"Bagaimana para saksi?" tanya penghulu.
"SAH."
"Alhamdulillah."
Ucapan syukur menggema di seluruh ruangan. Kini Risa dan Aldi sudah resmi menjadi pasangan suami istri.
Tak terasa air mata tiba-tiba menetes. Risa segera mengambil tisu dan mengelap matanya. Tak terasa kini ia sudah resmi menjadi seorang istri. Hal yang tidak pernah disangka sebelumnya jika ia akan menikah dalam waktu cepat.
Satu bulan bukanlah waktu yang lama, Risa merasakan waktu yang berlalu begitu cepat. Bahkan ia tidak pernah merasakan waktu yang berputar secepat ini sebelumnya. Kini cincin emas sudah melingkar di jari manisnya.
Acara selanjutnya yaitu resepsi pernikahan. Risa dan Aldi segera meninggalkan meja akad nikah untuk berganti pakaian. Risa tak menyangka jika pernikahan ini akan benar-benar terjadi. Semua terasa seperti mimpi. Namun ia sadar jika ini bukanlah mimpi, ini adalah kehidupan nyata yang harus dijalaninya.
Walau sedikit berat, namun Risa selalu mencoba menerima dengan ikhlas dan berharap semua ini adalah pilihan yang tepat. Ia selalu berusaha untuk tersenyum dan bahagia, walaupun hatinya sangatlah sakit. Ia tidak ingin semua orang mengetahui kesedihannya, biarlah dirinya yang merasakan semua ini.
"Cantik sekali anak ibu," ucap Kirana.
"Makasih bu," jawab Risa.
"Selamat ya nak, ibu selalu berdoa untuk kebahagiaan kalian," ucap Kirana.
"Iya makasih ya Bu," ucap Risa.
"Iya nak."
Kini Risa dan Aldi telah selesai berganti pakaian. Mereka akan memasuki gedung untuk memulai acara resepsi. Semua tamu sudah menunggu disana.
"Ayo,'' ucap Aldi.
"Iya," jawab Risa.
Mereka berjalan beriringan sampai seorang wanita membisikkan Risa untuk menggandeng tangan suaminya.
"Aldi," panggil Risa.
"Iya?" Aldi menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah Risa.
Tanpa berpikir panjang Risa segera menggandeng tangan Aldi. Walaupun terasa canggung, namun hal inilah yang harus dilakukannya seperti layaknya pasangan suami istri lainnya.
Risa tampak cantik mengenakan gaun, begitupun dengan Aldi yang tampak gagah menggunakan jas. Sungguh pasangan yang sangat melengkapi. Semua tatapan tamu mengarah kepada mereka.
"Cantik banget."
"Ganteng banget."
"Benar-benar pasangan yang serasi."
Kini Risa dan Aldi sudah duduk di pelaminan. Acara demi acara akan dilakukan. Semua tamu sudah banyak yang datang dan menyaksikan acara bahagia mereka.
Tamu demi tamu mulai berdatangan menghadiri acara bahagia Risa dan Aldi. Tampak senyuman kebahagian terukir di wajah kedua pihak keluarga besar. Semua tampak bahagia, tak terkecuali Aldi dan Risa. Mereka terlihat begitu bahagia, walaupun sebenarnya tidak dengan Risa. Ia hanya menutupi kesedihannya di hadapan semua orang.
***
Acara akad nikah dan resepsi telah selesai. Saat ini sudah menunjukkan pukul 4 sore. Kedua pihak keluarga berangsur pulang ke rumah masing-masing. Sedangkan Aldi dan Risa menuju kamar hotel yang sudah dipesan oleh pihak keluarga.
"Kita kemana?" tanya Risa kepada Aldi.
"Ke kamar hotel," jawab Aldi.
"Hah, bukannya pulang ke rumah?" tanya Risa.
"Nggak, orang tua kita sudah memesan kamar hotel ini," jawab Aldi.
"Ahh ayo pulang saja," ucap Risa.
"Jangan begitu, orang tua kita sudah mempersiapkan ini semua, kita tinggal ikuti saja," ucap Aldi.
"Ya sudah kalau begitu," jawab Risa.
Dengan berat hati akhirnya Risa menyetujuinya. Ia tak menyangka jika kedua orang tuanya dan Aldi sudah menyiapkan semuanya dengan begitu sempurna.
