webnovel

Xiapoei Yuandan

Éditeur: Wave Literature

Dengan wajah datar Chen Fan membalas: "Aku melakukan itu hanya dengan sedikit kekuatan dari meditasi. Tidak perlu dibahas."

Chen Fan merasa hal seperti itu tidak perlu dilebih-lebihkan, dan dia sendiri sebenarnya tidak ingin memamerkan ilmunya.

Sesungguhnya, laki-laki tua itu atau Weifu bisa saja memiliki kekuatan yang setara dengan Chen Fan, jika dan hanya jika Weifu mau berlatih. Namun, seperti dikatakan sebelumnya, kekuatan seseorang terlatih untuk bela diri dengan seseorang yang berlatih untuk melepaskan hawa nafsu duniawi sangat berbeda: dua hasil dari dua jenis pelatihan itu tidaklah sama, perbandingannya mirip pisau dengan tahu.

Seseorang yang menggunakan pisau dan mengeluarkan sedikit tenaga sudah pasti bisa memotong sebuah batang pohon. Batang pohon juga bisa terpotong dengan alat yang berupa sebuah tahu, tapi dalam prosesnya harus mengeluarkan tenaga yang lebih besar, dan akhirnya pun tahu tersebut akan hancur lebur.

Dengan demikian, kendati Chen Faan saat ini tengah berada di tingkatan untuk membentuk fondasi, ternyata dia juga bisa melayangkan sehelai daun di atas pohon. Dia mengubah daun itu menjadi seperti baja yang keras, bahkan---bisa dikatakan---seperti selongsong peluru yang melesat melewati pipi Ziqing hingga tertancap di atas pohon. Sedangkan, kekuatan laki-laki tua itu belum bisa setara dengan Chen Fan, kalau diumpamakan maka akan menjadi asap yang hilang ketika mencapai udara. Nah, inilah perbedaan antara Chen Fan dengan Wei Fu.

"Bagi Tuan ini adalah trik kecil untuk memahat serangga, tetapi bagi saya, metode ini yang dimiliki oleh Dewa," laki-laki tua itu mulai menghargai Chen Fan dengan menambahkan sebutan 'Tuan'. Dalam hal ini, makna 'Tuan' adalah sangat menghargai.

Laki-laki tua itu telah lama hidup dan juga telah melewati banyak tantangan. Huaxia memang besar, tapi sangat sedikit sekali para guru (master) yang bisa ditemui di sana. Terlebih lagi, identitas laki-laki tua ini membuat dirinya kesulitan untuk meminta saran dari para guru beladiri. Sebagai contoh: beberapa hari ini dia bertemu dengan para guru bela diri yang masih muda, akan tetapi dengan seketika dia merasa bahwa kehidupannya persis seperti kehidupan seekor anjing.

Chen Fan bertanya satu hal, "Guru bela diri yang Anda katakan, apa bisa melakukan hal seperti yang saya lakukan?"

"Oh… itu hal normal atau biasa. Guru Huajing adalah tokoh terkenal, memiliki kemampuan yang telah melebihi orang biasa. Kalau dia sudah mengeluarkan kekuatan dari dalam dirinya, puluhan orang bisa terbunuh dari jarak jauh," jawab laki-laki tua itu sambil menganggukkan kepalanya.

Namun laki-laki tua ini masih merasa kebingungan dan dia kembali bertanya dengan ragu: "Tuan sendiri adalah seorang guru. Tidakkah tuan mengerti hal ini? Ini adalah pengetahuan umum dalam dunia bela diri."

Chen Fan berbisik dalam hatinya, ternyata ini bukan kekuatan internal; kalau begitu, apakah ini kekuatan batin?

Kalau sudah sampai bisa membunuh orang dalam jarak jauh, setidaknya dia sudah berada di tingkat Tongxuan.

