"Dua hari yang lalu, Jeon Family baru saja melantik anak sulung dari pasangan Jeon Songhwa dan Jeon Gaeul yang sudah meninggal setahun lalu. Tapi kemudian ketika diperjalanan pulang mobil milik tuan Jeon tergelincir dan jatuh ke tebing. Setelah itu ia tak ditemukan dan dinyatakan menghilang. Dan kini seluruh Jeon Family datang ke istana presiden untuk menentukan siapakah yang akan menjadi Lead mereka. Saksikan seterusnya!."
Areum menonton dengan datar lalu kembali mengerjakan tugasnya, tapi telinganya terpasang headset. Acara rapat itu memang privasi tapi publik wajib tau bagaimana hasilnya mengetahui seberapa kuat pengaruh Jeon Family di Korea
"Hey ngomong-ngomong, si reporter tadi bilang 'anak sulung' kan?. Artinya Jeon Jungkook punya adik dong?."
Semua yang dikelas diam dan baru menyadari itu. Tiba-tiba pintu terbuka menampilkan seorang gadis cantik
"Areum, bisa bicara sebentar?." Areum mengangguk lalu mereka berdua pergi ke taman yang ternyata ada gadis lainnya
"Hai Areum, aku kaget kamu gak hadir di acara keluarga." Ujar Yeji seraya menyalakan rokok Areum
Areum menghisap rokoknya terlebih dahulu
"Aku mau mengawasi dulu. Sudah ada mata-mata ku disana." Mereka bertiga mengangguk
Karina, Yeji, dan Jisu adalah teman masa kecil Areum dan satu-satunya yang tau tentang keluarganya. Secara mereka juga punya kemampuan yang sama. Jisu yang pandai hacker dan mengetahui dunia komputer. Yeji yang merupakan seorang atlet menembak. Karina adalah agen bayaran yang memberantas para lelaki bejat. Sementara Areum adalah pemimpin mereka yang bisa membaca situasi
Sebenarnya masih ada yang lainnya, hanya saja mereka tidak satu sekolah. Mereka dipanggil dengan 00Line
"Jadi rencanamu apa?." Tanya Karina
"Sekolah menengah khusus laki-laki, SMA Cheongsam. Bisa tolong kau cari tau untukku Jisu?."
"Okey~."
Areum kembali menonton rekaman dari kamera tersembunyi Taehyun sambil menghisap rokoknya
~•~
"Ayah kenapa kakak berlatih menembak?. Bukannya itu berbahaya?."
"Haha ya memang. Tapi kalau tak bisa menggunakannya, maka kita akan kalah."
"Kalah?. Apa maksudnya?."
"Kamu akan tau saat besar nanti. Nah sekarang ayo ikut berlatih bersama kakakmu."
"Oke!."
Areum menutup laptopnya dan menghela nafas
"Kemana kau kak?." Gumamnya seraya menatap keluar jendela. Tiba-tiba handphonenya berbunyi
[Unknown]
'Kau ingin bertemu kakakmu?
Pergi ke lokasi yang kuberikan, ingat hanya kau seorang'
'Location📌'
Areum cepat-cepat mengirimkan nomor itu ke Jisu untuk dianalisa, walau sudah tengah malam sekalipun dia tau ketiga temannya itu tak akan tidur
Areum bangkit lalu meraba rak bukunya. Dia mengambil sebuah buku yang ketika dibuka terdapat sebuah tombol
Cklek
Dinding di sebelah tv terbuka, disana ada banyak peralatan senjata. Walau Areum sama sekali tak terlalu mengikuti pekerjaan keluarganya, bukan berarti dia ceroboh
Areum mengisi satu pistol berisi 6 peluru lalu keluar dari rumah dengan motor sport abunya menuju lokasi
"Dekat tong sampah?. Gak cool banget." Areum menelpon nomor tersebut
Tapi tiba-tiba…
DORR
Areum melompat menghindar dan menatap aneh orang yang menembak tadi dengan Mask Dog
"Merasa familiar?."
"Bang Jimin, berhenti membuatku takut." Ucap Areum lelah. Lelaki bernama Park Jimin itu tertawa lalu melepas topengnya, dia mendekat lalu memeluk Areum
Park Jimin. Dia adalah salah satu sahabat kakaknya yang juga merupakan anak dari keluarga terpercaya ayahnya. Tapi kemudian mereka berpisah sejak meninggalnya orangtuanya
"Apa pekerjaan mu?." Tanya Areum seraya melirik handphonenya. Jisu membenarkan kalau nomor itu ialah milik Jimin
"Pengedar narkoba. Kau taulah anak muda jaman sekarang. Rokok?." Areum menggeleng
"Kau bilang kau tau kakakku dimana?."
"Eh kau percaya?. Hahaha, Jin hyung mengirimku untuk membantumu. Dia tau seberapa susahnya hidupmu." Ujar Jimin
"Bang Jin?. Dia di Korea?. Bukannya dia di penjara Amerika karena menembak mentri disana?." Tebak Areum
"Itu semua benar. Tapi kau tau kan alasannya disebut-sebut sebagai pembunuh bayaran paling sukses?."
Areum mengangguk
"Ngomong-ngomong aku langsung berangkat dari Bangladesh dan tak punya tempat tinggal. Aku menginap tempatmu ya." Jimin cengengesan mendapat tatapan malas Areum
Mereka berdua kemudian pulang ke rumah Areum
"Bagaimana hasilnya?. Lead Jeon sudah ditentukan?." Tanya Jimin. Areum menggeleng lalu menjawab dengan bahasa tangan karena sedang menyetir
"Ahh bahkan presiden pun tak yakin Jungkook anak tunggal?." Areum mengangguk lalu memarkirkan motornya
"Wow masih sama seperti dulu ya!. Eh warnanya saja yang berubah, padahal hitam bagus." Komen Jimin
"Hahh, kami dituduh sebagai keluarga penyihir makanya catnya diubah. Jujur aku pun suka yang dulu."
Jimin tertawa lalu masuk setelah dibukakan pintu. Dia melongo melihat rumah itu yang semakin besar saja lalu duduk di sofa
"Ngomong-ngomong kau tinggal sendiri?." Tanya Jimin. Areum datang dengan dua gelas jus
"Kau tau kan kami tak suka menyewa pembantu?."
"Iya sih. Tapi kan kamu sendirian jadinya."
"Hmm, biasanya aku mengajak teman ku datang atau tinggal di apartemen ku." Ucap Areum
"Hee gak takut hantu nih." Areum melirik malas
"Ah iya, ngeliat tatapanmu aja hantu bakal kabur. Ya udah, aku tidur di kamar Jungkook ya. Met malem." Jimin pergi
Areum meminum jusnya seraya menatap sebuah foto besar 7 laki-laki dan seorang gadis kecil di tengahnya
'Kemana kau kak?'
To Be Continue…