"Lo berubah ya...," ujarnya lirih.
Huh?
Tawa lepas milikku seketika terhenti, aku menelan ludahku gugup. "Berubah gimana?" tanyaku lirih.
"Jadi makin dewasa. Sekarang udah ngerti dandan, padahal dulu 'kan lo masih bocah ingusan," ledeknya tertawa pelan.
"Enak aja, lo dulu juga masih bocah!" Tentu saja aku protes. Tidak terima di bilang masih bocah. Yaa, walaupun kenyataannya apa yang dia bilang itu benar. Jaman SMA dulu, aku masih polos belum mengenal fashion dan sebagainya. Hahahaha...
"Lo juga makin cantik ...," lirihnya kemudian, sukses membuat pipiku merona merah.
Dia barusan bilang apa?
Aku makin cantik.
Makin?
Jadi dari dulu, aku udah cantik dong.
Huah ...
"Bisa aja lo...," kilahku menepuk lengannya pelan. Itu karena aku gugup dan juga salah tingkah. Nadaku sih sok cuek, tapi jantungku debarannya makin gila. Beneran.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com