Kalau begitu, Guru Huajing ini adalah guru seni beladiri tingkat Tongxuan? Dan seperti yang dikatakan oleh laki-laki tua itu, guru seperti ini jarang sekali ia temui.

Benar juga! Aura bumi yang seperti ini bisa membuat latihan menjadi sederhana. Jadi, orang yang bisa mencapai tingkat Tongxuan dengan mudah, pastilah orang itu memiliki kecerdasan yang tinggi. Jelas… tidak bisa disamakan dengan kembang kol yang isinya bisa dilepaskan satu per satu.

Kalau Guru Huajing ada saat ini, Chen Fan sebenarnya juga tidak takut.

Tak perlu berbicara lagi perihal Chen Fan yang telah berlatih selama ratusan tahun, sebab untuk kali ini dia sudah bisa mencapai tingkat Xuantong hanya dalam waktu setengah tahun saja. Setelah itu, Chen Fan langsung bisa menggunakan beberapa kekuatan lainnya, bahkan bisa pula membaca mantra. Jadi, dia tidak bisa diperbandingkan dengan guru-guru beladiri.

Chen Fan kemudian berkata-kata lagi, "Aku hanya seorang manusia biasa yang sedang berusaha untuk melakukan asketisme, dan yang aku lakukan sebelumnya adalah melatih pernapasan saja. Guru kekuatan batin yang Anda katakan padaku, itu pun baru pertama kali kudengar. Kupikir Anda sudah salah paham."

"Seorang Bhikkhu?"

Mendengar topik yang dibicarakan oleh Chen Fan, laki-laki tua ini semakin sulit untuk mempercayai Chen Fan. Laki-laki tua ini adalah orang yang telah menjalani kehidupan di dunia dalam waktu yang lama, sehingga dia telah banyak mengetahui keanekaragaman para Guru beserta karakter mereka yang aneh. Alasan laki-laki tua ini tidak percaya pada Chen Fan adalah mata kepalanya melihat sendiri bagaimana Chen Fan bisa menerbangkan daun hingga tertancap di atas pohon, bahkan bisa jadi Guru Huajing tidak bisa melakukan hal itu.

Kalau begitu, Chen Fan bukan Guru Huajing sesungguhnya?

Laki-laki tua ini sangat bingung, apakah anak yang berdiri di hadapannya seorang guru atau bukan. Dia membayangkan, dengan satu tangan saja digunakan, seharusnya anak ini sudah bisa setara dengan para guru lainnya.

Chen Fan memanglah masih sangat muda, masa depannya pun dapat dikatakan bagai lautan yang luas. Sedangkan, Weifu memiliki seorang cucu yang cantik, dan Wei Fu sendiri sudah sakit-sakitan seperti para orang tua lainnya.

Laki-laki tua ini seketika mengubah mimik wajahnya dan tersenyum lagi. "Saya tidak peduli apakah Tuan seorang Guru atau bukan, tapi ada baiknya kita tidak membahas masalah ini lagi. Oh ya… ngomong-ngomong, dengan dialek tuan seperti ini, apakah Anda berasal dari Kota C?"

"Oh tidak. Saya berasal dari Kabupaten Z, dan telah tinggal di sana selama 17 tahun. Baru kali ini aku ke Kota C untuk melanjutkan sekolahku yang saat ini kelas 3 SMA," jawab Chen Fan sambil menganggukkan kepalanya. Pada saat yang sama ini, dia juga teringat satu hal: "Namaku adalah Chen Fan, kalian bisa memanggilku dengan Chen Beixuan. Beixuan adalah nama yang diberikan oleh guruku."

Meskipun pria tua ini bukan seorang Bhikkhu, tetapi dia juga melatih diri. Sedangkan, Chen Fan lebih suka menggunakan nama Chen Beixuan ketika sedang berkomunikasi dengan mereka.

