webnovel

Kazuya x Chinatsu (21+)

Kisah cinta antara Tabe Kazuya dan Nagasawa Chinatsu.

Yayang_ · Urbain
Pas assez d’évaluations
10 Chs

Bab 9.

Kehidupan cerita cinta Chinatsu dimulai dengan acara pernikahan yang terbilang mewah banyak tamu dari para pengusaha besar hadir. Semua berjalan dengan lancar hingga acara pernikahan itu pun selesai. Namun sosok seorang pria bernama Masashiro Tatsuya, terlihat kurang suka dengan kedua pasangan yang sedang berbahagia itu. Tatsuya sudah menikah lebih dulu seminggu sebelumnya.

Dia tidak merasakan kebahagian dalam pernikahan, karena perjodohan antara keluar besar. Kebodohan dan kebimbangan Tatsuya akhirnya berbuah penyesalan, ia menyesal telah memilih untuk kebaikan keluarganya, dan menyetujui pertunangannya dengan Nanajo Nanako yang kini telah menjadi istrinya.

***

Flashback.

Kazuya menunggu cukup lama agar bisa menikah dengan Chinatsu. Karena Handa yang seharusnya menikah lebih dulu selalu sibuk dengan pekerjaannya sebagai novelis, bahkan tidak pernah menjalin hubungan dengan seorang wanita hingga usianya yang ke- 35 tahun.

Kazuya dan Chinatsu sampai membuat rencana untuk mengajak Tabe Handa ke acara perjodohan. Terdengar sangat konyol seorang yang bersifat dewasa, tenang ini harus ikut acara perjodohan. Semua acara perjodohan selalu berakhir dengan kegagalan dengan alasan tidak tertarik dari mulut Handa ketika berbicara tegas. Dia sedikit kesal dengan rencana itu namun saat Chinatsu dan Kazuya sudah menyerah, pasrah dengan semua usaha mereka. Tabe Handa memutuskan untuk menenangkan diri di kampung halaman ibunya, sekaligus fokus untuk menulis cerita baru untuk novel terbarunya yang berjudul 'love of the past.' Cerita cinta tentang dua anak kecil yang berakhir tragis ketika mereka dewasa dengan kematian tokoh utama wanitanya.

***

Disetiap sisi jalan beraspal adalah area persawahan dengan penerangan lampu jalan menjadi sisi indah dari sudut pandang Tabe Handa, yang sekilas menemukan alur cerita yang baru untuk novelnya. Dia berencana untuk mencoba menulis alur cerita yang berakhir bahagia untuk pertama kalinya pikirnya.

Minimarket satu-satunya di desa itu menjadi tujuan Handa, yang sekilas memikirkan tentang pasangan hidup untuknya karena dengan begitu Kazuya baru dapat menikah. Tabe Handa menghela nafas berat ketika memasuki minimarket yang terlihat sepi itu.

"Selamat datang."

Wanita yang terbilang cantik, dengan senyum manis menyambut kehadiran Tabe Handa dengan ramah. Wanita penjaga minimarket itu sedikit terkejut ketika mengingat sesuatu. Wajah yang tidak asing, terkenal dengan karyanya yang berakhir menyedihkan namun banyak kesan romantis dibalik ceritanya dan sangat patut dicontoh walaupun hubungan romantis itu diakhiri perpisahan abadi.

Ramen cup, minuman soda, telur, sosis dan airmineral. Tabe Handa, meletakan belanjaannya dan menunggu wanita itu menghitung jumblah harga barang yang dia beli.

"Maaf, apa saya boleh bertanya sesuatu?"

"Boleh," sahut Tabe Handa.

Suasana seketika menjadi canggung karena Handa, menyahut dengan ciri khasnya. Dia menjawab dengan mudah dan singkat disambut senyum oleh wanita itu yang tahu sikap Handa sangat terkenal dengan ciri khas itu.

Novelis yang bersikap dingin, ada juga yang memanggil dengan nama penulis takdir sedingin es. Nama yang sangat aneh namun Tabe Handa terkenal dengan julukannya.

"Nama saya Kyoko, saya fans berat Anda."

