Bab,Tiga.
Tak ada seorang pun tahu ketika Herman keluar dari kamarnya membawa koper pakaian,dia bertekad ingin pindah tempat tinggal,tidak mau lagi tinggal di rumah mertua.Dia mengambil keputusan baik menempati rumahnya sendiri yang sudah lama dia kosongkan.Dia merasa seperti tinggal di tempat bara api hidup bersama Surya dan Rumi.Yang membuat dia harus segera pergi karena bila banyak memberi Surya dan Rumi mengagung-agungkan,memuja muja.Akan tetapi bila tidak memberi perlakuan kedua orang mertua nya itu membuat sesak dada.
Dengan menjinjing koper Herman melangkah ke arah Timur,menuju perempatan tempat ojeg-ojeg mangkal.Herman mencari Sana tukang ojeg yang punya kesetiakawanan tinggi.
Di pangkalan ojeg nampak Darmo sedang bercakap cakap dengan dua orang tukang ojeg kawannya.Sementara Sana tengah duduk di depan warung kopi yang merangkap menjual bensin 2 Tax.Beberapa kali Sana menyeruput kopi panas,lalu merogoh saku celana mencari rokok .Minum kopi tidak sambil merokok tidak enak.Bungkus rokok dia keluarkan ketika dibuka kosong.Herman emosi membuang bungkus rokok itu,kemdian meminta sebatang rokok kepada Darmo.Saat di beranjak dari duduknya dia melihat Herman sedang tergesa berjalan sambil membawa koper." Darmo, apa kah kamu sudah bertemu dengan kang Herman ? ",tanya Sana .
" Belum " jawab Darmo,sambil melihat ke arah Sana.
" Itu kang Herman ! "ujar Sana,tangannya menunjuk ke arah Herman .Darmo melayangkan pandang,mengikuti arah telunjuk Sana.Muka Darmo jadi berseri-seri ia bisa bertemu dengan Herman.Ketika Herman hampir sampai di pangkalan ojeg Darmo buru buru menghampiri.," Sudah lama saya mencari akang, kemana saja kang Herman ? ".
Herman menghentikan langkah melihat Darmo menghampiri dengan wajah berseri-seri.
" Sungguh kang saya tidak ada apa apa,kabar tentang saya jangan terlalu dipercaya",kata Darmo tiba tiba sambil memohon mohon membuat Herman kebingungan tidak mengerti.
" Ada apa ini ? "tanya Herman.
" Apa kah kang Herman sudah dengar pergunjingan orang tentang saya ? " tanya Darmo.
Herman memperhatikan tingkah Darmo." Belum mendengar ," katanya sambil menggelengkan kepala.
" Kang Herman benar belum mendengar ? ", tanya Darmo lagi.
" Iya belum mendengar.Ada apa Darmo ? "
" Syukulah kalau belum mendengar... ", Darmo menarik nafas lega.Rasa takut yang menghantui dirinya selama beberapa hari ini perlahan hilang." Jika kang Herman dengar gunjingan soal saya sekarang pasti kang Herman akan marah ".Kemudian Darmo menceritakan tentang pergunjingan itu kepada Herman,ia juga bercerita karena itu selama beberapa hari keliling tempat mencari Herman.Ingin menjelaskan bahwa tidak benar punya hasrat kepada Halimun.
Setalah mendengar cerita Darmo kemudian Herman tertawa terbahak-bahak." Gosip picisan,dari mana ? " tanya Herman.
Darmo menggelengkan kepala.Ia memang tidak tahu dari siapa gosip itu berhembus.Tak lama kemudian Sana datang menghampiri,dan nimbrung bicara." Dari pos kamling Kang.Gosip itu berhembus dari pos kamling. Saya juga pernah ditanyai oleh mereka soal kang Herman mabuk.Tapi saya tak perdulikan...".
" Mereka ? Siapa mereka ? ", semangat Darmo bertanya,ia juga jadi greget.
" Pak RT dan RW,waktu itu juga ada mang Kosim Satgas Desa.Yang lainnya saya tidak kenal ", jawab Sana.
Darmo tak bisa menahan emosinya,tak sabar ingin mendatangi mang Kosim Satgas Desa.Ia ingin mengatakan tak ada paedahnya menggunjingkan orang.Darmo mengajak Herman akan tetapi yang diajak sudah tidak ambil pusing.Herman malah menasehati,menepuk nepuk pundak Darmo sambil bicara," Hidup di Kampung Setengah jika ingin betah harus bersabar ".Dan Darmo pun bisa berpikir jernih saat itu.
" Kang Herman mau pergi kemana ? ", tanya Sana.
" Mau melihat rumah saya...sudah lama saya tinggal...saya khawarir banyak yang rusak ", jawab Herman.
" Saya antar ya Kang ", tiba tiba Darmo menawarkan jasa.
Dengan sangat berhati-hati Herman menolak tawaran Darmo.Kemudian setelah Darmo pergi Herman meminta Sana untuk mengantar.
Darmo mengatakan sekarang tidak punya perasaan takut lagi terhadap Herman,kepada kawannya.Tapi bila ia mengingat berita bohong menuduh dirinya ditolak cinta oleh Halimun emosi nya mendadak bergejolak.
