webnovel

BAB 213

Ponsel Aku mulai bergetar di saku Aku, tetapi Aku mengabaikannya, semua perhatian Aku pada istri Aku. Dia mulai terengah-engah, alisnya menyatu. Menempatkan tangan Aku yang lain di belakang lehernya untuk membantu menahannya, Aku berkata, "Ayo, sayang, Kamu bisa meremas tangan Aku lebih erat dari itu."

Dengan cemberut mengancam darinya, dia mulai mengerang, meringkuk ke depan saat dia mendorong. Suaranya benar-benar liar, lalu berubah menjadi tangisan pecah.

Yesus.

Mencondongkan tubuh lebih dekat, aku akan mengerahkan seluruh kekuatanku padanya, emosi membanjiri dadaku.

Kiara sangat kesakitan untuk melahirkan anak kita.

"Ya Tuhan, aku tidak pernah menghormati siapa pun lagi," kataku dalam hati. "Dan kamu tidak pernah lebih cantik."

Dia menangis lagi, jari-jarinya mengencang seperti benda jahat di sekitarku, membuatku merasakan kekuatan yang dibutuhkannya untuk mendorong.

"Kau sangat kuat, sayang. Kamu hampir sampai."

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com