webnovel

SAMA-SAMA MERASA ANEH

"Anak kurang ajar! Berani sekali kamu mengatakan hal itu pada ayahmu sendiri, memangnya kau ini hebat? Tanpa aku, kamu tidak akan ada di dunia ini, tahu!!"

"Kalau aku bisa memilih, aku bahkan tidak mau lahir kedunia, jika hanya memiliki ayah sepertimu!"

Telapak tangan sang ayah terangkat, dan bersiap untuk menampar pipi Gemini. Belum lagi hal itu terealisasikan, sebuah dorongan keras tidak terlihat menghantam pria tersebut hingga tubuhnya terjajar ke belakang, dan menghantam salah satu tiang kios, hingga kios itu bergetar terhantam tubuh besar ayah Gemini.

"Kau! Kau berani mendorong ayahmu sendiri, Mini!!" bentak sang ayah, pada Gemini sambil mengerenyit menahan sakit karena punggungnya terbentur.

Gemini yang tidak menyangka itu akan terjadi buru-buru menghampiri sang ayah dan membantu pria itu untuk berdiri.

Tapi, kekhawatiran Gemini justeru diabaikan oleh sang ayah. Pria itu beralasan, bahwa Gemini hanya berpura-pura sudah khawatir dengan dirinya, padahal itu semua adalah ulahnya sendiri.

"Maaf, Ayah! Aku tidak mendorong Ayah!"

Gemini mencoba untuk menjelaskan, tapi sang ayah tidak peduli dengan penjelasan sang anak.

Baginya, ia bisa merasakan dorongan tadi berasal dari depan, di mana anaknya tepat berdiri di hadapannya. Jika bukan sang anak yang melakukannya, siapa lagi?

Tidak ada orang lain di dalam kios itu. Yang ada hanya mereka berdua, sudah pasti yang melakukannya adalah sang anak sendiri, itu sebabnya pria itu sangat murka.

Ia berusaha bangkit, dan lagi-lagi ingin menampar wajah sang anak kali ini dengan kekuatan penuh.

Jika tamparan itu mengenai pipi Gemini, pasti sudut bibir sang anak akan pecah!

Itu yang diinginkan oleh ayah Gemini, sebagai bentuk rasa kesalnya pada sang anak.

Tapi, baru saja telapak tangannya mengarah ke pipi sang anak, tiba-tiba saja sebuah dorongan kembali menyerangnya dan hal itu membuat tubuhnya terpental ke belakang dan kali ini sampai tersungkur di depan kios milik anak dan istrinya tersebut.

Beberapa pedagang yang ada di kiri kanan kios sayuran milik Gemini dan ibunya segera menghampiri tubuh ayah Gemini yang tersungkur.

Beberapa ada yang ingin membantu pria itu untuk bangkit, tapi niat baik beberapa pedagang itu ditolak mentah-mentah oleh ayah Gemini.

Ia justru memerintahkan mereka untuk menangkap anaknya sendiri, karena ia beranggapan yang mendorong tubuhnya adalah Gemini.

"Tangkap anak itu! Dia yang mendorong ayahnya sendiri hanya karena ia tidak mau membagi uang hasil berjualan dia hari ini! Padahal, apa susahnya menolak baik-baik?"

Gemini yang tadinya ingin keluar jadi mengurungkan niatnya untuk keluar.

Bagaimana jika para pedagang itu melakukan apa yang diperintahkannya?

Bisa-bisa ia diseret ke luar dan diarak seperti seseorang yang sudah melakukan zina.

Ketika beberapa orang sudah terpengaruh dengan apa yang dikatakan oleh ayah Gemini, dan ingin melakukan apa yang diperintahkan pria itu pada mereka, tiba-tiba saja, Ibra yang sejak tadi sudah memperhatikan kejadian yang sebenarnya bergegas menyeruak kerumunan.

"Tunggu, tolong jangan suka main hakim sendiri, sejak tadi bapak ini sudah membuat situasi jadi panas. Aku memperhatikan apa yang ia lakukan pada anak gadisnya sendiri. Masalah siapa yang mendorong, mungkin itu hanyalah bentuk dari pembelaan sang anak karena bapak ini ingin menampar dirinya!"

Dengan lantang, Ibra mengucapkan kalimat itu dengan sangat jelas.

