Shi Xiong terlihat tengah melawan siluman rubah berekor sembilan. Berbeda dari kebanyakan siluman rubah, yang satu ini mempunyai penampilan yang sangat mengerikan dengan mata merah dan gigi taring yang tajam.
Serangan demi serangan di lancarkan oleh Shi Xiong. Namun tampaknya, tak sedikitpun siluman dihadapannya terluka. kini Shi Xiong mulai merasa ada yang aneh dari monster di hadapannya.
Hal itu karena setiap kali monster itu melayangkan serangan, sasarannya selalu nona Xiao Ning. Kini Shi Xiong menebak, ini ada kaitannya dengan kekaisaran Yu Guo. Shi Xiong menduga, terdapat beberapa orang yang tak menginginkan kehadiran nona Xiao Ning sampai mengirimkan siluman kuat untuk membunuhnya di perjalanan.
Karena keselamatan nona Xiao Ning sangat penting bagi Shi Xiong, ia tak membiarkan siluman tersebut menyerang Nona Xiao Ning. Karena sasaran monster itu adalah nona Xiao Ning, Shi Xiong tak ada pilihan selain melawannya sambil membawa nona Xiao Ning di belakang nya. Serangan demi serangan di luncurkan oleh Shi Xiong namun tak berguna.
Seketika Shi Xiong terpental jauh ketika monster itu menyerang dengan bola api yang keluar dari mulutnya. Karena nona Xiao Ning dibelakangnya, Shi Xiong membalik posisinya sehingga tubuhnya lah yang terhantam pepohonan besar. Tidak sampai di sana, sebuah bola api kembali menyerang nona Xiao Ning.
Serangannya terjadi begitu cepat sampai Shi Xiong tak mampu lagi melindungi nona Xiao Ning. Saat Shi Xiong merasa tak berdaya, bola api tersebut berhenti sekitar tiga senti dari kepala nona Xiao Ning. Hal itu membuatnya sangat ketakutan dan juga membuat wajahnya menghitam karena panas.
Belum sempat Shi Xiong mencerna keadaan, Guru Ling kemudian berkata, "Berani kau menyerang murid-ku! Meski aku mati, juga takkan melepaskan dirimu!"
"Senior Ling?" Ucap si monster yang seketika berubah menjadi seorang wanita cantik nan rupawan.
Shi Xiong di buat terkejut ketika melihat bentuk manusia dari siluman yang ia lawan. Membayangkan siluman jelek yang dilawannya ternyata adalah gadis cantik, membuat Shi Xiong geleng kepala.
Gadis itu kemudian menghampiri Guru Ling yang sekarat kemudian ingin membantunya berdiri. Guru Ling kemudian menolak untuk di bantu dan menginginkan gadis itu pergi dari hadapannya.
Kini Shi Xiong menyadari, mungkin mereka berdua mempunyai kisah cinta yang bertepuk sebelah tangan. Hal itu sangat jelas terlihat ketika Guru Ling memalingkan wajahnya dari sang gadis. Sadar bahwa dirinya bukanlah tandingan keduanya. Shi Xiong memilih untuk diam.
"Nona, bagaimana kondisi mu? Apakah kamu baik-baik saja? Dimana yang lainnya?" Tanya Shi Xiong serius.
"Yah, saya cukup baik-baik saja. Akan tetapi, aku juga tidak tahu bagaimana kondisi mereka. Saat itu, mereka semua berjuang melawan monster naga bersayap merah. Sedangkan aku di suruh untuk lari. Semua ini adalah karena ku. Kupikir aku akan mati di pertengahan jalan saat terperosok masuk kedalam jurang."
"Tapi mengingat perjuangan mereka, saya berinisiatif untuk melanjutkan perjalanan sampai aku mendengar suara keras seperti ada yang menghantam tebing curam di sebelah barat sana. Suara keras itu membuat beberapa monster datang menghampiri saya. Tanpa keahlian beladiri, saya mengira akan mati saat itu. Akan tetapi, monster rubah berekor sembilan tiba-tiba datang dan membuat monster yang lainnya lari kocar-kacir."
"Ku kira monster rubah itu datang menyelamatkan saya, akan tetapi. Ia malah menyerang saya secara brutal. Terakhir kamu datang dan menolongku. Aku sedikit terkejut saat kamu menggendong saya sambil bertarung tadi." Ucap Nona Xiao Ning yang seketika membuatnya sedikit malu sehingga wajahnya memerah seperti tomat.
"Hm... Maaf telah lancang. Tapi bukankah kamu tahu alasannya?" Tanya Shi Xiong tersipu malu.
