebencian manusia tetapi tidak sadar bahwa mereka hanyalah para wayang. Dalang-dalang asli yang berada di balik layar adalah para mahluk bayangan, yang memiliki kekuatan untuk menghancurkan apapun yang ada di depan mereka. Apakah yang terjadi ketika seorang gadis kecil menarik perhatian salah satu Raja berdarah murni? Akankah dia selamat dari urusan politik antara kerajaan ketika ada seorang Raja tampan yang ikut serta, dan juga yang tidak bisa dilupakan adalah adanya hantu yang mengikutinya kembali ke rumah.

ash_knight17 · Fantaisie
Pas assez d’évaluations
125 Chs

Balas Dendam- Bagian 1

Éditeur: AL_Squad

Dengan berakhirnya musim hujan, maka vampire dan manusia yang mempunyai kedudukan akan meninggalkan istana Valerian ketika Raja Alexander telah meninggalkan istana untuk menghadiri pertemuan dan yang tersisa adalah Nyonya Magdalene, Giselle dan seorang pria di istana. Dengan keributan yang mereka lakukan, para pekerja yang bekerja di istana datang berkerumun di aula utama, melihat dengan diam memperhatikan kejadian dimana para petinggi vampir menuduh seorang manusia. Para pekerja diajarkan untuk tidak ikut campur dengan urusan para Raja dan bangsawan terutama para vampir. Mereka punya hak untuk memenjarakan para pelayan jika mereka melanggar bahkan lebih parah dijual ke tempat lain dengan kemungkinan mendapatkan tuan yang lebih buruk daripada yang sebelumnya.

Katie berdiri di tengah ruangan, menarik sisi bajunya dengan perasaan takut. Pipinya terasa sakit.

"Jadi apa yang akan kita lakukan terhadapnya?" Pria itu melihat ke arah Katie.

"Nyonya Lorent, Tolonglah. Saya percaya ini hanyalah sebuah kesalahan, seorang anak seumurannya tidak mengetahui nilai dari perhiasan yang kau maksudkan," Sylvia memohon sambil berdiri di samping Katie.

"Orang yang berada di bawah kekuasaanku akan dihukum dengan diusir atau lebih baik lagi, hidup tanpa tangan mereka," Nyonya Magdalene menghiraukan perkataan Sylvia sambil melipat tangannya.

Mendengar hal ini mata Sylvia terbuka lebar, "Bukti apa yang kau punya sehingga kau menuduhnya mencuri, bukannya orang yang lain?".

"Sayangku Sylvia," Giselle mengibaskan rambutnya dan melangkah maju, "Sepanjang tahun aku datang berkunjung, tidak pernah terdengar atau melihat seseorang mencuri, tetapi lihat - ketika yang satu ini datang, perhiasan menghilang dan Nyonya Magdalene mengatakan bahwa dia melihat anak itu dan anak serigala. Siapa yang tahu, mungkin saja anak serigala itu liar dan dia mencoba membawanya untuk melawan kita."

"Ada baiknya kita menunggu sampai Raja Alexander kembali dan mempertimbangkan hukuman yang akan diberikan," Sylvia memberikan usulan tetapi Giselle mencekik lehernya membuatnya tidak bernafas. Tidak seperti Sylvia yang berasal dari keluarga vampir pada umumnya, Giselle adalah keturunan berdarah murni, yang mempunyai kekuatan yang besar.

"Bukankah aku menyuruhmu untuk diam? Apel yang busuk haruslah dibuang secepatnya. Nyonya Loren akan memutuskan hukumannya," Giselle melonggarkan genggamannya dari leher Sylvia.

Sylvia berharap Alexander akan kembali sehari kemudian dan semoga dia tidak mengambil jalan memutar.

"Waktu telah berubah, Sylvia. Keadaan membuat orang melakukan apa yang tidak ingin mereka lakukan," Nyonya Loren menunjukan kalung di tangannya yang terbuat dari batu berwarna biru yang bersinar terang walaupun di tempat yang gelap, "Sebagai gantinya anak ini tidak akan dihukum mati atau dipotong tangannya akan tetapi dia harus bercermin atas kesalahannya."

"Untuk dua hari dia akan tinggal di gudang penyimpanan dimana tidak ada penerangan dan teman untuk menemaninya. Dia akan diberikan pekerjaan sama seperti pelayan yang lain dan selama itu tidak ada yang boleh memberikannya makanan, minuman ataupun hal yang lain. Jika ada yang keberatan atau membantunya, maka orang itu akan dihukum bersama dengan gadis kecil itu," dia menatap semua orang di dalam ruangan.

"Saya harap kalian mendengarnya dengan jelas," Giselle menaikan alisnya dan menatap Sylvia dengan wajah mengejek.

Nyonya Magdalene kelihatan puas mendengar hal itu, " Sekarang setelah semua telah jelas, kita punya seekor serigala untuk di urus. Sebagai pencuri kita akan memberikan hukuman bersamaan dengan serigala yang dia bawa," Diapun berjalan ke luar istana bersama dengan Katie menuju kandang kuda dimana anak serigala itu menunggu mereka.

Sebuah pisau yang tajam dibawa oleh pria yang menemani Nyonya Magdalene. Dia mengangkat anak serigala dengan satu tangannya sementara tangan yang lain memegang pisau. Hewan itu meronta tetapi dia mengeratkan pegangannya.

Katie menutup matanya ketika pria itu menggerakan tangannya. Dengan satu gerakan memotong, dia menarik mata pisau itu di leher serigala kecil, mengakhiri hidupnya dan membuangnya ke dalam perapian yang berada di kandang. Gadis kecil itu kemudian dikurung dalam gudang penyimpanan dan dikunci dari luar sampai waktunya dia bekerja.

