webnovel

Bab30. Akhirnya

"Lepaskan."

Diana terus saja berontak dari tahanan Maya, saat ini Diana telah berhasil keluar kamarnya, Diana tidak bisa ditenangkan sama sekali.

Maya sudah tidak tahu harus seperti apa menghadapinya, Maya tidak mungkin biarkan Diana keluar rumah dalam keadaan seperti ini, lagi pula dalam keadaan normal pun Diana tidak pernah keluar rumah, bahkan keluar kamar pun hanya sekedarnya.

"Bu, jangan seperti ini, kasihan diri Ibu sendiri, nanti tenaganya habis."

"Lepaskan, kamu tidak dengar saya."

"Enggak Bu, Ibu gak boleh keluar, Ibu tunggu saja Diandra pasti pulang, Bu."

"Pembohong," jerit Diana.

Maya memejamkan matanya, berisik sekali Diana, sejak tadi Maya sudah merasa jika telinganya itu sangatlah sakit karena teriakan Diana.

Apa Maya harus membiusnya saja agar Diana bisa tenang, tapi bagaimana kalau justru akan terjadi hal lebih buruk lagi jika Maya melakukan itu.

"Diandra, lepaskan, lepaskan saya mau cari anak saya."

"Enggak Bu, aku gak bisa biarkan Ibu keluar, nanti Diandra bisa marah sama aku."

Diana tertawa mendengar kalimat Maya, tawa yang begitu lepas dan terasa tidak ada beban apa pun, Maya ingin Diana tenang tapi entah harus dengan cara apa.

"Lepas," jerit Diana.

Maya menggeleng, merasa sangat marah dengan Maya yang terus saja menghalangi dan menahannya sejak tadi.

Diana dengan sepenuh tenaga dalam amarahnya, mendorong Maya hingga terjengkang dan membentur tembok di sana.

"Aaaw," eluh Maya seraya menyentuh kepalanya.

Diana terdiam, tapi beberapa saat kemudian Diana tertawa dengan bertepuk tangan, Diana mengayunkan kedua tangannya yang kini telah bebas dari tahanan Maya.

"Diandra," ucapnya pelan seraya membuka kunci pintu.

Diana tertawa saat pintu itu berhasil terbuka dengan sempurna.

"Bu, jangan keluar, Bu," teriak Maya.

Diana tak peduli dan berlari meninggalkan rumah itu, Diana tidak bisa menunggu lebih lama lagi kedatangan putrinya itu.

Diana ingin agar segera bisa melihat Diandra, dan sekarang Diana akan mencarinya kemana pun juga.

"Pusing kepala ku," ucap Maya seraya bangkit perlahan.

Maya memejamkan matanya beberapa saat dan berjalan keluar, kemana wanita itu perginya tadi, Maya sudah tidak lagi bisa melihatnya sekarang.

"Ibu," panggil Maya seraya berjalan.

Maya mengedarkan pandangannya ke setiap yang mampu dilihatnya, tapi tidak ada Diana dimana pun juga.

"Ya Tuhan, aku harus mencarinya kemana, Diandra pasti akan sangat marah karena aku tidak bisa menjaganya dengan baik."

Maya terus saja berjalan, berharap bisa menemukan Diana dimana pun itu, Maya akan membawanya kembali pulang, dan menunggu Diandra di rumah.

----

"Diandra, kamu dimana, pulang sekarang mereka semua jahat."

Diana terus berjalan tanpa arah, mulutnya pun tak berhenti memanggil Diandra, tujuannya mencari Diandra memang benar adanya.

"Diandra, pulang."

Diana melihat mereka yang menatap heran padanya, tapi Diana tak memperdulikannya sama sekali, matanya hanya ingin melihat sosok Diandra saja bukan yang lain.

"Diandra."

Jauh di sana, Diandra yang berada di dalam taxi itu melihat Diana yang berjalan, Diandra mengernyit kenapa bisa Diana di sana.

Kemana Maya, kenapa membiarkan Diana pergi seperti itu, Diandra menggeleng entah apa yang harus difikirkannya saat ini.

"Pak, tolong dekati Ibu yang sedang jalan itu, Pak."

"Baik."

Diandra diam, apa benar Maya telah mengabaikan Diana saat ini, mungkin saja Maya tidak sanggup mengurus Diana.

