webnovel

rasa apa ini

flash back on

setelah selesai berbelanja, dan membiarkan taksi online untuk mengantar kelanjutannya.ray pun melesat menuju rumahnya, tapi tiba-tiba ponselnya bergetar tanda ada telpon masuk.karena tadi iya mengaktifkan mode dring yang membuatnya berhenti di pinggir jalan.

melihat ID pemanggil membuatnya mengerutkan kening.tumben tuh orang itu menelponnya,dengan malas iya menenang tombol ikon.

"halo"terdengar suara seorang siswi di seberang telpon.

"ada pada?"tanya ray dengan dingin.

"ih,jutek amat lo. pantas jomblo"ucap perempuan di seberang telpon dengan jengkel.

dibanding meladengi orang yang di seberang telpon,ray memilih diam.

"ray lo temui alia sekarang juga,ya.alia lagi ada masalah sama papanya,tadi papanya telpon gue...."ucap perempuan itu to the point.

"nggak"ucapnya tidak peduli,sedangkan orang yang ada di seberang telpon mendengus kesal.pemuda tampan yang iya telpon sangat-sangat menyebalkan.

"please.... ray kali ini aja! lo enggak tau alia saat kesal,bisa-bisa satu gedung sekolah hancur karenanya"ucapnya deramastis,sedangkan yang di telpon hanya memutar matanya malas."lebay lo"

"haisss.... lo kok kaya gini ray? kok lo berubah sih? ray yang gue kenal engga pernah gini"ucap perempuan di seberang telpon.

"serah"ucap ray bermaksud ingin memutuskan kontak telponnya.tapi dengan cepat,perempuan tersebut cepat-cepat berbicara.karena iya sangat tau akan temanya tersebut.

"please....Gue mohon ray.... masa lo tega sih pada teman sendiri... kalau bukan karena gue harus ke rumah sakit untuk ngatarin nyokap gue,sudah dari tadi gue nyusul alia...Gue engga mau terjadi apa-apa pada sahabat baik gue.bagaimana kalau dia depresi terus bunu diri??? gue enggak mau hiks... hiks..."ucap orang di sebenar telepon dengan isakan tangisan.

sedangkan ray yang mendengar itu menarik nafas pasrah.kalau yang menelponnya bukanlah teman lamanya,mungki dia tidak akan peduli.tapi ini,ah lupakan."ok, fujisawa sana yang terhormat,sekarang gue harus cari di mana???"

bener,orang yang menelponnya adalah sana.sana yang mendengarnya hanya tersenyum lebar,usahanya untuk membujuk patung es jadi-jadian ini akhirnya berhasil.

"sekarang alia sedang badmood karena mas....."ucapnya terpotong karena dengan cepat ray memotongnya"intinya aja"

mendengar suara pemuda dingin itu membuat sana kesal aja, tapi iya memakluminya saja"haiss kalau bicara jangan di potong dong...iya-iya sekarang alia kemungkinan besar ada di ruang olahraga.karena biasanya kalau lagi bedmoot iya akan melampiaskannya dengan bermain basket"

setelah mendengar itu,tampah buan-buan waktu lagi,ray memutuskan panggilan tidak tahan mendengar ocehan teman lamanya.kemudian menyalahkan kembali motornya menuju sekolah.

slip time

setelah berbicara dengan satpam.akhirnya ray di isinkan masuk ke halaman sekolah yang sudah kosong.ah,kenapa dengan mudanya iya menuruti permintaan sana tadi,batinnya.

setelah memarkirkan motornya,ray pun menelusuri lorong kelas yang sudah sepih.karena memang sudah hampir dua jam setelah bell bunyi.

sesampainya di sana,dia di sambut dengan pandangan seorang gadis yang sedang berbaring di atas matras dengan nafas yang beraturan.hai,apa dia sedang tidur,batinnya.

ray menggeleng-geleng'kan kepalanya melihat alia teman sebangkunya.ray mulai mendekat menatap gadis cantik yang sedang berbaring dengan rambut acak-acakan.satu kata yang menggambarkannya saat ini.

kacau....

karena tidak mau membuang-buang waktunya,ray menatap dalam alia.

"menyedihkan!"

flash back on

"kenapa lo ada di sini???"

"pulang"bukannya menjawab,ray malah memerintah alia.

"enggak mau! emanya siapa lo yang memerintah gue"bentak alia sembari melipat tangannya di dada.siapa yang enggak kesal coba,maksudnya baik malah jawabannya ketus.walaupun iya juga kasar sih dengan ucapannya.

