"Aku sama sekali tidak ingin membela siapa-siapa, hanya saja, bagaimanapun juga dia adalah putrimu, kan? Jadi, sebelum marah pikirkanlah baik-baik semuanya. Jangan sampai dia berpikir kalau kamu tidak menyayanginya hanya masalah seperti ini kamu murka dengan begitu dahsyatnya," jelas Setya, setelah membawaku pergi, dan kami bicara berdua.
Aku terdiam sejenak, kemudian melihat Ningrum dan Setya yang ada di luar. Keduanya masih bersimpuh di lantai, membuat hatiku benar-benar ndhak karuan. Aku ndhak tahu bagaimana aku bisa mengatasi hal ini, bagaimana aku harus menyelesaikan hal ini. dadaku selalu terbakar panas, tatkala mengingat kejadian di sekolah tadi.
Aku merasa keduanya telah melampaui batas, aku merasa keduanya telah melanggar apa yang sudah kutetapkan. Aku merasa keduanya benar-benar masih terlalu dini untuk mengenal arti dari sebuah ciuman.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com