Gudang dimana dia ditahan adalah gudang yang tidak dipakai selama bertahun-tahun. Benda-benda di dalamnya ditutupi debu dan sangat gelap. Sarang laba-laba menempati setiap sudut ruangan.

Giselle telah mengirim Sylvia ke kota lain agar menjauh dari kerajaan untuk beberapa hari ke depan.

Setelah Katie di tinggal sendirian, dia mulai menangis dan suara tangisan terdengar dalam ruangan sepi itu. Untuk gadis kecil yang masih muda sepertinya, kematian serigala kecilnya telah membebaninya lebih daripada hukuman yang diberikan kepadanya untuk beberapa hari kedepan.

Kegelapan tidak membuat hatinya tenang melainkan lebih menyiksanya. Dia takut akan makhluk bertaring, mereka telah membunuh anak serigalanya tanpa merasa sedih, padahal anak serigala itu tidak melakukan apa-apa selain menjadi temannya. Wajah Alexander terbayang di pikirannya ketika dia berpikir tentang vampir. Walaupun dia mempunyai gigi taring tetapi dia telah menyelamatkannya; dia adalah seorang kesatria. Pada akhirnya gadis kecil itu menangis sampai tertidur.

"Hey bangun," Seseorang menggoyangkan bahu Katie dengan pelan membuatnya terbangun.

Dengan mata yang masih bengkak karena menangis dia melihat seseorang di depannya. Dia adalah Corey yang ditemui di dapur beberapa hari yang lalu. Dengan ketakutan dia menjauh dari anak itu.

Anak laki-laki itu melihat dengan sedih dengan reaksi yang ditunjukan Katie. Dia telah mendengar apa yang terjadi tetapi dia tidak berkesempatan untuk melihatnya, para pelayan disuruh melakukan pekerjaan mereka daripada datang dan melihat para tamu.

"Minta maaf atas apa yang mereka lakukan," Dia berbisik, sambil melihat ke punggungnya untuk memastikan bahwa tidak ada seorangpun yang mengikutinya.

Tidak seorangpun yang diijinkan untuk memberikannya dukungan dan jika ada yang melakukannya maka hanya akan menyebabkan masalah.

"Ayo, kau harus menyelesaikan pekerjaan yang diberikan kepadamu," anak laki-laki itu melihat Katie bangkit dari lantai, "Kami telah memastikan untuk menyelesaikan semua pekerjaan yang sulit sehingga semuanya akan menjadi sedikit lebih mudah."

Ketika Katie keluar dari ruangan, dia menyipitkan matanya oleh karena sinar matahari. Anak laki-laki itu mengantarkan Corey keluar dan terkejut ketika dia melihat luka memar di pipinya. Sebelum dia sempat mengatakan apa-apa seorang penjaga telah menjemputnya dan membawanya ke taman. Dia disuruh untuk membersihkan ranting-ranting kering dan dedaunan dari semak-semak dan pepohonan. Walaupun terlihat mudah tetapi pekerjaan itu memakan waktu dan tenaga untuk dilakukan oleh satu orang, terutama ketika hari menjadi lebih terik. Tiga jam telah berlalu sejak dia mulai memungut dedaunan kering dan memasukkannya dalam tas. Tangannya telah tertutup dengan kotoran dan tergores oleh karena semak-semak yang juga membuat bajunya kotor. Saat setengah dari pekerjaannya selesai, dia dikirim kembali ke gudang penyimpanan untuk menghabiskan malamnya di sana. Ketika Katie tidur di atas lantai yang kotor dan dingin, suara petir membuatnya terbangun. Semuanya itu hanya membuat kondisinya memburuk tanpa selimut untuk menghangatkannya dan tidak ada makanan untuk mengisi perutnya yang kosong.

Keesokan harinya dia mulai memungut dedaunan. Untuk sesaat dia merasa pusing oleh karena dia dibangunkan lebih awal untuk membersihkan jendela-jendela yang berada di lantai atas.

"Setelah kau selesai dengan hal ini engkau akan membantu nyonya Magdalene di kamarnya," Giselle berkata sambil memperhatikan anak kecil itu bekerja, dia ingin memastikannya bekerja dengan baik.

Katie sekarang duduk di belakang Nyonya Magdalene, wanita itu sedang melukis di atas kanvas dengan Katie memegang palet kaca di tangannya. Dia merasa lemah dan kecapaian memegangi palet kaca di atas kepalanya begitu lama sehingga wanita vampir itu tidak perlu membungkuk untuk mendapatkan catnya.

Dia merasa begitu pusing sehingga pegangannya pada palet kaca itu terlepas dan jatuh ke lantai, memecahkannya berkeping-keping. Cat lukisan memercik di lantai marmer dan melihat hal ini Katie dengan cepat minta maaf.

"Dasar bodoh. Bersihkan semuanya ini dan bawakan aku palet kaca yang baru untuk mengganti yang baru saja kau pecahkan," Nyonya Magdalene meletakan kuas di sisi lukisannya dan berjalan menuju kamar mandi.

Katie duduk di lantai dan dengan cepat memunguti pecahan gelas yang bisa dia temukan. Dia meringis kesakitan ketika jarinya kena dengan pecahan kaca. Dia merasa sangat kesakitan ketika melihat potongan kaca yang ada di jarinya tertanam di jarinya dan dia menarik pecahan kaca itu sehingga darah mengalir dari jarinya.

"Katherine."

Dia mengangkat wajahnya dan melihat Raja Valeria berdiri di depan pintu masuk dengan matanya memancarkan kemarahan. Apakah dia marah padaku???