"Kabupaten Z, Chen Fan, Chen Beixuan?" Weifu dan cucunya saling menatap mata, sebab mereka sebelumnya tidak pernah mendengar nama tersebut. Laki-laki tua itu menoleh kembali ke arah Chen Fan dan bertanya: "Apakah kami bisa memanggil Anda dengan sebuah Tuan Chen? Kalau guru Tuan Chen sendiri ada di mana, apa beliau ikut ke Kota C?"

"Guru saya tidak ada di sini," jawab Chen Fan.

Guru dari Chen Fan adalah Dewa Canqing, dan Chen Fan sendiri ketika sempat turun ke bumi beberapa tahun yang lalu tidak tahu di mana gurunya berada. Bumi, yang di dalamnya terdapat banyak masalah, sepertinya mustahil bagi Dewa Canqing untuk datang ke sana.

Dan tampak sekali bahwa laki-laki tua itu salah memahami perkataan Chen Fan dan merasa bersalah: "Begitulah manusia: lahir, menjadi tua, sakit-sakitan, dan meninggal dunia. Semua itu akan dilalui oleh manusia. Guru Anda pasti bangga bisa memiliki murid seperti Anda. 

Usia saya sendiri sudah mendekati 90 tahun, dan teman-temanku sudah banyak yang meninggal dunia. Saya juga telah melatih kekuatan batin dalam beberapa tahun, tapi sekalipun belum pernah bertemu dengan Guru Huajing. Sepertinya, saya tidak bisa menunggu lama lagi dan akan sesegera mungkin bertemu dengan teman-temanku."

Selesai Weifu berbicara, tiba-tiba ia batuk. 

"Kakek…" cucu perempuan Weifu memanggil. 

Wajah Ziqing terlihat dingin dan kedua matanya memerah. Dia memegang kakeknya sambil memukul ringan punggung kakeknya.

"Tidak apa-apa…. tidak apa-apa…. ini hanya sakit lama." Jawab laki-laki tua.

Chen Fan melihat dari samping, kemudian berbicara: "Anda sepertinya sering sekali memaksakan diri untuk menggunakan kekuatan batin. Itu bisa membuat paru-paru terluka."

"Oh, Tuan Chen ternyata juga mengerti mengenai pengobatan medis ya? tanya laki-laki tua itu dengan terkejut.

Kemudian Ziqing langsung berbicara: "Ketika masih muda, kakek pernah mengalami peristiwa berbahaya, karena dia mau melindungi keluarga kami. Dia memaksakan kekuatan batinnya meski kekuatan itu belum stabil, dan hasilnya paru-parunya terluka. 

Setelah itu, kakekku tidak langsung berobat, hingga akhirnya penyakit kakek mengendap lama. Ini biasa disebut dengan penyakit dalam yang tak sembuh berpuluh-puluh tahun. Untuk menstabilkan kondisi kakek, kami hanya menggunakan obat biasa.

Kalau Tuan Chen benar-benar seorang Bhikkhu, dan memang bisa melihat penyakit kakekku, apakah Anda memiliki solusi untuk menyembuhkan kakekku?"

Perempuan ini memasang mata cantik sebagai tanda berharap pada Chen Fan. Sebagai cucu dari laki-laki tua itu, Ziqing sudah mengerti betul bagaimana penderitaan sang kakek di kala dia batuk. 

Bagaimanapun juga, yang membuat luka adalah kekuatan batin sehingga mustahil bagi kedokteran untuk mengobati luka tersebut. Dia juga pernah berkonsultasi pada pengobat tradisional yang berbasis pengobatan herbal, tapi jawabannya sama: tidak bisa membantu kakeknya karena penyakitnya telah mengendap selama puluhan tahun. Penyakit itu ibarat sebuah batu yang tidak bisa dipecahkan lagi.

Ziqing, setelah melihat kemampuan Chen Fan, langsung berharap padanya untuk bisa menyembuhkan penyakit kakeknya. 