Nona Xiao Ning memalingkan wajahnya dan tak menjawab pertanyaan Shi Xiong. Meski tak mendapat jawaban, akan tetapi dengan diamnya nona Xiao Ning, Shi Xiong telah mendapatkan jawabannya.
Sementara itu, Guru Ling masih terus memalingkan wajahnya dari gadis yang terus-menerus mempedulikannya.
"Senior Ling, sebegitu bencinya kah
kamu kepadaku?" Ucap sang gadis.
"Ying Xue, pergilah dari sini. Aku tak ingin melihatmu lebih lama." Balas Guru Ling.
"Senior Ling tidak, saya tidak akan pergi sebelum mendengar penjelasan mu. Sebegitu bencinya kah kamu? Apakah salah jika aku peduli pada senior Ling?" Seru Ying Xue lembut.
"Pergi!" Jawab Guru Ling singkat.
"Senior Ling, sekali saja. Tatap mataku dan usir aku! Aku berjanji akan pergi jika kau melakukannya." Seru Ying Xue sedih.
Guru Ling lalu memandang wajah Ying Xue sejenak. Saat melihat wajahnya, Guru Ling seakan ingin menangis akan tetapi di tahannya. Guru Ling juga mengepalkan tangannya karena terasa sangat menginginkan memeluk Ying Xue. Namun Guru Ling menahan segala perasaannya. Saat pandangan keduanya bertemu, kini mereka berdua diam sejenak layaknya patung.
Guru Ling kemudian mengingat saat dirinya masih belajar di akademi Bei Feng. Saat itu, Guru Ling adalah sampah yang sama sekali tak mempunyai kemampuan khusus. Sebenarnya bukan tidak mempunyai, hanya saja waktu itu Guru Ling belum tahu potensi dirinya. Di saat semua orang menindas, menghina, dan membullynya habis-habisan. Hanya Ying Xue yang memperlakukan dirinya dengan baik. Sejak saat itu, Guru Ling dan Ying Xue menjadi sahabat.
Ingatan Guru Ling kemudian beralih ke pada saat ia tengah duduk di atas pohon bersama Ying Xue.
"Senior Ling, maukah kamu berteman denganku, selamanya?" Tanya Ying Xue.
"Aish, sudah kubilang berapa kali. Jangan memanggil saya dengan sebutan senior! Aku bahkan tak bisa di bandingkan dengan mu." Ucap Guru Ling kecil.
"Tidak, karena kau datang ke perguruan Bei Feng lebih dulu, maka sudah seharusnya saya memanggilmu senior." Jawab Ying Xue denga. tersenyum.
Guru Ling kemudian tersenyum bahagia. Kini ia berkata, "Aku berjanji! Aku akan menjadi teman mu selamanya, dan akan menjadi lebih kuat mulai dari sekarang!" Ucap Guru Ling kecil berjanji.
Seketika beberapa orang kemudian datang menghampiri keduanya. Tampak seseorang yang membawa pedang besar dengan ekor naga di belakangnya berkata dengan lantang, "Cih sampah seperti ini juga ingin menjadi teman Ying Xue? Biar kuberi tahu, Ying Xue adalah wanitaku. Aku takkan membiarkan mu."
"Gu Bei, sejak kapan aku menjadi wanitamu? Bahkan jika harus matipun, aku tak bakal sudi menjadi wanitamu!" Seru Ying Xue tak terima.
Sebuah serangan pedang membuat dahan pohon yang dipijak oleh Guru Ling dan Ying Xue kini patah. Alhasil, keduanya terjatuh ke bawah.
Ying Xue kemudian berdiri di depan Guru Ling untuk melindunginya. Saat itu, Guru Ling memandang Ying Xue dengan pandangan yang sangat berbeda.
Sambil melihat keberanian Ying Xue, ia kemudian bergumam, "Ying Xue, jika aku menyatakan perasaan ku, akankah kita tetap bersama?"
Kembali ke kondisi awal, Ying Xue mengatakan, "Kenapa? apakah kamu tak bisa mengusirku? Sebegitu bencinya kah kamu denganku?"
Mendengar seruan Ying Xue, Guru Ling langsung tersadar dan memalingkan wajahnya. Ia kemudian berkata, "Pergilah! Aku tak ingin kau dalam bahaya. Jika mereka tahu kau disini bersamaku, entah apa yang akan terjadi." Seru Guru Ling.
Ying Xue seketika diam seribu bahasa. Ia lalu berubah ke dalam bentuk siluman rubah dan langsung bergegas ke arah kekaisaran Yu Guo.
Sementara itu, Shi Xiong dibuat penasaran akan apa yang terjadi diantara keduanya. Namun melihat kondisi hati Guru Ling, Shi Xiong memutuskan untuk diam.