KATA PENGANTAR.
Puji dan Syukur selalu kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena limpahan rahmat dan karunia-Nya kami mampu menyelesaikan novel dengan judul "I'm A Duchess! And He's My Son!". Novel ini berkisah tentang 'Sila', gadis yang bereinkarnasi menjadi 'Duchess' yang memiliki sifat tak percaya diri, menyedihkan, dan selalu di rundung oleh para pelayan. Namun suatu hari, dia berubah. Tiba-tiba dengan kemampuannya, Sila memutar balikkan keadaan, membalas semua perlakuan tanpa belas kasihan hingga menjadi pahlawan bagi kebahagiaan anaknya, Noel.
Di dalam menulis novel ini, kami sadar bahwa kami tidak akan bisa menyelesaikannya tanpa ada bantuan dari berbagai pihak. Mereka telah menyumbangkan energi dan pikirannya di dalam penyusunan novel sehingga memiliki alur seperti sekarang ini.
Sebagai manusia kami sadar bahwa novel yang kami buat masih belum pantas jika disebut sebagai sebuah karya yang sempurna. Kami sadar tulisan kami masih banyak memiliki kesalahan, baik dari tata bahasa maupun teknik penulisan itu sendiri. Maka kami meminta adanya masukan yang membangun agar kami semakin termotivasi untuk menjadi lebih baik dan lebih memperbaiki kualitas novel kami selanjutnya.
Kota Serang, 26 Mei 2022
Dhilaa.Fa
01. I'm A Duchess! And He's My Son!
Seorang wanita tengah menatap pantulan dirinya di cermin dengan wajah yang pucat seolah tak percaya, beberapa kali wanita itu terus menyentuh wajahnya untuk memastikan sesuatu. Tapi apa yang ia pastikan?
"TIDAK MUNGKIN!" Teriaknya tak percaya.
Ia kembali mencuci wajah dengan air yang di bawakan para pelayan barusan padanya, lalu dirinya kembali berkaca dan memastikan sesuatu lagi dan lagi.
"Tidak mungkin, ini bukan wajahku! Sudah berapa kali ku cuci dan ku gosok pun ini benar-benar bukan wajahku!"-batin Wanita itu.
"Tempat apa ini? Mengapa aku bisa ada di sini?!" Gumamnya.
Ia kembali mendudukkan dirinya ke kasur dan mengingat-ingat apa yang terjadi.
Flashback On.
Sila POV (On).
Aku adalah seorang berbakat yang memenangkan sabuk hitam taekwondo, usia ku bahkan baru mencapai 20 tahun, dan aku adalah mahasiswa jurusan Seni.
Aku adalah anak yatim piatu atau anak yang tidak memiliki orang tua., Sebenarnya aku tidak ingat dan tidak tahu siapa orang tua ku, karna yang aku ingat hanya aku di usia 8 tahun. Aku tidak mengingat apa pun lagi di usia ku yang ke 8 tahun ke bawah. Mangkinkah aku hilang ingatan?
Dengan kerja keras akhirnya aku bisa bersekolah dan berkuliah., Bahkan aku bisa memenangkan sabuk hitam taekwondo.
Suatu hari saat aku pulang kuliah, seorang anak menjatuhkan buku bergambar miliknya, aku sudah memanggil anak itu berkali-kali, tapi anak itu sama sekali tidak mendengar ku. Apa dia tuli?
"Hey Dik?! Hey? Buku mu jatuh! Hey?" Teriakku.
Benar-benar anak yang ceroboh, apa dia buru-buru?
Akhirnya aku pun mengambil buku bergambar itu dan memeriksa bagian sampulnya. Buku yang cukup tebal namun terlihat usang. Aku membalikkan buku itu dan menemukan sebuah kata-kata di sana.
'Jangan membacanya!'
Karna tulisan itu, justru aku semakin ingin membacanya. Dengan raut wajah mengerikan di wajah ku, aku mulai membukanya. Namun keadaan seolah tidak memihak padaku, hujan lebat tiba-tiba menghampiri ku. Langsung saja aku berlari untuk pulang ke tempatku.
Saat sampai di sana, aku memutuskan untuk mandi dan membersihkan diri, setelah itu aku mulai mengeringkan rambut ku. Namun tiba-tiba saja tatapan ku jatuh pada buku yang tadi ku bawa.
Aku mulai berjalan mendekati buku itu dan duduk tepat di meja belajar ku. Aku mulai membuka bukunya dan membacanya.
