"Monas! Monas lho, ini! Monas! Duh Gusti, akhirnya aku bisa melihat monas, lho!" teriak Paklik Junet. Sembari berlarian kesana-kesini seperti anak kecil.
Aku nyaris tertawa, melihat tingkah lucu dari Paklik Junet. Sementara Romo, Biung, dan Manis sudah terbahak-bahak karena ulah lucunya.
"Ini! Harus difoto ini! Mana kodaknya (kamera) aku mbok ya difoto, biar bisa kupamerkan kepada kawan-kawanku yang ada di kampung, terutama aku ingin memamerkanya di depan Simbah!" teriaknya lagi.
Sementara Rianti, hanya berdiri di belakang, menyendiri. Sambil memeluk dirinya sendiri. Dia lebih pendiam dari biasanya, dan aku benar-benar penasaran dengan apa gerangan yang telah terjadi kepada adik perempuanku.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com