webnovel

Kakak Tertua yang Kaya Raya Berkuasa Mutlak

Pendahuluan 1: Penduduk desa, ketika menyebut Zhuang Qingning yang tak punya orang tua, lalu jatuh sakit dan memilih hidup sendiri daripada diasuh oleh keluarga pamannya, mereka mendesah dan menggeleng-gelengkan kepala, berpikir dia sedang merintis jalan menuju kematian. Namun siapa sangka, dia memulai bengkel, membeli toko, membangun rumah, hidup nyaman memelihara anjing dan kucing, dan setiap orang yang mendekatinya berkembang secara finansial? Penduduk desa: Apakah terlambat untuk mendapatkan belas kasihan dari Dewa Kekayaan sekarang? Menunggu jawabanmu, ini cukup mendesak...... ---- Pendahuluan 2: Semua orang di ibu kota mendesah kagum atas keberuntungan Pangeran Qi, yang kecantikannya tiada tara, karena dia mengikuti keinginan ratu almarhum dan menikahi seorang gadis desa biasa, sehingga melepaskan pernikahan ideal. Namun siapa sangka, sang pangeran begitu memperhatikan istrinya, menghabiskan kekayaan untuk membuatnya tersenyum, melanggar perintah hanya untuk melindunginya, benar-benar berperilaku seperti pria yang jatuh cinta...... Semua orang: Permisi, apakah terlambat untuk mulai mendukung pasangan ini sekarang? ---- Kisah ini tentang seorang wanita desa yang tumbuh langkah demi langkah, menghadirkan kehangatan, keceriaan, menghadapi jalan berduri dan keberhasilan yang menyenangkan, di mana para kekasih akhirnya menikah, dan ada pembalasan bagi kebaikan dan kejahatan.

Tea Warm · Général
Pas assez d’évaluations
369 Chs

Bab 144: Menikam Pisau ke Dalam Hati

"Saya juga tidak tahu tentang ini," kata Zhuang Sifu. "Paman Yonghe-lah yang mendesak mencari saya, menyebutkan bahwa ada urusan tertentu yang melibatkan pabrik tahu sehingga dia meminta saya segera ke kota dan membawa Anda pulang. Melihat kepanikan di wajah Paman Yonghe, saya menebak urusannya tidak kecil dan bergegas untuk menjemput Anda."

Ada apa dengan pabrik tahu?

Jika bukan urusan kecil, tentu tidak akan membuat Zhuang Yonghe tergesa-gesa.

Wajah Zhuang Qingning menjadi gelap, dia segera memberitahu Zhang Qiuying dan Nyonya Cao, dan bergegas pulang bersama Zhuang Qingsui didampingi oleh Zhuang Sifu.

Pabrik tahu adalah tulang punggung Zhuang Qingning, dan tempat dimana Zhuang Sifu mendapatkan peraknya. Karena itu, ia tidak berani bertindak lamban. Ia segera mengendarai gerobak sapi menuju desa, dengan cambuk yang berbunyi keras pada sapi-sapi tersebut.

Ketika mereka sampai di pintu masuk desa, mereka melihat bahwa Zhuang Yonghe sudah menunggu.

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com