"Tidak ada yang saya sembunyikan dari Tuan Chen. Lagipula, keluarga kami adalah Keluarga Wei yang tinggal di Jiangbei dan juga terkenal sebagai keluarga yang kaya raya. Kalau Tuan Chen bisa mengobati kakekku, apapun yang Tuan inginkan akan kami berikan." Ziqing masih melihat Chen Fan dengan tatapan penuh harap.

Chen Fan mendengar baik-baik curahan hati dari Ziqing, dan dia berpikir sebentar lalu menjawabnya secara perlahan: "Bagiku, mengobati adalah hal mudah. Kupikir, pertemuan ini juga sebuah jodoh."

Chen Fan memandangi tiga orang yang sedang berdiri di hadapannya dengan senang, dan dia kembali bicara: "Begini saja: tunggu aku menyiapkan obat-obatnya di rumah, dan dua hari kemudian aku akan datang ke rumahmu untuk mengobati kakekmu. Bagaimana?"

"Sangat bisa!" jawab laki-laki muda dengan gembira yang hampir meloncat-loncat, dan Ziqing tersenyum, wajahnya penuh rona kebahagiaan. 

Chen Fan juga baru tersadar bahwa Ziqing cantik sekali, apalagi ketika dia sedang tersenyum. 

"Maaf sudah menyusahkan Tuan Chen," kata laki-laki tua itu. 

Weifu adalah orang yang telah melewati banyak rintangan dan saat ini hatinya pun tak terasa tenang, namun mimik wajahnya juga harus terlihat tenang. Kemudian dia mengucapkan kata-kata pada laki-laki muda pengikutnya: Xiaoqi, tolong simpan nomor ponsel Tuan Chen. Kalau bisa antarkan Tuan Chen pulang ke rumahnya."

Lalu, laki-laki tua itu berbalik arah menatap Chen Fan dan berkata, "Nanti Tuan Chen langsung menghubungi Xiaoqi saja, ya. Biarkan dia yang menjemput Anda. Kalaupun nanti sampai di Kota C ada masalah, Anda bisa memerintah Xiaoqi untuk menyelesaikannya. Di Kota C, Keluarga Wei juga memiliki status sosial yang lumayan terpandang."

"Baik," balas Chen Fan sambil mengangguk kepalanya.

… 

Chen Fan naik mobil Xiaoqi dan pulang ke Hu Pan.

Dari sudut pandang Chen Fan, mobil "Range Rover", yang sedang ia tumpangi, memiliki harga dua sampai dengan tiga juta. Keluarga yang memiliki mobil seperti ini di Kota C pada tahun 2007, bisa dipastikan bahwa keluarga itu sangat kaya. 

Namun demikian, kekayaan Waifu bukanlah alasan utama mengapa Chen Fan mau mengobatinya.

Di dalam mobil Chen Fan memikirkan satu hal: laki-laki tua itu ketika memperkenalkan dirinya dengan nama Weifu, bicaranya sangat baik, meskipun dia tidak bisa menutupi sikapnya yang aneh. Laki-laki tua itu ketika usianya sangat muda bukanlah orang biasa, dan tentu saja identitasnya juga luar biasa.

Mereka bertemu secara kebetulan, ditambah lagi dua tubuh mereka terdapat kekuatan batin. Mereka bukanlah bhikkhu, tetapi kelompok beladiri. Karena Chen Fan sudah bertemu mereka, dia ingin memberikan bantuannya, sebab ini juga merupakan salah satu tindakan untuk menanam karma yang baik.

Mobil sudah sampai di Hu Pan, mereka juga sudah bertukaran nomor ponsel. Chen Fan kemudian masuk ke rumahnya. 

Chen Fan sendiri tidak mengerti mengenai pengobatan medis. Ketika seorang Bhikkhu mengobati, apakah masih mungkin suntik dan urut diperlukan?

Dengan satu obat Lingdan, ratusan penyakit pasti bisa sembuh. Saat ini Chen Fan juga sedang mempersiapkan beberapa obat Dan (Lingdan).

