Setelah makan bersama, Shi Xiong kemudian mengikuti kepala keluarga Xiao menuju sebuah ruangan. Shi Xiong melihat ruangan itu kosong tanpa barang sedikit pun. Meski hanya ruangan kosong, namun dinding yang terbuat dari batu meteorit langka membuatnya sangat berharga.
Ditengah ruangan kosong itu, Shi Xiong kemudian menemukan sesepuh sedang menunggu kehadirannya.
"Tak kusangka ada juga orang yang berani menerima misi ini. Anak muda, apakah kau sudah tahu dengan jelas tentang misi pengawalan mu?" Tanya sesepuh yang terlihat lemah menggunakan tongkat untuk membantunya berdiri.
"Yah aku yakin akan menyelesaikan misi ini meski nyawa taruhannya."
"Sebelum dirimu, ada puluhan orang yang mencoba menerima misi ini namun saat diuji apakah pantas melindungi nona mereka malah pulang dan tak ingin melanjutkan. Saranku, sebaiknya kau pulang saja. Misi ini bukan untuk orang lemah seperti mu."
"Keputusan ku sudah bulat, aku akan berusaha sampai tak bisa lagi berusaha untuk menyelesaikan misi ini!"
"Menarik! Aku ingin tahu seberapa besar tekadmu anak muda. Tanpa basa-basi lagi, aku akan memulai ujiannya!" Ucap sesepuh. Meski suaranya kecil, namun terdengar jelas di telingan Shi Xiong.
Bersamaan dengan itu, Shi Xiong tiba-tiba merasakan aura yang sangat kuat. Kepala Shi Xiong sangat pusing. Sakit kepala Shi Xiong kemudian hilang, namun ia telah berada ditempat lain.
"Bukankah aku berada di kediaman keluarga Xiao yah? Tunggu! bukankah ini adalah kediaman keluarga Shi?" Ucap Shi Xiong melihat sekitar.
Shi Xiong kemudian melihat sebuah tempat yang tidak asing lagi baginya. Itu adalah kediaman keluarga Shi sebelum dibumi hanguskan oleh prajurit KOPAD.
Shi Xiong kemudian melihat ia dan adiknya bermain bersama dan bahkan membantu warga sekitar. Melihat kenangannya bersama Shi Ling saudaranya membuat Shi Xiong lupa. Shi Xiong mengalirkan air mata. Ia benar-benar merindukan adiknya.
Hal itu juga membuat Shi Xiong kembali mengingat ayah dan ibunya. Sesaat, Shi Xiong terlena dan kembali membenci kaisar Ying Fei. Shi Xiong kemudian. Bukan hanya itu, Shi Xiong bahkan bersumpah akan membalas kematian keluarga nya.
Shi Xiong kemudian melihat adegan saat ia bersama dengan adiknya duduk diatas atap kediaman keluarga Shi.
"Kak, aku punya satu permintaan yang keterlaluan!" Ucap Shi Ling yang sudah sangat terluka. Tubuh Shi Ling dipenuhi dengan bekas luka begitu juga dengan Shi Xiong. Shi Xiong dan Shi Ling berdiri dengan posisi saling bersandar satu sama lain untuk membantu mereka berdiri. Shi Xiong dan Shi Ling mengarahkan pedangnya pada para prajurit KOPAD yang mengepung mereka berdua.
"Saudaraku, sekalipun kau meminta nyawaku juga takkan mengecewakan mu!" Balas Shi Xiong yang terus menghalau serangan demi serangan yang dilancarkan tim KOPAD.
Mendengar jawaban kakaknya, Shi Ling tersenyum lebar. "Kak, tak perduli dalam keadaan apa-pun, kakak harus tetap menjadi orang yang aku kenal. Jangan pernah takut untuk membantu sesama. Permintaan ku adalah... Tak peduli dalam kondisi apapun. Jadilah pahlawan untuk semua orang. Berjuanglah demi kebaikan!"
"Shi Xiong termenung mendengar permintaan adiknya yang akhirnya berujung dengan tusukan dilengan kirinya yang seketika membuatnya tak mampu memegang senjata.
Alhasil, Shi Xiong yang seorang kidal berusaha untuk menggunakan tangan kanannya untuk memegang senjata. Alhasil, Shi Xiong hanya bisa menyerang secara membabi buta. Melihat hal itu, Shi Ling hanya tersenyum.