"Pak, cepat, Pak."

"Iya, Bu."

Saat taxi melewati Diana, seketika itu pula taxi berhenti, Diandra segera membayar tagihannya dan keluar.

"Diandra, kamu harus pulang sekarang,"

Dindra menoleh dan segera menghampiri Diana.

"Mamah," panggil Diandra.

Diana menoleh dan terdiam menatap Diandra.

"Mamah, kenapa kesini?"

Tak ada jawaban, Diana hanya diam memperhatikan Diandra dari atas sampai bawah.

"Kenapa, Mah."

Diana tak menjawab dan langsung memeluk Diandra dengan eratnya, mungkin Diana tidak menemukan apa pun karena Diandra terlihat baik-baik saja.

"Mamah, ngapain disini?"

"Pulang, kamu harus pulang."

"Maya, mana?"

Diana tak menjawab, tidak peduli dengan wanita itu, Diana hanya ingin melihat Diandra saja sekarang.

"Kita ke rumah ya."

"Enggak, ikut saja."

Diandra melepaskan pelukan Diana, dan tersenyum padanya.

"Ikut kemana, aku mau ke rumah sekarang, aku mau makan bareng Mamah, Mamah pasti belum makan makan, aku bawa makanan."

Diandra menunjukan apa yang dibawanya pada Diana, wanita itu kembali diam, entah apa yang ada dalam fikirannya saat ini karena Diana hanya terus saja menatap Diandra.

"Mamah kenapa, ayo kita ke rumah, aku juga mau ke rumah sekarang."

Diandra membawa Diana kembali berjalan untuk kembali ke rumah, biarkan saja mau apa pun yang difikirkan Diana sekarang yang jelas Diandra telah ada bersamanya.

"Mereka jahat."

"Suttt, tidak ada yang jahat, Mamah tidak boleh lagi berfikir seperti itu."

Diana tak menjawab, pandangannya beredar seperti sedang mencari seseorang, tapi Diandra tidak bergitu memperdulikannya.

Diana memiliki fikiran sendiri dan Diandra tidak bisa menerka apa lagi membatasi hal itu, jadi biarkan saja asalkan Diana tetap ada bersamanya dan tetap baik-baik saja tanpa gangguan dari mereka semua.

"Diandra," panggil Maya.

Diandra berbalik dan menghentikan langkahnya, Maya terlihat berlari menghampiri keduanya.

"Maya."

"Akhirnya aku menemukan kalian."

"Kamu dari mana?"

"Aku habis cari Ibu, aku fikir aku tidak akan melihat Ibu lagi."

"Kenapa bisa, Mamah, keluar dari rumah?"

"Maaf, aku sudah berusaha menahannya, tapi aku gak kuat, Di."

Diandra tak bisa marah pada Maya sekarang, Diandra lebih tahu seperti apa Diana saat sedang mengamuk, dan wajar saja jika Maya berkata seperti itu karena Maya masih baru untuk bisa menghadapi Diana.

"Diandra, aku minta maaf."

"Tidak apa-apa, yang penting sekarang Mamah baik-baik saja, ayo kita kembali ke rumah."

Maya mengangguk saja mengikuti langkah keduanya, syukurlah Diandra kembali tepat waktu.

Maya tidak tahu apa yang akan terjadi jika sampai Diana tidak cepat ditemukan, semoga saja kejadian ini tidak akan terulang lagi.

Diandra harus selalu pulang ke rumah meski bagaimana pun keadaannya, sebesar apa pun amarah Diandra pada mereka semua, tak lantas harus membuat Diandra mengabaikan Diana di rumah.

Sampai di rumah, Diandra dibuat kaget karena semua sangatlah berantakan, jika biasanya hanya kamar Diana saja yang kerap berantakan, sekarang justru sampai di luar kamar pun ikut berantakan.

"Maaf, Di," ucap Maya.

Diandra menoleh dan menggeleng, biarkan saja lagi pula itu juga salah Diandra karena tidak pulang.

"Tidak apa, nanti aku akan bereskan semuanya, maaf ya May, aku sudah sangat merepotkan kamu."

Maya hanya sedikit tersenyum mendengarnya, biarkan saja tidak masalah lagi pula itu persetujuan Maya sendiri untuk mengurus Diana.

"Ayo Mah, duduk dulu kita makan sama-sama ya."