webnovel

Pesta

Setelah beberapa saat akhirnya Diablo menyudahi pengecekannya itu membuat Salia bernafas lega.

"Bagus Salia perkembanganmu sangat baik aku akan memberimu sebuah tugas jika kau dapat menyelesaikannya kau akan ku perbolehkan belajar sihir!"Kata Diablo membuat Salia senang.

"Hore!"Jerit Salia senang memeluk Diablo.

Diablo yang di peluk hanya tersenyum lembut dan mengusap-usap kepala Salia."Hai-hai sudah sekarang kenakan pakaianmu kembali!"Kata Diablo menyadarkan Salia.Salia yang baru sadar bahwa dia masih telanjang memerah mukanya dan malu.

"Kyaa kakak mesum!"Teriak Salia berjongkok hal itu membuat Diablo tertawa.

"Hahaha sudahlah sebaiknya kalian bersiap-siap akan ada acara pesta yang di gelar salah satu bangsawan viscount!Aku ingin kalian berpenampilan sebaik mungkin."Kata Diablo membuat Salia dan Alfa senang.

"Kakak kau memang yang terbaik!"Seru Salia memeluk Diablo kembali.

"Salia pakai bajumu!"

"Kyaaa!"

Sore hari saat matahari ingin tenggelam,dengan menaiki sebuah kereta dan di kawal oleh beberapa orang penjaga Diablo dan lainnya berangkat menuju sebuah pesta.

Di dalam kereta Diablo yang telah menggunakan setelan jas hitam dan sebuah kacamata tampak sangat tampan dan berkarisma apalagi di umur ke 16 dia memiliki tinggi 174 di tambah dengan mata merahnya yang dapat membuat siapapun tersihir membuatnya menjadi idola bagi kaum wanita.

Tidak kalah dengan Diablo,Salia dan Alfa saat ini nampak begitu cantik dan anggun dengan gaun pesta mereka.

Alfa yang telah tumbuh menjadi sosok wanita cantik memiliki tinggi 173 serta dengan gaun pesta putih dengan di padu warna ungu seperti warna matanya tampak sangat cantik dan menggoda.

Tidak kalah dengan Alfa Salia selama satu tahu ini juga tumbuh menjadi wanita yang cantik dan seksi dengan memiliki tinggi persis seperti Alfa dan bentuk tubuh yang ideal dan menggoda yang tertutup dengan gaun biru dengan paduan putih membuat dirinya dan Alfa menjadi idaman para laki-laki terkhusus di kota Verca tempat keluarga De Valin berkuasa.

"Jadi Alfa bagaimana dengan perkembanganmu dalam berlatih sihir?"

Dengan senyum bangga Alfa menjawab."Dalam satu tahun ini saya berhasil menguasai sihir listrik tingkat rendah dan tingkat menengah serta tiga buah teknik tingkat tinggi sedangkan untuk sihir non elemen saya hanya berhasil menguasai beberapa teknik dan sekarang ini saya sedang berusaha menyempurnakan teknik teleportasi yang tuan ajarkan!"

"Bagus tapi jangan lupa untuk selalu melatih fisikmu!"Puji Diablo membuat Alfa senang.kemudian ganti menatap Salia."Salia karena kau memiliki kelima elemen aku hanya bisa melatihmu tiga elemen saja sisanya kau harus berlatih sendiri!"

"Tenang saja kakak aku tidak akan mengecewakanmu!"Kata Salia semangat.

"Bagus,kalau begitu dengan tugas yang tadi kubilang kau harus membereskan dua kelompok bandit yang tiga hari lalu menyerang dan merampas buah-buahan serta sayuran yang kita jual ke ibu kota kerajaan serta merampas semua harta mereka,kau paham!"

"Tenang saja kak adikmu ini akan menyingkirkan mereka semua tanpa terkecuali!"

"Aku senang mendengarnya!"

Dua jam kemudian akhirnya mereka sampai di sebuah rumah besar dengan halaman yang besar.

Ada begitu banyak kereta yang berdatangan,saat kereta Diablo berhenti di pintu masuk rumah para penjaga yang berada di luar segera berbaris rapi.

Pintu kereta pun terbuka Alfa langsung keluar membuat seluruh pasang mata memandangnya apalagi penampilannya yang sangat cantik.

"Cantik sekali!"Kata orang-orang kagum dengan kecantikan Alfa.

Kemudian Salia turun membuat seluruh pasang mata kembali terpukau.

"Sebenarnya siapa mereka,mereka sangat cantik sekali!"Kata orang-orang melihat Alfa dan Salia.

"Lambang di kereta kuda itu adalah milik bangsawan Marquess keluarga De Valin!"

"Kau benar, sebenarnya siapa mereka!"

Ketika orang-orang masih membicarakan Alfa dan Salia Diablo keluar membuat seluruh pasang mata memandangnya teruntuk para wanita bangsawan lainnya.

"Kyaaa dia tampan sekali!"Seru salah seorang wanita.

"Hormat kepada kepala keluarga bangsawan Marquess!"Seru para penjaga memberi hormat.

Diablo tidak menanggapi dia segera menggandeng Alfa dan Salia berjalan masuk.Hal ini membuat Alfa dan Salia malu apalagi mereka menjadi pusat perhatian.

"Kepala keluarga bangsawan Marquess Diablo De Valin datang!"Seru penjaga pintu membuat seluruh pasang mata di dalam ruangan memandang mereka.

"Tuan muda Diablo apa kabar!"Seru seorang bangsawan mendekati Diablo.