"Kak, berjanjilah padaku! Kakak akan membantu siapa pun yang membu" Ucap Shi Ling dalam posisi bersandar dengan kakaknya Shi Xiong, dan secara bersamaan menghalau serangan para prajurit.
"Ingatlah Shi Xiong, tak peduli dalam keadaan apa-pun kau harus tetap menolong orang saat kau dibutuhkan. Berjanjilah kepadaku, kau akan akhiri penderitaan semua orang." Ucap Shi Ling putus asa dan telah menyerahkan hidup matinya pada pertarungan.
"Baiklah dik, kelak aku akan menjadi pahlawan!" Jawab Shi Xiong tak ingin mengecewakan adiknya.
Shi Ling kemudian memaksakan dirinya dan segera mengeluarkan semua kekuatan yang dimilikinya. Perubahan Tenga Shi Ling yang tak terduga membuat formasi petarung prajurit KOPAD kacau dan membuat sebuah celah.
"Sekarang!! Pergilah Shi Xiong jangan pernah kembali sebelum kau menjadi lebih kuat!" Seru Shi Ling menunjuk arah yang memungkinkan bagi Shi Xiong untuk lari. Dengan berat hati, Shi Xiong terpaksa meninggalkan adiknya bertarung melawan prajurit KOPAD.
Karena keahlian beladiri Shi Ling yang sangat tinggi, prajurit KOPAD memutuskan untuk membunuh Shi Ling terlebih dahulu sebelum membunuh Shi Xiong. Satu pedang, dua pedang, dan tiga pedang menembus tubuh Shi Ling yang membuatnya menghembuskan nafas terakhirnya.
Melihat saudaranya Shi Ling ditusuk tiga kali, Shi Xiong menggila dan berusaha menolong adiknya namun semua itu hanya ilusi tak lebih dari sebuah kenangan saja. Alhasil, setiap kali Shi Xiong mencoba menghajar para prajurit KOPAD, semua itu hanya sia-sia sebab takkan bisa mengubah masa lalu. Menyadari yang dilakukannya sia-sia, Shi Xiong jatuh dalam posisi berlutut tepat didepan adiknya.
"Maaf, aku telah melupakan janjiku. Kelak aku akan berusaha lebih keras lagi untuk membantu orang disekitarku. Akan aku buat semua orang bahagia. Shi Ling, aku takkan pernah melupakan mu selamanya." Ucap Shi Xiong. Shi Xiong tak lagi mampu membendung air matanya ia pun menangis tersedu-sedu dihadapannya mayat adiknya.
Sementara itu, sesepuh melihat kejadian itu dari wadah air berbentuk lingkaran. "Menarik, pemuda ini ternyata ada mengalami nasib buruk seperti ini."
Sementara itu, Shi Xiong yang terus menangis melihat saudaranya terbaring lemas, membuatnya sangat terpukul. Saat Shi Xiong menangisi saudaranya, Shi Xiong dibuat terkejut saat Shi Ling bergumam, "Saudaraku, kuharap kau tak membenci kaisar Ying Fei. Berhati-hatilah dengan seseorang dari negri sains." Gumam Shi Ling sebelum menghembuskan nafas terakhirnya.
Pernyataan itu membuat Shi Xiong diam seribu bahasa. Shi Xiong tak menyangka bahwa saudaranya Shi Ling tak pernah membenci kaisar Ying Fei. Shi Xiong semakin dan semakin dibuat penasaran dengan sosok kaisar Ying Fei ini.
Perhatian Shi Ling teralihkan saat ia melihat ibunya yang baru pulang dari bepergian. Ibunya yang melihat Shi Ling dan semua anggota keluarga Shi dibumi hanguskan merasa tidak terima. Ibunya kemudian melihat jasad suaminya. Kemarahan Ibunya memuncak membuatnya mengambil senjata dari prajurit yang telah mati. Ibu Shi Xiong kemudian menyerang secara membabi buta.
Meski kemarahannya meluap-luap, namun fakta bahwa ia tak bisa menggunakan senjata membuatnya mati dengan sangat mudah.
Shi Xiong yang melihat hal itu membuat dirinya sangat marah. Mengingat prajurit KOPAD adalah prajurit kekaisaran Tang, membuatnya dendam dengan kaisar Ying Fei. Akan tetapi, mengingat saudaranya Shi Ling mengatakan untuk tidak dendam dengan kaisar Ying Fei membuat Shi Xiong berada dalam dilema besar.