"Kamu kenal aku?"

"Iya, Anda novelis terkenal itu bukan? Tabe Handa."

Tabe Handa tidak menyangka di daerah pedesaan ada yang mengenalnya sebagai penulis novel. Kyoko, nama wanita penjaga minimarket, ia yatim piatu tanpa ada marga keluarga dinamanya. Dia menyambut Handa, dengan ramah setiap Handa datang ke minimarket.

Tabe Handa pernah mendengar cerita dari ibunya tentang taman satu-satu yang ada di desa biasanya banyak anak TK yang menghabiskan waktu di sana sesekali. Saat Handa menuju taman, Kyoko juga berada di sana dengan anak-anak yang sedang bermain di taman itu. Wanita itu bekerja sebagai guru TK sampai jam 10 pagi, dan kembali melanjutkan pekerjaan sebagai penjaga minimarket dari jam 4 sore sampai jam 11 malam.

Tabe Handa mengamati dari kejauhan sesekali menulis cerita di smartphone miliknya. Pikir Handa, Kyoko cocok sebagai tokoh utama di dalam cerita barunya. Wanita yang cantik menurutnya, selain dia ramah dan rajin dalam pekerjaannya. Mata coklatnya dan rambut berwarna coklat panjang sepinggul. Daya tarik tersendiri cukup membuat Handa tersenyum.

Entah ada angin apa?

Tabe Handa sampai menyapa seorang wanita untuk pertama kalinya. Dia biasanya tidak begitu peduli dengan yang namanya wanita. Maksud Handa, hanya untuk mencoba sesuatu yaitu menjadi tokoh utama di dalam karya barunya nanti.

Ber-drama sesuatu yang ingin Tabe Handa coba kali ini untuk menghilangkan rasa bosannya sembari mencari inspirasi yang baru.

***

Minimarket terlihat sepi tanpa ada pengunjung seperti biasa. Jam sudah menunjukkan hampir 11 malam. Tabe Handa hanya membeli sosis dan minuman soda. Kyoko bertanya tentang karya yang terbaru dengan polosnya Tabe Handa menjawab, 'mungkin sebulan lagi selesai.'

Handa memutuskan untuk mengantar kyoko pulang. Kyoko sedikit terkejut dengan ucapan Tabe Handa yang tiba-tiba itu, namun membuat perasaan Kyoko senang. Mereka berdua berjalan bersama, ditemani sinar lampu jalan sebagai penerang keindahan malam area persawahan. Hanya diam yang mereka lakukan tanpa ada bahan pembicaran. Handa sesekali melirik Kyoko yang menatap lurus ke depan. Wanita itu tersenyum entah apa maksud dari senyumnya.

Rumah yang kecil terbilang tradisional. Kyoko meminta agar Handa, mampir dulu sebentar untuk minum teh. Handa mengiyakan dengan mudahnya. Ruangan lumayan sepit bagi Handa. Kyoko menuju dapur setelah mempersilahkan Handa duduk di ruang tamu. Mereka berdua menikmati teh bersama. Kyoko banyak bertanya tentang karya Tabe Handa, yang bisa dibilang sangat romantis dari pikiran Kyoko.

"Tuan Handa, saya tidak sabar menunggu karya Anda yang baru."

"Hmm, jangan bicara terlalu formal denganku biasa aja."

"Eh, baik," balas Kyoko sedikit terkejut.

Tabe Handa menjawab semua pertanyaan Kyoko. Kyoko bertanya dari mana semua inspirasi itu berasal. Handa hanya menjawab semua dari kehidupan sehari-harinya, Kyoko sedikit tidak yakin dengan ucapan yang mudah itu. Sejak saat itu Tabe Handa dan Kyoko mulai dekat, mereka berdua sering menghabiskan waktu bersama, dan Handa banyak menemukan sesuatu yang baru untuk ceritanya dengan alur yang diluar dari penulisan lama ciri khasnya.

***

Sebulan telah berlalu...

Handa dan Kyoko semakin dekat mereka berdua sering menghabiskan waktu di rumah Tabe Handa, hanya mengobrol tentang alur cerita untuk novel. Kyoko dari siang hingga hampir sore sebelum jam kerja di minimarket, ia selalu mampir ke rumah Tabe Handa.

