webnovel

Dia Adalah Suamiku (Bagian 4)

Éditeur: Wave Literature

Hu Yucheng dengan sangat percaya diri berjalan ke depan kelas, untuk menuliskan jawaban. Guru Wang lalu memperhatikan jawaban yang baru saja ditulis oleh Hu Yucheng. Tidak lama dia pun mengangguk, "Baiklah kembali. Lain kali ketika pelajaran jangan berbicara." katanya.

Hu Yucheng yang tetap dengan kepercayaan dirinya, kemudian dia kembali ke tempat duduknya.

Akhirnya waktu pulang sekolah tiba, ketika Shen Mochen sedang membereskan tasnya dan bersiap berjalan keluar, dia mendengar ada orang yang berteriak memanggil dirinya, "Shen Mochen, di luar ada anak perempuan mencarimu!" kata teman sekelasnya.

Shen Mochen tetap dengan santainya menggendong tas sekolahnya, mendorong kursinya ke belakang, lalu berjalan keluar kelas. Seperti yang sudah dia duga, Taozi sedang di depan kelas karena menunggu dirinya. Kemudian, Taozi menarik tangannya dengan senyum lebar yang menghiasi wajahnya. Saat ini, dia sedang bersiap berjalan ke bawah bersama suaminya, "Sayang, ayo kita pulang!" katanya.

"Bukannya aku sudah bilang padamu, kalau di sekolah jangan panggil aku seperti itu!" ucap Shen Mochen dengan nada serius. Meskipun masih terbilang anak kecil, tapi sifatnya benar-benar seperti orang dewasa.

Kedua mata Taozi melirik kesana kemari, lalu dia melihat ke kanan, ke kiri, ke depan, dan ke belakang, "Tidak ada orang kok, tidak masalah. Lagi pula kamu kan memang suamiku," katanya dengan suara pelan. Namun, permasalahan sebenarnya adalah ini, karena dia cepat sekali menyimpulkan. 

Shen Mochen benar-benar tidak tahu, bagaimana caranya untuk menghilangkan status 'suami' pada dirinya. Karena Taozi akan selalu menggenggam jemarinya dan membuat daftar, siapa saja yang setuju dengannya. Setelah itu, Taozi akan secara paksa menarik lengannya dan bertanya kepada siapapun yang ditemui. Hingga mereka semua setuju bahwa dia adalah suami Taozi. 

Hingga semua tetangga dan orang terdekat mereka hafal akan sifat Taozi ini. Hal itu membuat Shen Mochen sangat stres. Mengapa harus dia yang menjadi suami Taozi, tapi dia pun juga tidak punya kuasa kalau harus menolak.

Dari belakang tiba-tiba terdengar teriakan seseorang memanggil Shen Mochen, "Shen Mochen!"

Mereka berdua yang mendengarnya langsung menoleh secara bersamaan, lalu mereka melihat Hu Yucheng yang tergesa-gesa dengan tas sekolah terhuyung-huyung, karena langkah cepatnya menghampiri mereka, "Aku hari ini pulang bersama kalian, aku mau pergi ke rumah nenekku." katanya. Dengan cepat dia memberi penjelasan ketika melihat tatapan penuh curiga dari Shen Mochen.

"Oh." Jawab Shen Mochen dengan sikapnya yang dingin.

Sebenarnya, arah rumah Hu Yucheng dan rumah mereka berdua tidaklah sama. Hanya saja kebetulan rumah neneknya juga berada di tempat yang sama dengan rumah Shen Mochen dan Taozi.

Hu Yucheng terlihat terus tersenyum ketika berjalan di samping Taozi, "Kamu murid baru, ya?" tanyanya yang mencoba ramah. 

Taozi menoleh ke arah Hu Yucheng, seketika dia menyadari kalau anak laki-laki ini adalah anak yang berkata kalau itu adalah tempat duduknya, "Iya, aku Su Tao. Anak kelas 1C," jawabnya.

"Oh… Aku teman sebangku Shen Mochen, namaku Hu Yucheng." kata Hu Yucheng memperkenalkan diri.

"Oh." jawab Taozi sambil mengangguk, hal itu menandakan kalau dia mengerti. Lalu dia pun kembali menggandeng lengan Shen Mochen, "Sayang, hari ini kita makan apa?" tanyanya.

Shen Mochen menoleh, lalu dia melihat kedua mata Taozi yang berbinar-binar, wajah putih tembamnya yang lucu dengan bibir manyun menghiasi wajahnya. Ditambah kunciran kuda yang mengibas-ngibas mengikuti langkah Taozi, "Apa PR-mu hari ini sudah selesai semua?" tanyanya kemudian.

"Belum." jawab Taozi.

"Ayah berkata kalau belum selesai mengerjakan PR, maka tidak boleh makan." kata Shen Mochen memberitahu.

"Ha?" tanya Taozi dengan kaget, seketika raut wajahnya terlihat bingung.

Hu Yucheng melihat Shen Mochen dengan ekspresi seperti orang patah hati, pandangannya seakan mengisyaratkan sebuah pesan ke Shen Mochen, Bukannya kamu bilang kalau kamu bukan suaminya? batinnya.

Shen Mochen yang menangkap isyarat Hu Yucheng, lalu kembali melihat ke arah Taozi, "Aku tidak mengakuinya." katanya.

"Apa? Mengakui apa?" tanya Taozi sambil menggaruk kepalanya. Dia tidak mengerti, mengapa Shen Mochen tiba-tiba berbicara seperti itu...