"Kepala keluarga Vansber apa kabar!"Jawab Diablo ramah berjabat tangan.

"Tuan muda bagaimana kalau kita kesana bersama dengan yang lain!"Kata kepala keluarga Vansber.

"Boleh."Jawab Diablo memandang Alfa dan Salia."Kalian berdua bersenang-senanglah."Dengan begitu Diablo pun meninggalkan Alfa dan Salia.

Alfa dan Salia yang di tinggal pergi Diablo hanya tersenyum kemudian saling memandang.

"Salia bagaimana kalau kita ke sana!"Tunjuk Alfa ke sebuah meja yang terdapat banyak makanan manis.

"Boleh juga lagian aku juga sudah lapar."

Mereka pun mengambil beberapa kue dan segelas es yang tersedia dan pergi menuju memakannya sambil bercanda.

"Maaf nona perkenalkan saya adalah Raid Luk Werd bangsawan viscount bisakah kita berkenalan!"Kata seorang pria menghampiri Salia.

"Tentu saja tuan Raid!"Jawab Salia."Dasar sampah mengganggu saja!"Pikir Salia marah."Oh ya mana sopan santunku perkenalkan saya Salia De Valin!"Lanjutnya memperkenalkan diri ala bangsawan.

"Sepertinya aku sedang beruntung!"Pikir Raid tersenyum misterius."Nona Salia bolehkah aku mengajakmu berdansa."Ajaknya sedikit membungkuk dan mengulurkan tangannya.

"Tentu tuan Raid dengan senang hati!"kata Salia mencoba tersenyum lembut tapi Alfa yang melihatnya menghela nafas.

"Sepertinya Salia tidak menyukainya!"

Raid pun mengajak Salia ke area pesta dansa bersama yang lain.

"Kau sangat cantik sekali nona Salia aku sangat beruntung berdansa denganmu."Kata Raid membuat Salia mual mendengarnya.

"Ah tuan Raid bisa saja."

Di satu sisi Diablo yang melihat Salia berdansa dengan seseorang merasa kesal.

"Tuan Diablo perkenalkan ini adalah putri saya!"Kata salah seorang laki-laki tua menghampiri Diablo bersama seorang wanita berambut coklat sepunggung.

"Salam kenal tuan Diablo saya Ellia Ber koint!"Katanya memperkenalkan diri.

"Ah salam kenal nona Ellia!"Jawab Diablo menarik tangan Ellia dan mencium punggung tangannya.Membuat Ellia merona malu.

"Tuan Diablo kalau begitu saya titip putri saya pada anda saya memiliki sebuah urusan."Kata laki-laki tua itu.

"Tentu saja tuan Ber Koint pasti saya akan menjaga putri anda dengan baik."

"Senang mendengarnya!"Kata laki-laki tersebut kemudian memandang Ellia."Ellia kalau begitu ayah tinggal dulu ayah ingin bersama dengan teman-teman ayah yang lain."

"Ah tentu ayah!"

"Nona Ellia bagaimana kalau kita berdansa bersama yang lainnya."Kata Diablo mengulurkan tangannya yang di sambut dengan senang hati Ellia.

"Tentu saja tuan Diablo!"Kata Ellia malu-malu.

Diablo dan Ellia pun berjalan ke tengah-tengah kemudian dengan lembut Diablo meraih pinggang Ellia dengan tangan kirinya sedangkan tangan kanannya menggenggam tangan kanan Ellia.

Mereka pun menari sambil menikmati lagu dan mengikuti iramanya.

"Nona Ellia ternyata kau sangat pandai dalam berdansa!"Puji Diablo membuat Ellia malu.

"Begitu juga dengan dirimu tuan Diablo!"

Tanpa Diablo sadari banyak wanita yang cemburu terlebih lagi Alfa dan Salia.

Saat iringan musik berhenti seluruh pasang yang berdansa juga berhenti.

"Tuan Diablo terima kasih telah mengajakku berdansa!"Kata Eliia ketika Diablo mengajaknya ke sebuah pendopo taman.

"Tidak perlu berterima kasih nona harusnya saya yang berterima kasih karena sudah mau kuajak berdansa."Kata Diablo lembut mengangkat gelasnya."Mari bersulang!"

Ellia pun mengangkat gelasnya sejajar dengan milik Diablo.

"Enak!"Pikir Diablo menegak kembali anggur miliknya.

Tiba-tiba saja Ellia memeluk Diablo dengan wajah memerah."Tuan Diablo!"Gumam Ellia lemah.

"Sepertinya dia mabuk!"Pikir Diablo menaruh gelas miliknya dan milik Ellia di atas meja kemudian membawa Ellia ke bangku dan mendudukkannya.

"Tuan Diablo!"Gumam Ellia meraih kerah Diablo dan menciuminya membuat Diablo terkejut bukan main.

Diablo tidak segera melepaskan ciuman mereka tapi malah menikmatinya,sementara itu Alfa yang berada tidak jauh dari mereka melihat itu semua hanya diam tidak bersuara tapi sebuah air mata mengalir membasahi pipinya.

"Tuan muda!"Gumam Alfa pelan masih melihat Diablo dan Ellia.

Kembali ke Diablo dan Ellia yang masih berciuman,setelah merasa mereka akan kehabisan nafas mereka segera menghentikan ciuman mereka.

"Tu-tuan Diablo!"Seru Ellia malu sadar dengan apa yang telah dia lakukan.

"Itu tadi sangat manis nona aku sangat suka!"Kata Diablo membuat Ellia memerah.

"Ehm.....maaf apa aku mengganggu!"