webnovel

BAB 47

"Romo... Romo...," kulihat pintu kamarku terbuka, setelah diketuk dengan pelan oleh Ningrum. Dia masuk ke kamarku sambil membawa bantal. Dengan ekspresi takutnya itu.

Ada apa? Tumben benar dia datang ke kamarku. Sambil membawa bantal?

"Ada apa, Ndhuk? Sini...," kubilang. Kuletakkan bukuku, kemudian kugeser dudukku agar Ningrum duduk di sebelahku. "Kenapa? Ndhak bisa tidur?" kutanya. Ningrum tampak mengangguk.

"Mimpi, tiap aku memejamkan mata aku bermimpi bertemu dengan Kakang, Bapak, dan Emak, Romo. Jadi, aku ndhak bisa tidur...," jawabnya. "Boleh aku tidur di sini, sama Romo?" tanyanya lagi, dengan mata bundar yang jernih itu. Tatapan polos seperti tanpa dosa.

Kutelan ludahku mendapat pertanyaan itu. Duh Gusti, biar bagaimanapun, dia adalah anak gadis yang beranjak remaja.

Kugaruk alisku yang mendadak gatal. Kemudian, kuambil bantal yang sedari tadi dia bawa. Kemudian, kutaruh di samping bantalku.

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com