webnovel

Kehidupan Baru Alien

Hermes adalah pangeran termuda dari raja Zeus. Atas perintah dari ayahnya, ia pergi ke planet lain untuk meneruskan garis keturunan mereka. Karena kerajaan mereka sedang dilanda perang tanpa henti. Bagaimana Hermes menjadi kehidupan di planet yang baru? Akankah ia berhasil menyelesaikan tugas yang ayahnya berikan? saksikan kehidupan Hermes yang baru melalui novel “Kehidupan Baru Alien”.

Arya_Hafiz_Saputra · Urbain
Pas assez d’évaluations
8 Chs

Chapter 3 Apartemen

Dengan pengetahuan yang aku dapatkan dari Hikaru, aku memahami semua peraturan lalu lintas dan juga percakapan dari orang-orang. Teknologi di planet ini juga kurang lebih sudah aku ketahui. Namun itu semua hanya pengetahuan dari rakyat biasa saja. Mungkin saja ada pengetahuan khusus yang hanya dimiliki oleh penguasa yang tidak diketahui oleh HIkaru.

Menurut Hikaru, negara Jepang ini dipimpin oleh seorang Perdana Menteri. Kalau ada kesempatan, aku ingin bertemu dengannya. Dengan identitas ayah Hikaru, kemungkinan akan hal itu terjadi cukup besar. Namun aku harus menyelesaikan masalah Hikaru dengan ayahnya terlebih dahulu. Masalah yang muncul karena laki-laki lemah bernama Takeo.

Untungnya tubuh fisikku mirip dengan ras manusia yang banyak hidup di planet ini. Karena hanya ras mereka yang memiliki kecerdasan. Namun karena keterbatasan teknologi, seluruh bagian planet ini ada yang belum terjelajahi. Dengan teknologi ras Yars, akan sangat mudah melakukan hal itu. Aku penasaran apakah ada ras-ras tersembunyi yang memiliki teknologi lebih canggih daripada ras manusia saat ini. Salah satu hal yang bisa aku lakukan adalah mencari teknologi canggih yang mungkin saja hilang namun tersembunyi di suatu tempat di bumi.

Pakaian yang aku gunakan cukup berbeda dengan mode pakaian orang Jepang. Mungkin kalau Hikaru sudah bangun nanti, aku akan memintanya untuk menenamiku mencarinya. Sekaligus mengajaknya kencan. Sayangnya aku belum menemukan pekerjaan saat ini sehingga untuk kencan pertama mungkin aku akan meminjam uang Hikaru terlebih dahulu. Akan aku bayar pinjaman itu nantinya.

Beberapa menit setelah perjalanan, akhirnya kami sampai ke apartemen Hikaru. Meskipun ayahnya memiliki apartemen sendiri, Hikaru memilih untuk tinggal di apartemen lain dengan menggunakan uang miliknya. Hal itu ia lakukan untuk menjadi perempuan yang mandiri. Sayangnya kehadiran Takeo menjadi benalu dalam kehidupan Hikaru. Entah setelah kejadian tadi ia masih berniat untuk bunuh diri atau tidak. Sebisa mungkin aku akan mencegahnya karena sudah kuputuskan akan menjadikan dia ibu dari anak-anak keturunan Yars.

Apartemen Hikaru cukup bagus. Bertingkat dan memiliki parkir mobil. Setiap tenant yang ingin menggunakan mobil harus mendaftarkannya ke pemilik apartemen, agar tidak terjadi perebutan parkir. Setelah memarkirkan mobil, aku langsung menggendong Hikaru dengan princess style. Dengan kekuatan fisik yang kumiliki, aku bisa menggendongnya seharian tanpa merasakan kelelahan.

Saat sampai ke gerbang masuk, terdapat petugas keamanan yang melihat kami. Ia langsung menghampiri kami bertanya "Maaf, kenapa Hikaru-san kamu gendong? apa yang terjadi? apa hubunganmu dengan Hikaru-san?" Meskipun nadanya terdengar sedikit kurang sopan, namun aku bisa merasakan kekhawatiran yang ia miliki.

"Tolong jangan sebarkan ini ya, HIkaru-san aku temukan saat ia ingin gantung diri di hutan Aokigahara. Kemungkinan besar karena masalah dengan pacarnya. Karena itulah ia pingsan setelah aku selamatkan. Mungkin ia lega karena tidak jadi bunuh diri sehingga jatuh pingsan."

"Apa? kasihan sekali. Baiklah kalau begitu, akan saya antarkan ke kamar beliau. Ikuti aku." Penjaga itu tidak segan langsung mengantarku ke kamar Hikaru. Cukup jauh, kamarnya terletak di lantai 3. Kami menggunakan lift untuk ke lantai tersebut. Meskipun aku sudah mengetahui posisi kamarnya dari ingatan Hikaru, tidak ada salahnya aku menerima bantuan dari petugas.

