Zayn berjalan dengan langkah yang sangat malas. Apalagi kalau teringat kejadian pagi tadi, ia sampai berlutut di depan papa dan mamanya. Percuma. Tidak ada toleransi untuk dirinya. Kalau bukan karena ancaman mamanya, ia benar-benar
tidak akan masuk ke sekolah barunya. Ditambah lagi, motor dan mobil pribadinya sementara menjadi milik Gavin. Kepala Zayn rasanya ingin meledak.
Sesekali, Zayn melihat jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul 07.00. Ia tidak peduli karena Zayn sengaja datang terlambat, agar tidak ada yang melihat kalau dirinya berangkat sekolah hanya jalan kaki.
"170 langkah," ucap Zayn saat sudah sampai di depan gerbang sekolah yang sangat besar.
Ia mendekat ke gerbang tersebut dan melihat dua orang satpam yang sedang berjaga. Rupanya, kedua satpam tersebut tidak menyadari kehadiran Zayn. Sehingga Zayn terpaksa sedikit berteriak untuk memanggil satpam tersebut.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com