"terserah,lo di kunci di sini gue nggak peduli!" ucapnya sembari meninggalkan gadis yang masih setia duduk di pinggir matras.mendengar itu membuat alia kesal, tapi bener juga yang di katakan ray.dengan cepat iya berdiri dari duduknya dan mengambil ranselnya yang tergeletak tidak jauh darinya."eh,lo gila tinggalin gadis secantik gue!!!"

"dasar manja"

"diam lo"

mendengar itu,ray hanya memakluminya.tadi,sana sudah menjelaskannya bahwa alia saat ini sedang bedmoot karena papanya."harusnya lo bersyukur masih bisa bertemu papa lo,walaupun dengan jangka waktu lama.tapi setidaknya lo masih bisa bertemu papa lo,ya setidaknya lo masih bisa liat di saat lo merindukannya"

mendengar ucapan ray membuat alia terdiam.iya menatap punggung pemuda yang membelakanginya.

"lo tau? masih banyak orang di luar sana yang gak seberuntun lo.lo masih mempunyai orangtua yang utuh,tapi lo tidak mensyukurinya,sedangkan mereka di luar sana tidak bisa melihat orang tua mereka.tapi mereka masing tetap tegar bersyukur karena apa,karena mereka tau bahwa ini adalah ujian darinya, dan tuhan tidak akan memberikan ujian yang melampaui kemampuan mereka"ucap ray panjang lebar.sedangkan alia,jangan DI tanya matanya sudah berkaca-kaca.apa yang di katakan ray memang benar,bahwa iya lebih beruntung daripada anak-anak di luar sana.

"dan gue yakin! lo di berikan ujian kayak gini aja lo udah kayak gini,apalagi kalau lo di berikan ujian di luar dugaan. lo udah pasti akan mengakhiri hidup lo"benar,benar yang di katakan ray yang sukses membuat ari mata alia mengalir dengan sendirinya.jangan lupa isakannya

bener...

ya...bener apa yang di katakan ray...

ray berbalik,menatap alia yang sudah menunduk.dan ray meyakini,bahwa wanita itu sudah terisak.entah kenapa,ray mengangkat tangan kanannya mengusap lembut puncak kepala gadis tesebut.

"lo masih beruntung daripada gue"

mendengar itu,alia memberanikan dirinya mendongak menatap pemuda yang entah kapan sudah ada di depannya,yang sudah menurunkan kembali langanya dari puncak kepala alia.

"m-maksud lo,papa lo udah enggak ada???" tanya alia sembari menatap ray.

ray tidak menjawab pertanyaan alia,dia tetap setia membisu tampah mengucapkan apa-apa.ini adalah pertama kalinya iya menatap wajah alia dengan jarak yang dekat,satu kata yang ternian di pikirannya 'cantik'.

alia yang bingung pun,juga pelik menatap mata hitam pekat pemuda tersebut.dia mencoba membaca raut wajah itu, tapi tidak bisa,pria di depannya ini terlalu tentang.aneh,baru kali ini alia melihat ray menatapnya seperti ini.

entah kenapa,melihat wajah ray yang agak dekat dengannya membuat wajahnya memerah dan jantungnya berdebar kencang.perasaan apa ini,batinnya.

sedangkan ray yang mulai sadar,memilih berbalik meninggalkan alia.di dalam hati dia merutupi dirinya sendiri.karena sudah melakukan hal yang sangat bodoh.

"eh-ray tunggu...."teriak alia,tapi ray tidak peduli.iya tetap berjalan menuju perkiraan motor dengan alia yang mengikutinya dari belakang.

setelah sampai,ray mengerutkan keningnya melihat alia yang menatapnya.

"terima kasih"ucapnya sembari tersenyum.

"hm"katanya membuat muka,untuk tidak melihat senyuman alia.

mendengar itu membuat alia kesal,kenapa pemuda itu kembali kaku dan dingin lagi sih"ck,dinginnya balik lagi"

"apa lagi"tanya ray sadar bahwa alia tidak beranjak dari tempatnya.

"ya,pulang lah..."

"sama?"

"bareng lo lah"

"enggak,pulang sendiri"jawab ray sembari maik ke atas motornya.

"pleaseeee..... rayyy.... gue tadi pagi bareng sana,gue enggak bawah mobil hari ini...please anter gue pulang...ya!"rengek alia dengan muka memohon.

ray terdiam...kemudian akhirnya menganggu"hm"

"yes.... these ray"ucap alia senan.