Hal yang menyebabkan paru-paru Wei Fu terluka adalah, dia memiliki masalah dengan kekuatan batinnya. Untungnya, Chen Fan siap menghabiskan waktu untuk mengoptimalkan ramuannya.

Weifu memang tidak mengatakan bagaimana ia melatih kekuatan batin, tapi Chen Fan adalah Dewa yang sudah berada di tingkat Dujie. Ini artinya, kekuatan batin para seniman bela diri hanyalah sebuah metode yang sangat terbatas dan sederhana di mata para Dewa. Akan tetapi, penting diperhatikan, metode para seniman bela diri, yang dikatakan terbatas dan sederhana, tidak bisa dianggap mudah. Meski begitu, kekuatan batin para seniman bela diri bukanlah sebuah rahasia di mata Dewa. 

Hal itu sama seperti bagaimana kesan seseorang yang memenangkan hadiah nobel matematika ketika dirinya melihat siswa sekolah dasar menyelesaikan soal matematika. Pada pandangan pertama mungkin akan muncul ide, namun pada pandangan yang seterusnya akan menjadi hal biasa saja. 

Chen Fan menghela napasnya dan berbisik, "Aku bingung karena uang sakuku semakin menipis."

Chen Fan kemudian pergi lagi ke toko obat, namun obat yang akan digunakan untuk mengobati Weifu bukanlah obat yang mahal. 

Latihan untuk membuat obat Lingdan sangatlah mudah, dan latihan itu telah dilakukan oleh Chen Fan. Lagipula, Lingdan adalah obat yang paling mendasar di mata para Dewa.

"Xiaopei Yuandan."

Xiaopei Yuandan adalah salah satu obat yang bisa meningkatkan aura kehidupan, bisa digunakan untuk banyak hal, baik itu untuk sakit, luka, atau mengatasi tubuh yang lemah. Bagi seorang Dewa, obat itu dapat membuat usia menjadi lebih panjang beberapa tahun.

Chen Fan tidak memiliki cara lain, kecuali menggunakan obat herbal, apalagi tidak ada yang bisa membuat ramuan nyata dari Pei Yuandan. Diperkirakan bahwa seluruh bumi tidak dapat menebusnya. Sekalipun obat itu diganti dengan obat lainnya, maka penggantinya haruslah sebuah ginseng yang usianya sudah ratusan tahun. Bahkan, jika Chen Fan menjual dirinya, hasilnya pun akan tetap tidak mampu untuk membeli jenggot ginseng. 

"Apakah Xiaopei Yuandan bisa menyembuhkan laki-laki tua itu? Aku tidak mau tahu… intinya saat ini adalah aku sudah tidak memiliki uang. Kalau dengan cara ini Weifu belum bisa sembuh, biar mereka saja yang membeli obat herbalnya, sedangkan aku hanya bisa membantu mereka berlatih."

Beberapa hari kemudian, Chen Fan tidak pergi ke tempat di mana dia biasa melakukan meditasi. Ia hanya berdiam diri saja di rumah untuk melatih Xiaopei Lingdan, selain itu dia juga sedang berupaya mengubah cara untuk meningkatkan kekuatan batin.

Sementara itu, Bibi Tang telah beberapa kali menelpon Chen Fan untuk makan di rumahnya, akan tetapi Chen Fan selalu menolak dengan memberikan berbagai alasan. 

Siang hari ini, ramuan hampir selesai dibuat, dan cara latihan Chen Fan pun sudah meningkat. Dia telah mengabarkan Wei Fu nanti malam dia akan mengobatinya. Namun, Bibi Tang menelpon Chen Fan lagi dan ajakannya kali ini tidak bisa ditolak oleh Chen Fan.

Chen Fan telah menolak ajakan makan Bibi Tang, dan hal itu membuat Bibi Tang mengira bahwa Chen Fan memiliki maksud tersendiri.