Ting, nung!

Obrolan mereka berdua terhenti ketika suara bel rumah Tabe Handa berbunyi. Ketika membuka pintu sosok yang berdiri tegap dengan tatapan tajam dari adik kesayangannya Tabe Handa.

"Ayo pulang!"

"Pulang?" sahut Handa.

Tanpa basa basi Tabe Kazuya menerobos masuk tanpa peduli dengan kakaknya namun, langkah kakinya terhenti karena sosok wanita yang asing ia lihat saat itu juga. Seketika itu juga Kazuya kesal, marah dengan kakaknya. Kyoko merasa tidak enak hati, ia pikir mungkin Kazuya tidak suka dengan kehadirannya.

"Sial, kenapa kamu tidak bilang!"

"Hmm, bilang apa?"

"Aku sudah kewalahan mencari wanita untukmu, kamu malah tidak bilang sudah punya calon!"

"Calon?" gumam Kyoko ketika di tunjuk oleh Kazuya.

Tabe Handa melirik Kyoko yang kelihatan bingung dengan ucapan Kazuya. Kazuya menjelaskan kepada Kyoko apa maksud dari kata-katanya, walaupun ada rasa kecewa karena ternyata Kyoko bukan calon istri kakaknya.

"I-itu tidak mungkin," kata Kyoko yang sedang bingung dengan permintaan Kazuya agar Kyoko menjadi istri Tabe Handa, sementara Handa malah asik menikmati teh miliknya.

"Nii, kamu setuju saranku ini, kan? Lagian kalian di rumah cuma berdua saja, ini termasuk hal tabu kamu tidak mau kalau dikatakan kumpul kebo bukan?" Kazuya yang biasanya jarang banyak bicara langsung menjadi sosok cerewet seketika itu juga. "Jadi kalian harus menikah secepatnya."

"Hmm, baiklah, apa boleh buat semua sudah terjadi."

"Eeh," respon Kyoko bingung.

Kyoko bingung harus menjawab, 'iya atau tidak.' Dia hanya bisa pasrah ketika Kazuya mendesaknya. Tabe Handa hanya diam dan tersenyum kecil ketika melihat Kyoko yang kebingungan. Pertemuan yang singkat dan mendapatkan takdir yang mengejutkan bagi Kyoko, ia menikah dengan penulis novel favoritnya ditambah lagi bulan depan acara pernikahan dia dan Tabe Handa harus diselegarakan.

Kyoko menghela nafas pasrah, dia belum pernah kencan apalagi berpacaran namun harus langsung menikah ditambah lagi dia bingung karena belum merasakan yang dimaksud dengan cinta seperti dalam novel yang ia sering baca. Kyoko mengikuti saran Kazuya untuk pindah ke kota dan tinggal di kediaman mereka yang megah. Kyoko benar-benar tidak bisa menolak karena saat bertemu dengn Chinatsu, yang antusias karena senang bahwa Tabe Handa akan segera menikah. Kyoko duduk di bangku taman belakang rumah. Tabe Handa mendatanginya dan ikut duduk disebelahnya, Handa tidak henti-hentinya melirik Kyoko yang hanya tertunduk lesu.

"Kamu bisa menolak, kalau tidak suka."

"Tenang saja, aku hanya mencoba menenangkan diri. Aku tidak bisa menolak, apalagi, adikmu sangat senang dari ekspresinya. Chinatsu juga sangat mendukung hubungan kita," ucap Kyoko yang lesu.

Tabe Handa membimbing agar Kyoko bersandar di pundaknya, Kyoko menutup mata dan tersenyum ketika Handa berkata, 'akan menjadi suami yang tidak mengecewakan.'

Chinatsu dan Kazuya, mengintip dari kejauhan usaha mereka berdua membuahkan hasil tanpa ada masalah sedikit pun. Chinatsu sangat senang disambut senyum Kazuya. Kyoko yang tanpa marga dinamanya kini menjadi Tabe Kyoko, setelah resmi menjadi istri Tabe Handa.