"cepet naik"suruh ray.

"iya....iya sabar"ucap alia kemudian naik ke atas motor ray."ok... gue udah siap"

ray hanya menggu, lalu melakukan motornya keluar sekolah. motor ray memasuki jalan raya,bergabung dengan kendaraan-kendaraan lainnya untuk memenuhi jalanan.tidak ada yang berusaha bersuara,mereka hanya diam sibuk dengan pikiran masing-masing.

"ray,gerimis?"

"tunggu,bentara lagi sampai"

"kalau makin deras?"

"terobos"

"lo,mau gue sakit?"

"terus?,lo mau nunggu?"tanya ray balik.

"mending kita nungguin hujan berhenti,dibanding terus...bahaya"

ketika hujan mulai deras,ray pun memberhentikan di sebuah halte bus.

angin berhembus kencang,membuat alia yang sudah basah karena hujan menggigil karena dingin,refleksi memeluk dirinya sendiri karena kedinginan.ray yang menyadari itu membuka jaket kulitnya lalu memberikannya pada alia.

"pakai"ucap ray menyindir jaketnya pada alia.

"trus lo,gimana?"tanya alia sembari menatap ray.

"enggak usah mikirin gue,cepat pakai"ucapnya dingin.

alia menerimanya,kemudian memakai jake ray yang kebesaran di tubuhnya.ray tersenyum tipis,sangat tipis nyaris tidak terlihat melihat alia yang sangat lucu saat memakai jaket kebesaran miliknya.

"dingin"gumam alia.

mendengar itu membuat ray nafas berat,kemudian berjalan menghadap alia.ray memasangkan tudung jaket itu ke kepala alia,lalu menaikkan zip yang memang sengaja di buka alia.

sedangkan alia,jangan di tanya... wajahnya sudah seperti kepiting rebus.entah kenapa,jantungnya berdebar dua kali lipat menyadari perhatian seorang ray pratama di banding siapapun.

setelah selesai, ray kembali ke tempatnya semula...

karena merasa canggung,akhirnya alia membuka percakapan"lo suka hujan gak?"

"sedangkan gue si,tergantung"mendengar itu membuat ray menatap alia mengerikan keningnya.tanda pengantin karena 'maksudnya'.

seolah mengerti,aliapun mulai menjawabnya"gue benci,kalau dia datang di waktu yang gak tepat,apalagi kalau ikut merasakan apa yang gue rasakan"

"sedih maksudnya?"tebak ray.

"bisa jadi, tapi kadang,dengan datangnya iya bisa mengiklankan beban pikiranku untuk sementara"

"hm"

"yah,iya tapi kenapa yah,kebanyakan orang suka sama hujan, tapi mereka tetap pakai payung ketika berjalan di bawahnya tetesan air tersebut"

mendengar itu,entah kenapa ray merasa harus menjawabnya"sesukah apapun orang pada sesuatu,pasti ada hal lain yang gak dia suka,mereka suka hujan, tapi mereka tidak suka basah"

"kalau mereka bisa jalan di tengah teriknya matahari,seharusnya mereka bisa melakukannya di bawah juga kan"ucap alia kembali.

"hujan itu ibarat masalah"jawab ray,membuat alia menatap penuhnya"dan payung adalah pelarian,seharusnya mereka menghadapinya lansung,bukannya lari dari masalahnya"

"lo benar ray"senyum alia mendengar kata-kata bijak ray.dan sekaligus tidak percaya,bahwa ray meucakam lebih dari lima kata dalam waktu hanya 20 menit.

setelah gerimis mulai berhenti,ray dan alia pun kembali bergabung dengan kendaraan-kendaraan lain, tapi tidak ada yang mulai pembicaraan karena mereka masing-masing merasa canggung.hingga mereka sampai di depan rumah alia.

alia turun dari motor ray."these ray"

"hm"guman ray"ok,besok saja kita cari katanya"setelah mengatakan itu,ray tersenyum untuk pertama kalinya di depan alia.yang sukses membuat alia terpaku percampuran syok.

"Gue pamit"ucap ray kemudian mengendarai motornya menuju.

entah kenapa,alia refleksi memegang kepalanya yang tadi sempat di acak ray dan beberapa pikiran manis yang bermunculan.kenapa jantungnya berdetak tak karuan saat bertemu ray??? padahal saat bersama kay,dia tidak pernah merasakan rasa yang seperti ini.

rasa apa ini....?