"Silahkan masuk, nanti setelah mengantar HIkaru-san ke kasur. Segera keluar dari kamar karena pintu akan saya kunci dengan kunci cadangan."

"OK"

Aku memasuki kamar apartemen Hikaru yang memiliki ukuran 1ldk. Untuk tinggal seorang diri. Apartemen ini sudah lebih dari cukup, bahkan masih cukup meskipun sudah punya suami nantinya. Sayangnya kalau sudah memiliki anak, ia harus segera mencari apartemen dengan kamar yang lebih luas lagi.

Kamar ini memiliki tampilan sederhana dengan dinding berwarna putih dan lantai bermotif kayu. Dapur, ruang tengah, dan kamar miliknya semuanya bersih dan rapi. Sepertinya ia suka dengan kebersihan. Perlahan aku masuk ke kamarnya dan menaruhnya ke atas ranjang. Sangat menggoda melihat wanita sedang tidur dalam posisi ini. Sayangnya ada satpam yang menanti sehingga aku tidak bisa lama-lama di sini.

"Memo, memo, sepertinya Hikaru menaruhnya di sini." Aku membuka laci berisi kertas dan pulpen. Awalnya aku berniat untuk menuliskan kerajaan Yars untuk menghubungi diriku, namun aku baru ingat kalau ini planet lain. Tidak mungkin ada yang tahu kerajaan Yars.

"Pixie, bisakah kamu membuat akun email baru dengan Hp Hikaru? Setelah itu aku ingin kamu membuat rekening bank. Kemudian ambil saldo secukupnya dari semua nasabah ke rekening tersebut. Lalu buat identitas palsu dan segera buat pengajuan untuk tinggal di apartemen ini. Kalau bisa yang lantainya dekat dengan HIkaru."

"Siap, tuan. Akan segera aku laksanakan."

Setelah berhasil membuat email baru, aku memberikan email kepada Hikaru. Dari yang aku tahu mengenai dirinya, pasti ia akan segera membalas budi terhadap apa yang aku lakukan. Aku juga memberikan ucapan semangat dalam pesanku. Semoga saja dengan kejadian ini hubungan kita akan semakin dekat.

Aku keluar dari kamar dan langsung meninggalkan apartemen setelah berpamitan dengan petugas. Pastinya aku juga memastikan petugas mengunci pintu dan kembali ke pos. Tidak mungkin aku meninggalkan wanita milikku seorang diri saat dalam keadaan tidak berdaya. Setelah memastikan semua aman, aku segera pergi ke mesin ATM untuk mengambil uang.

Dengan bantuan Pixie, mudah sekali mematikan kamera pengawas yang ada dan mengambil uang dari ATM tanpa menggunakan kartu. Setelah itu aku pergi ke toko elektronik terdekat untuk membeli handphone. Tentunya pergi ke toko resmi yang terlihat ramai. Setelah menunggu proses. Akhirnya aku berhasil membeli smartphone versi terbaru dari sebuah merek yang memiliki gambar buah di belakangnya.

Aku langsung mengirimkan email kepada Hikaru dan memastikan bahwa pembayaran apartemen sudah berhasil. Kemudian aku segera pergi ke internet cafe terdekat untuk mencari informasi dan hiburan sambil menunggu waktu makan malam.

Malam hari tiba, saat aku ingin pergi mencari makan malam. Terdapat email masuk ke dalam handphoneku.

"Oh, Hikaru, dia sudah bangun?" Aku mulai membaca pesan darinya.

"Terima kasih sudah menyelamatkanku. Entah apa yang terjadi kepadaku melakukan hal nekat seperti itu. Sebagai permintaan maaf dariku, maukah kamu makan malam bersama hari ini. Aku sudah menyiapkan porsi makan untuk dua orang di apartemenku. Semoga saja kamu akan segera membalas email ini. Salam Hormat, Kei Hikaru."

Kurang lebih isinya adalah ia ingin meminta maaf dengan makan bersama. Apakah aku hanya akan makan makanan saja malam ini? Akankah aku langsung memakan yang lain? Undangan langsung ke rumahnya menurutku adalah pertanda positif dari kebiasaan yang sudah aku ketahui dari negara ini.

'Hehehe, dapat makan gratis dan meningkatkan love meter. Sekali tepuk dua lalat.' Tanpa menunda-nunda, aku langsung mengirimkan balasan akan segera ke apartemen miliknya.

Karena internet cafe dekat dari apartemen, tidak perlu waktu lama untuk sampai ke sana. Aku lihat petugas tadi siang masih ada di tempat itu.

"Malam pak, aku sudah membuat janji untuk mengambil kunci kamar di sini. Apakah pemilik sudah menyampaikannya?."

