"Apa?" Ketika Rahmi mendengarnya, dia bergegas memeriksa tempat dengan bekas ban itu.
Benar saja, kelompok orang itu belum lama pergi, karena bekas ban diatas lumpur ini baru saja tercetak, dan warnanya masih sangat lembab.
Memikirkan hal ini, Rahmi melambaikan tangannya dengan cepat, "Kemarilah, kita pergi mengikuti jejak ban ini, dan cepat!"
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _
Keesokan harinya.
Ketika Dina Baskoro pergi ke kampus, plester di wajahnya sangat menarik perhatian. Sekarang teman-teman kampusnya melihat wajahnya terluka, beberapa orang tertawa dan Dina Baskoro hanya bisa menghela nafas.
"Hei, sudahkah kamu mendengar? Keadaan Dina Baskoro buruk."
"Benarkah? Pantas saja aku melihat wajahnya dengan perban sepanjang waktu hari ini."
"Bukankah dia hanya menggunakan wajah itu untuk merayu pria? Ya, sekarang aku sudah melihatnya, saat dia tidak memiliki wajah cantik itu, apalagi yang bisa dia pamerkan."
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com