"Kalo gak sebelah mata." Hening menutup matanya dengan menaikkan sedikit bibir bagian kirinya.
Kalo gak mikir cewe, udah Dipta lempar dari atas balkon ini. Hening sama sekali gak bisa di ajak serius, kecuali pas ciuman. Ingat ciuman, otak Dipta jadi muncul radar, lirikkanya sama sekali gak buat Hening curiga.
"Lo tau gak apa yang biasanya di lakuin cewe kalo pacarnya lagi sedih?"
"Memangnya kau lagi sedih? Sedih kenapa? Jangan bilang karena orangtua kau, kalo iya gak percaya aku. Kau gak mudah sedih apalagi karena orangtua yang kau anggap asing." Langsung kena ulti sama Hening.
"Loh, kan bisa aja sedihnya karena yang lain." Kesal Dipta. Pokoknya harus sedih, dan Hening wajib menialinya sedih. Gak Dipta gak Hening, sama sintingnya.
"Karena apa?" Hening gak bangkit dari tempat duduknya tapi menatap intens Dipta yang keliatan bingung mau bilang sedih karena apa.
"Karena apa aja, kek."
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com