"Oh, tuan Hermes ya? kamu yang tadi siang sudah membantu Hikaru-san? Jadi kenapa kamu memutuskan untuk menyewa apartemen di sini?"

Ingin rasanya aku menjawab 'jangankan menyewa, beli apartemen ini pun aku sanggup' Tapi aku tidak melakukannya.

"Kebetulan aku sedang mencari apartemen sekitar sini karena tadi siang ada perintah baru dari perusahaan untuk pindah. Saya rasa sudah takdir kalau aku menemukan tempat ini dari menyelamatkan Hikaru"

Petugas ini pastinya tidak luput dari caraku memanggil nama Hikaru. Negara ini memiliki cara panggilan yang berbeda untuk setiap orang. -san untuk orang baru kenal dan biasanya tidak menggunakan panggilan kalau sudah akrab. Karena itulah seharusnya petugas ini menyadari kedekatan kami karena aku tidak menggunakan -san atau apapun saat memanggil nama Hikaru.

*tap tap tap*

Suara high heels datang dari arah lift. Sepertinya itu Hikaru yang turun setelah mendapatkan pesan dariku. Berbeda dengan pakaian tadi siang, kali ini ia menggunakan pakaian bagus yang memperlihatkan lekuk tubuhnya namun tidak memperlihatkan kulit sama sekali. Kaos lengan panjang dengan menggunakan jaket lengan panjang. Menggunakan rok mini namun juga menggunakan stocking dan high heels menghiasi kakinya. Ia juga memakai make up sederhana namun tetap membuatnya cantik dan terlihat natural.

Petugas yang berada di sampingku terpana melihatnya sampai aku pura-pura batuk untuk menyadarkannya. Ia hanya bisa tersenyum kecil saja sambil menggarukkan kepala..

"Maaf menunggu lama, Hermes-sama. Aku harus menyiapkan beberapa hal terlebih dahulu." Nafas Hikaru sedikit terengah-engah, sepertinya ia berlari meskipun mengenakan high heels saat menuju kesini.

"Tidak, aku baru saja datang, seharusnya kamu santai saja. Aku tidak sedang buru-buru sehingga tidak masalah menunggu lebih lama." Ucapku sambil menyeka keringat Hikaru dengan sapu tangan yang baru saja dibeli.

Selain handphone. Aku juga membeli koper, pakaian, dan kebutuhan rumah tangga lainya. Karena itulah terdapat koper di sampingku. Tadinya aku akan menaruhnya ke kamarku sebelum mengunjungi tempat Hikaru. Namun ia malah menyambutku ke depan gerbang. Sepertinya ia semangat sekali untuk makan malam denganku.

"Te..terima kasih" Hikaru tersipu malu setelah menyadari aku mengelapnya dengan sapu tangan.

Melihat kalau kami sudah terlalu lama berdiri. Aku segera pamitan kepada petugas untuk pergi ke kamarku sambil menggandeng tangan Hikaru. Ia kaget namun tidak melepaskan tanganku. Malah ia memegangnya dengan lebih erat meskipun raut mukanya merah karena malu.

"Jadi, kamu juga penghuni apartemen di sini, Hermes-sama? aku tidak pernah melihatmu?"

"Hermes. Panggil saja aku Hermes, tidak perlu pakai -sama. Kenapa kamu memanggilku seperti itu? kita baru pertama kali bertemu?"

"Oh..baiklah. He..Hermes" Hikaru kembali malu setelah memanggilku tanpa tambahan -sama. Melihat hal itu aku hanya bisa tertawa kecil dan memintanya menggunakan -san kalau masih terlalu malu.

"Menjawab pertanyaanmu yang tadi, betul aku baru saja pindah di sini. Setelah membantumu tadi siang, aku memutuskan untuk pindah kesini karena pas sekali dengan urusan kantor yang baru kudapatkan."

"Di mana kamarmu, apakah kamu akan menaruh koper ini di kamarmu terlebih dahulu?" tanya Hikaru sambil melirik ke arah koper.

"Kamu akan segera tahu di mana kamarku" Jawabku dengan senyuman misterius kepada Hikaru. Cewek rambut hitam itu hanya bisa melihatku dengan tatapan bingung atas perkataanku itu.

Aku penasaran bagaimana reaksinya setelah melihat kalau aku adalah tetangganya yang baru. Dengan rasa penasaran itu, kami keluar dari lift dan menuju ke arah kamarku dan Hikaru.

Chapter 3 telah selesai. Bagaimana menurut kalian mengenai karakter Hikaru? Apakah ia cukup sebagai Pemeran tokoh wanita atau kurang? Jangan lupa untuk melihat novelku yang lain "Reinkarnasi Goblin"

Arya_Hafiz_Saputracreators' thoughts