Buku bergambar itu di penuhi dengan gambar seorang wanita cantik dengan rambut perak, untuk ukuran anak kecil sepertinya, gambarnya ini benar-benar bagus.
Aku terus membaca ceritanya tanpa lelah. Sulit di percaya, anak itu menulis cerita ini? Benar-benar cerita yang menguras emosi. Aku harus mengacungkan jempol ku padanya.
Di sana menceritakan tentang seorang wanita bernama Sila, namanya sama dengan ku. Wanita itu adalah Duchess Nixton. Dia adalah wanita yang menyedihkan, sifat kurang percaya diri dan susah bergaul serta tidak suka merawat diri. Wanita itu di benci oleh suaminya sendiri, dan akhirnya suaminya menikahi istri kedua.
"Wahh, benar-benar menguras emosi, apa Wanita ini bodoh? Padahal dia cantik, mengapa dia tidak percaya diri? Apa karna dia tidak merawat dirinya?"
Aku melanjutkan bacaan itu hingga selesai, harus ku akui, buku ini sukses membuat ku hilang kendali karna emosi. Entah sudah berapa bolpoin yang ku patahkan hanya karna ceritanya.
Bagaimana tidak? Di balik sifatnya, wanita itu ternyata memiliki anak laki-laki, dan dia sama sekali tidak memedulikan anaknya sendiri karna terlalu memikirkan dirinya yang menjadi jelek tak terawat.
"Ck., Memang penampilan itu yang terpenting. Sudah tahu begini, mengapa kau tidak coba berdandan bodoh?! Wanita menyebalkan! Sudahlah! Aku malas membacanya lagi! Jika terus membacanya maka aku akan menjadi miskin karna kekurangan bolpoin!" Geram ku.
Karna terus merasa emosi, aku pun memilih untuk tertidur dan melupakan emosi ku sejenak.
"Haahh., Selamat malam dunia tipu-tipu..." -batin ku.
Sila POV(Off).
Flashback Off.
"Tidak! Apa yang pelayan tadi katakan? Katanya aku Duchess Sila? Tunggu., Di pikir-pikir kelakuan mereka padaku sangat buruk. Benarkah aku adalah Duchess?" Gumam Sila.
Sila terus berpikir keras mengenai keadaannya saat ini.
"Tapi, rambut Perak dan mata ini.., mengapa mengingatkan aku akan sesuatu?"
Tok Tok Tok.
Sebuah ketukan berhasil mengalihkan perhatian Sila, ia pun segera menengok ke arah pintu dengan raut wajah kesalnya.
"Ck, siapa lagi itu? Tidak bisa lihat aku bersantai sebentar ya?" -batin Sila.
Krieett....
"Duchess., Duke dan nyonya Sona akan pergi ke pesta dansa kerajaan. Jadi anda tidak perlu menunggu." Ucap pelayan yang tiba-tiba masuk tanpa di beri izin.
"Lihat, padahal aku belum mengizinkannya masuk. Benar-benar minta di beri pelajaran ya?" -batin Sila kesal.
"Hey kau? Kemari." Ucap Sila dengan raut wajah datarnya.
Pelayan itu tersentak dan langsung menatap Sila terang-terangan seolah menantang.
"Wahh., Lihat tatapannya. Kau pikir aku akan diam saja saat kau memperlakukan aku seperti ini huh?" -batin Sila.
Dengan geram, Sila mulai bangkit dari duduknya dan berjalan ke arah pelayan itu, tentu saja pelayan itu masih menatapnya dengan tatapan yang sama.
Plak!
Saat sampai di sana, langsung saja Sila menampar keras pipi pelayan itu hingga pelayan itu jatuh tersungkur ke lantai dengan wajah yang merah menyala.
"Rasakan sialan, apa kau meremehkan pukulan seorang yang ahli taekwondo seperti ku? Ku jamin, kau tidak akan sembuh dalam tiga hari." -batin Sila Puas.
"Apa aku sudah mengizinkan mu masuk?" Tanya Sila dengan raut wajah dinginnya.
Pelayan itu di buat terkejut dengan tubuh yang bergetar ketika melihat tatapan membunuh yang di lontarkan Sila padanya.
"S-saya..."
Sila berjongkok dan menyentuh dagu pelayan di depannya lalu meremasnya kuat sambil terus menatapnya dingin tanpa ekspresi.
"Ke depannya, aku tidak ingin melihat ke kurang ajaran ini lagi, atau kau benar-benar tamat di tanganku. Mengerti?!" Tanya Sila sambil menghempaskan dagu pelayan di depannya.
Bersambung...