webnovel

Bab 5

Feby keluar super market bersama sepupunya, Laura.

"kak hali, Laura lupa beli peralatan sekolah yang untuk besok, kakak tunggu di sini saja ya"

"Hm"setelah mendapat persetujuan dari sang sepupu, Laura pun kembali masuk kedalam supermarket.sedankan Feby, iya memilih menunggu di parkiran Supermarket. memantulkan bola basketnya yang baru iya beli tadi. tampa sadar, bahwa bola itu terlalu kuat di pantulkan. memangtul tidak terkendali, membuat Feby tertegun, melihat bola itu akan mengenai seseorang pejalan kaki yang seperti sadar akan kehadiran bola itu.

"awas kak!"

refleks, pemuda itu menangkap bola itu dengan satu tangan.

"apa ini bolamu?"

"terima kasih telah menangkapnya"ucap Feby tersebut tipis.

"kak! ayo kita pulang!!!"teringat cempreng dari seorang remaja yang baru keluar dari super market.yang entah kenapa membuat Feby kesal bercampur malu secara bersamaan.

"eh, seperti adikku sudah selesai. kalau begitu,maaf kak aku duluan"setelah mengatakan itu, kemudian Feby berbalik melangkah ke tempat Laura. sedangkan pemuda itu menatap Feby yang mulai menjauh sekilas, sebelum kembali berjalan.

-di depan mansion

Feby berjalan pelan ke rumahnya. sebenarnya dia tidak ingin pulang, tapi dia tidak enak terus merepotkan keluarga sepupunya.sudah siang, pasti ayahnya sudah beranak ke kantor.

Feby berhenti di depan pintu, menarik nafas lalu menghembuskannya perlahan.pintu berderik saat dibuka, hanya kesunyian yang menyapa. ia tahu mamanya tengah berada dalam kamar. meraung pada semesta. dusta apa yang ia perbuat?

"lili kamu sudah pulang sayang?" lisa-mama Feby bertanya dengan lembut. menampilkan senyuman paling sendu yang pernah Feby lihat.

"sudah ma. apa mama sudah makan? atau mama ingin disuapi oleh anak mama ini?" hibur Feby.

"mama sudah makan. lili, maafkan mama. mama tahu kamu pergi tadi___"

"ma, tidak usah dibahas.lebih baik mama tenangkan diri dulu. atau? anakmu ini akan menyanyikan mama lagu pengantar tidur?" tanya Feby tersenyum.

"kau ini"Lisa tersenyum. pilu yang ia tanggung berkurang. iya sadar kalau dia masih ada satu cahaya yang menyinarinya. mencoba memberikan kelegaan untuk hati yang meronta.

"apa mama sudah minum obat?"tanya Feby menguatkan.

"sudah nak, ternyata anak mama yang satu ini benar-benar bawel"Lisa terkekeh. melupakan beban untuk sementara.

"sekarang sudah waktunya salat, naiklah untuk solat, mama juga harus solat sekarang"Lisa membeli rambut putrinya.tak lupa pelukan kehangatan untuk putrinya sebelum iya bersiap-siap ke kamar mereka masing-masing. Feby hanya tersenyum, lantas setelah mamanya melepaskan pelukannya iyapun menuju lantai atas.