Hingga semua yang ada di situ, saling berbisik dan tentu saja, kata-kata Ibra lebih dipercaya oleh mereka, karena reputasi Ibra di pasar itu sangat baik karena perilaku Ibra yang baik pada semua orang.

"Apapun itu, tidak baik seorang anak melakukan hal kasar pada orang tuanya, apapun alasannya itu tidak boleh, jadi harus diperingatkan!"

Salah satu pedagang di pasar itu menanggapi apa yang diucapkan oleh Ibra.

Ibra menarik napas.

"Iya, benar. Tapi, bapak ini tidak boleh semena-mena juga dengan anak sendiri. Meminta uang dengan kasar, dan tidak boleh melakukan kekerasan."

"Kamu! Buat apa ikut campur dalam masalah orang? Tidak perlu ikut campur kamu! Kamu sendiri saja tidak melihat kejadian sebenarnya, bagaimana mungkin bicara hal semacam itu?"

"Ibra ini pria jujur, Pak! Apa yang ia katakan itu pasti benar. Jadi, mending Bapak tidak di sini dahulu jika masih emosi."

Salah satu pedagang yang merasa sependapat dengan Ibra menambahkan ucapan Ibra.

Ini membuat ayah Gemini menjadi berang.

Pria itu segera beranjak dari tempatnya dengan langkah tertatih menyeruak kerumunan orang di depan kios sayuran Gemini dan ibunya.

Ibra segera membubarkan kerumunan. Setelah itu, ia melangkah ke ambang pintu kios.

Memeriksa keadaan Gemini. Ia melihat gadis itu duduk sambil menutup kedua telinganya.

Seperti tidak mau mendengar apapun yang mungkin akan ia dengar.

Perlahan, Ibra mendekati, dan berjongkok di hadapan Gemini.

"Kau tidak apa-apa?" tanyanya, pada gadis itu hati-hati.

"Aku tidak mendorongnya! Ayah tiba-tiba terdorong sendiri dan aku tidak tahu kenapa itu terjadi!"

Tanpa ditanya, Gemini menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi.

Gadis itu bicara dengan nada suara yang terbata-bata.

Seperti masih tidak percaya apa yang sudah terjadi.

Ayahnya tadi terdorong dengan keras bertepatan saat pria itu ingin menampar wajahnya.

Benar-benar tidak bisa ia percaya. Dirinya tidak menyentuh pria itu sama sekali, tapi kekuatan itu berasal dari dalam tubuhnya yang kemudian menghantam tubuh ayahnya ketika ia tadi berteriak di dalam hati agar sang ayah tidak memukulnya.

"Kau yakin, tidak melakukan apapun pada ayahmu?"

"Kau tidak percaya dengan apa yang aku katakan?"

Gemini balik bertanya dengan nada suaranya yang masih terbata-bata.

"Bukannya tidak percaya, aku juga beberapa saat yang lalu menerima sebuah hal yang tidak pernah aku alami sebelumnya. Ayahku dibunuh ketika ingin menyeberang jalan, lalu dari arah telapak tanganku, keluar sinar kuning, dan sinar itu membuat ayahku hidup kembali. Mungkin kau tidak akan percaya, tapi itulah yang aku alami, bagaimana denganmu tadi? Kau yakin, tidak menggunakan tanganmu untuk mendorong ayahmu?"

"Kau juga mengalami kejadian aneh?"

"Benar, tapi aku berbeda denganmu, aku melihat sendiri sinar kuning keluar dari tangan ini, dan sinar kuning itu membuat aku jadi mampu membuat ayahku hidup kembali."

"Aku juga tidak tahu, ini nyata atau tidak, tapi selain kejadian tadi, saat di rumah sakit juga ibuku bilang seharusnya aku sudah mati, tapi beberapa saat kemudian, aku hidup kembali, setelah ibuku yakin aku benar-benar sudah mati, lalu tubuhku yang biasanya sangat lemah, rambutku yang rontok, sekarang jadi kembali baik lagi seperti saat aku belum sakit. Lalu kejadian tadi, aku juga benar-benar tidak mendorong ayahku, beliau tiba-tiba saja terdorong ke belakang sendiri seolah aku yang mendorongnya, dan itu terjadi ketika ayah ingin menamparku, dan hatiku hanya berteriak, agar ayah tidak melakukan hal itu...."

Note: Tidak mungkin bagi manusia, bagi Tuhan tidak ada yang tidak mungkin.