Saat ini, Xiang Yi mengira itu hanya halusinasinya sendiri. Gadis kecil itu mengangkat wajahnya dengan tatapan kosong dan tidak menanggapi untuk sementara waktu.
"Tutu, kamu sudah berumur dua puluh tahun. Mengapa kamu masih saja bersikap bodoh..." gumam Xiang Li. Nada bicaranya terdengar tidak berdaya, tapi lebih seperti penuh dengan rasa sayang, "Untuk apa kamu masih bengong? Aku sudah memberimu kesempatan untuk mengintimidasiku, tapi kamu menolak?"
Saat masa kecil, Xiang Li cukup berani, kecuali Kakak Tertua yang tidak berani dia provokasi. Baik itu adik laki-laki maupun adik perempuan, bahkan pamannya, tidak jarang diadu oleh Xiang Li.
Xiang Yi baru kemudian bereaksi. Dia menarik napas dalam dan berkata dengan tulus, "Aku pasti akan berusaha sekuat tenaga dan akan melakukan yang terbaik."
Saat gadis kecil itu mengambil alat akupuntur, kolom komentar di ruang siaran langsung terus bergeser karena dibanjiri komentar yang menggila.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com