Tak lama kemudian mereka sudah sampai di sebuah kamar. Aldi segera membuka kunci kamar dan masuk kedalam. Begitupun dengan Risa yang mengikuti langkah suaminya itu.
"Risa, kamu mau mandi duluan?" tanya Aldi.
"Iya boleh," jawab Risa.
"Ya sudah kamu duluan aja ya," ucap Aldi.
"Iya," jawab Risa.
Risa pun segera bersiap-siap untuk mandi, namun langkahnya seketika terhenti ketika ia tersadar jika tidak membawa pakaian.
"Aku nggak bawa baju," ucap Risa.
"Itu baju ada di koper," jawab Aldi.
"Hah."
Berapa terkejutnya Risa melihat sebuah koper berwarna biru yang tak lain adalah koper miliknya. Ia pun segera mendekati koper tersebut dan membukanya.
Di dalam koper tersebut sudah tersusun rapi beberapa baju dan alat makeup miliknya. Risa benar-benar terkejut melihat semua yang sudah direncanakan dengan sangat rapi. Ia mencari pakaian yang akan digunakannya malam ini. Akhirnya pilihannya jatuh kepada sebuah piyama berwarna merah muda. Piyama dengan lengan dan celana panjang adalah pilihannya.
Biasanya di rumah Risa jarang menggunakan piyama panjang. Ia lebih memilih menggunakan piyama lengan pendek dan celana pendek. Namun saat ini ia tidak mungkin menggunakan piyama itu. Beruntungnya ibunya memasukkan piyama ini di kopernya.
"Risa," panggil Aldi.
"Iya kenapa?" tanya Risa.
"Ini ada mbak Ani," ucap Aldi.
Mbak Ani adalah MUA yang dipercaya oleh Risa untuk acara pernikahannya ini. Saat ini mbak Ani akan membantu Risa menghapus makeup dan melepas pakaian dan aksesoris yang melekat di tubuhnya.
"Untung mbak Ani datang," ucap Risa. Mbak Ani tersenyum mendengar ucapan Risa.
"Nah sudah selesai," ucap mbak Ani.
"Makasih ya mbak," ucap Risa.
"Iya sama-sama, mbak pulang ya," ucap mbak Ani.
"Iya mbak hati-hati di jalan ya," ucap Risa.
"Iya makasih.'' Mbak Ani pun melangkahkan kakinya keluar dari kamar Risa dan Aldi.
Setelah makeup benar-benar terhapus, Risa pun segera menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Acara pernikahan ini berlangsung cukup lama dan juga sangat melelahkan.
Risa melepaskan satu persatu pakaian yang melekat pada tubuhnya, menghidupkan shower dan mulai membasahi dirinya. Mengambil sabun dan mengusapkan keseluruh tubuh. Aroma dari sabun itu memenuhi seluruh kamar mandi. Begitupun dengan rambutnya yang sudah dipenuhi dengan shampoo. Ia pun membilas seluruh tubuhnya dengan air. Menikmati sedikit demi sedikit air yang membasahi tubuhnya.
Kini seluruh rangkaian mandi sudah dilakukan. Risa mengambil handuk dan melilitkan pada tubuhnya. Handuk itu sudah menutup setengah badannya. Ia mulai berjalan keluar kamar mandi. Namun langkahnya seketika terhenti ketika teringat sebuah kenyataan jika saat ini ia tidak berada di kamarnya, dan di luar sudah ada suaminya.
Risa lupa membawa piyama yang sudah disiapkannya tadi. Sementara ia sangat malu untuk keluar dalam keadaan hangat menggunakan handuk seperti ini.
"Bagaimana ini," ucap Risa.
Risa menarik nafas panjang dan berusaha mencari sebuah solusi atas permasalahan yang sedang dialaminya ini. Seharusnya ia tidak perlu khawatir untuk keluar dalam keadaan seperti ini mengingat jika mereka sudah sah menjadi pasangan suami istri yang sah.
"Aku tahu." Risa menemukan sebuah ide cemerlang.
Dengan sangat gugup Risa membuka sedikit pintu kamar mandinya.
"Aldi," panggil Risa.
"Kenapa?" tanya Aldi.
"Tolong ambilkan piyama di dekat koper," ucap Risa.
Aldi beranjak dari tempat duduknya dan langsung menuju koper untuk mengambil piyama istrinya. Setelah itu menyerahkan piyama itu kepada Risa.
"Ini," ucap Aldi.
"Makasih."