"Haccih..."
Semua mata menatap ke arahku. Sungguh memalukan, udara dingin di taman ini membuatku sangat kedinginan hingga menusuk ke tulang.
Sungguh sial!
Keheningan yang mendebarkan sejak setelah beberapa menit tadi, harus terpecahkan oleh kekonyolan hidungku ini.
Aku terkejut ketika Rival kini memeluk pelan tubuhku dari belakang ketika aku membelakanginya saat bersin tadi.
"A-apa yang kau lakukan?" tanyaku terbata-bata. Aku ingin berontak melepaskan pelukannya. Namun, tubuhku terkunci dalam dekapannya.
"Disini dingin, biarkan aku memeluk mu seperti ini. Dengan begitu kau tidak akan merasa kedinginan."
"Tapi..."
Ucapanku seolah tak mampu menghentikan Rival agar menjauh dan melepaskan pelukannya padaku. Akan tetapi, dia justru semakin merapatkan pelukan kedua tangannya pada pinggangku.
Detak jantungku kembali berpacu dengan kencang. Tapi kenapa, kenapa harus seperti ini hanya karena pelukan dari seorang lelaki yang jelas bukan kekasihku.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com