***
Perkawinan dan perceraian adalah hal yang biasa menurut Rumi dan Surya.Bila ada pria kaya raya ingin punya istri dua adalah hal yang lumrah,yang terpenting pria itu harus sayang terhadap istri dan sayang kepada kedua mertuanya.Mau kepada anaknya juga harus mau membantu kesulitan ekonomi orang tua nya ! Kebanyakan anak perempuan di kampung Setengah bila sudah menikah tidak menurut kepada kedua orang tua dan bergantung hidup kepada suami.Bila suami jadi pengangguran seperti suami Iroh anak tetangga sebelah untuk biaya hidup menjadi beban orangtua.Bertahun tahun, sampai akhirnya badan kedua orangtua Iroh hanya tinggal kulit pembalut tulang.
Bagi Rumi,biarlah suami anaknya sudah tua asal pandai mencari nafkah.Tidak kurang sandang pangan.Tidak larut dalam kesengsaraan.Dan bila suatu saat nanti perkawinan anak berakhir menjadi janda pun tidak penasaran karena punya gono gini." Anak perempuan adalah tambatan hidup orang tua," menurut Rumi.Berbeda dengan anak laki-laki.Anak perempuan meskipun sudah punya suami masih tetap ingat dan sayang kepada kedua orang tua nya.Sedangkan anak laki laki bila sudah punya istri cuma terlena pada istrinya saja dan bila ia tinggal bersama keluarga istri tidak bisa diharap untuk pulang.
Pendirian hati dan pendapat Rumi yang seperti ini membuat banyak tetangga tidak simpatik.Di belakang mereka menjuluki Rumi dan Surya sebagai "sopir anak".Menganggap anak ibarat mobil angkot.Kemana keinginan sopir pergi memilih penumpang.
Dari Halimun yang sedang bekerja di Taiwan Rumi dan Surya banyak mendapat kesenangan.Bermacam kesenangan telah mereka alami walapun merampas hak anaknya.Dahulu demi sebuah motor baru dan uang Halimun yang sedang belajar di kelas dua SMA mereka nikahkan dengan seorang pria beristri dan punya anak.Nasip perkawinan Halimun tidak lama.Selanjutnya,demi keinginan hidup tak poyah Halimun yang baru dua bulan menjanda mereka nikahkan lagi.
Sadar Halimun sudah sering menjadi janda kedua orang tua itu menahan keinginan menikahkan lagi.Rupanya mereka mulai mengerti bahwa seringnya menikah-nikahkan Halimun membuat mentalnya buruk.Sekarang Halimun dianggap sudah dewasa,berpikir panjang.Lelah menikah berulang kali keadaan ekonomi keluarga masih begitu gitu saja.Maka berangkatlah Halimun kerja ke Singapura.Bekerja sebagai pembantu rumah tangga di sana.
Pulang kerja dari Singapura Halimun menangis,hatinya sangat sedih karena penghasilan selama kerja ia kirim kepada orang tua telah ludes tidak berbentuk apa apa.
Rumi merasa memiliki harapan baru ketika ada seorang pria cukup umur bertamu sering melirik Halimun.Kerap pria itu berkunjung,Rumi merasa yakin pria itu jatuh cinta pada Halimun.Maka dengan waktu yang cepat akhirnya muncul berita Rumi dan Surya menikahkan Halimun lagi.Pernikahan berlangsung malam hari,pukul 20.30 WIB.Sangat sederhana.Dihadiri oleh beberapa orang,dan beberapa orang dari pihak pengantin laki laki.Sebenarnya banyak tetangga mendengar pernikahan itu namun mereka tidak mau hadir,mereka bosan melihat melihat pernikahan Halimun.Pernikahan Halimun dengan Herman yang bertaut usia 19 tahun.
Herman bukan pria pada umumnya di kampung Setengah.Pendidikan dia cukup tinggi.Tapi setelah dua bulan dirasakan oleh Rumi menantu nya itu sangat pelit.Tidak mau membantu kesulitan keuangan.Maka karena itu Rumi berpikiran buruk.Saat Herman tidak ada ia menasehati Halimun,entah apa isi nasehat itu.Seminggu kemudian terdengar Halimun berangkat kerja luar negeri lagi.Semua tetangga,juga famili-famili merasa heran.Terbengong bengong.
Herman merasakan hatinya sangat sakit,usia perkawinan baru beberapa bulan Halimun meninggalkan.
Lelaki teman kerja asal Thailan itu bernama Na Mak.Sudah lama menaruh hati kepada Halimun.Hati Na Mak selalu berdebar bila sedang bekerja dekat Halimun.Bila Halimun sedang berjalan dipandanginya,tapi yan dipandang Na Mak adalah pinggul Halimun.Pinggul milik Halimun seperti bergerak gerak menggetarkan dada Na Mak.
Suatu ketika Halimun sedang kebingungan,kedua orang tuanya menelpon minta dikirimi uang,sementara ia kerja belum satu bulan.Kas bon kepada majikan tidaklah mungkin.Lalu ia ceritakan kepada Na Mak dan keesokan harinya Halimun mengirim uang kepada orang tuanya.Halimun menganggap Na Mak sebagai orang baik hati.Maka tak ada alasan bila menolak bercakap cakap,atau memanfaatkan waktu libur dengan kerja jalan jalan bersama.Menghadapi kebaikan serta rayuan Na Mak bagi Halimun adalah hal biasa.Aroma cinta yang dihembuskan oleh Na Mak sudah menyebarkan aroma wangi membuat Halimun berani dusta pada suami.